Pembicaraan:Agama Hindu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30:
: Agama politeis masih agama. Lihat juga [[Agama di Yunani Kuno]]. Kalau Anda mau pindah "Agama Hindu" ke "Hinduisme", silakan membuat usulan. Jangan mengomel tentang "dicampurkan dengan hal politik", dan jangan memindahkan halaman secara "copy&paste". [[Pengguna:Taylor 49|Taylor 49]] ([[Pembicaraan Pengguna:Taylor 49|bicara]]) 28 Juli 2022 18.55 (UTC)
:Justru apabila ingin bersikap netral, maka singkirkan stereotip bahwa kata "agama" hanya digunakan untuk penganut monoteisme saja. <span class="nowrap">-- '''[[Pembicaraan Pengguna:M. Adiputra|<font face="Tahoma" color="#808000">Adiputra</font>]]'''&nbsp;'''[[Pembicaraan Pengguna:M. Adiputra|<font color="blue"><span class="Unicode">बिचर</span></font>]]''' --</span> 29 Juli 2022 03.06 (UTC)
: Pendapat anda sangat aneh, karena kata "agama" sendiri merupakan serapan dari [[bahasa Sanskerta]]: {{lang|sa|[[:en:wiktionary:आगम|आगम]]}}, berarti "turunan (dari) tradisi", notabene merupakan bahasa keagamaan Hindu. {{ndash}} [[Pengguna:Ivan Humphrey|Ivan Humphrey]] ([[Pembicaraan Pengguna:Ivan Humphrey|bicara]]) 9 Agustus 2022 09.14 (UTC)
 
Diksi dalam bahasa Indonesia itu tidak lengkap, dan mungkin cacat. Satu kosa kata saja bisa muat beberapa kosa kata berbeda dalam bahasa besar, contohnya bahasa Inggris. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dini, ibaratnya, bahasa besar sudah dewasa, bahasa Indonesia masih balita mungkin. Jadi jangan memaksakan satu diksi untuk memuat seluruh maksud dari suatu kata. Untuk itu kenapa digunakan kata, prefiks, surfiks dari bahasa lain, agar memperluas ranah linguistik bahasa Indonesia. Kata "agama Hindu" terlalu memaksakan dari definisi asli Hindu. Kata "agama" sendiri berarti seragam kepercayaan/tradisi/dan budaya yang baku dan utuh, contoh tersebut dapat ditemukan dalam agama-agama Abrahamik. Hindu, Buddha, dan Konfusius/Konghucu kurang tepat jika disebut sebuah agama, karena pemerintahan pada saat itu, memaksakan semua kepercayaan/keyakinan untuk serupa dengan sistem religi di negara maju, khususnya Barat. Kita mengetahui, bahwa di Barat, Kekristenan lah yang mendominasi, dan Kekristenan merupakan ajaran Abrahamik. Kepercayaan-kepercayaan lokal pun dibasmi dan dihilangkan. Semua sistem religi di Indonesia diimpor dari luar negeri, tidak ada kepercayaan asli Indonesia yang benar-benar diakui secara resmi dan formal.
Kembali ke halaman "Agama Hindu".