Marioriawa, Soppeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad Densu (bicara | kontrib)
k kecil
Ahmad Densu (bicara | kontrib)
k kecil
Baris 23:
Datu terakhir di Mario Riawa adalah Datu Mappejanci sedangkan Pabbicara terakhir di Attang Salo adalah La Pariwusi (Andi Pariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo). Pabbicara terakhir di Manorang Salo adalah Andi Langkaco ( Andi Langkaco Pabbicara Manorang Salo ).Matoa terakhir di Lompoe adalah Andi Wakka Daeng Mawakka. Matoa terakhir dikaca adalah La Ma'gangka putra sullewatang padali terakhir Lacammu. Sullewatang Batu Batu terahir adalah Andi Meru dan Matoa terakhir di Welongnge La Makkarella
 
Keberadaan Pabbicara pada masa dahulu merupakan sebuah institusi Peradilan Perdata dan Pidana yang bertanggungjawab secara langsung kepada Datu Marioriawa. Diberikut Kedatuanwilayah Marioriawa terdapat tigakerja Pabbicara yangdi masing-masingKedatuan mempunyaiMariorawa wilayah sebelum yaitutahun :1905
 
# Pabbicara Attang Salo yang meliputi, Wanua: Penree,Wilayah WanuwaArung Lompo’ePadali,Tampaning dan Wanua Taluma KacaPenre
# Pabbicara Manorang Salo, meliputi WatangTanete dan Sullewatang Batu-Batu, dan Wanua WelongngeLimpomajang/Malimpoe
# PabbicaraPabicara Bulu meliputi  Wanua  Poro/Mario,  dan Wanua Kajuara
 
Sebelum tahun 1905 terdapat 15 Wialayah Kerajaan termasuk anggota Konfaderasi Kerajaan Soppeng, 12 Wialayah Kerajaan kecil termasuk anggota Konfaderasi Soppen dan 34 Tanah-tanah yang dikuasai langsung oleh Soppeng, berukut daftar kerajaannya :
Baris 111:
# Tampaning
# Paddali
 
Wilayah Kerja Pabbicara (Institusi Pengadilan) di Marioriawa sebelum tahun 1905 sebagai berikut
 
# Pabbicara Attang Salo meliputi : Wilayah Arung Padali,Tampaning dan Penre
# Pabbicara Manorang Salo meliputi Tanete dan Sullewatang Batu-Batu, Limpomajang/Malimpoe
# Pabicara Bulu meliputi Poro/Mario Kajuara
 
Pada tahun 1905 Setelah perang makassar usai ditandai dengan ditangkapnya Raja Bone La Pawawoi dan dan dibuang ke Batavia serta Matinroe ri Bondu’na Raja Gowa meninggal dalam pengejaran Belanda, maka mulailah Belanda melakukan campur tangan dalam pemerintahan di semua kerajaan di Sulawesi Selatan termasuk di Kedatuan Soppeng.