Soegoro Atmoprasodjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 9:
Menurut Suyatno, pemberontakan akan dilancarkan pada 31 Agustus 1945. Sedangkan Bernarda menyebut Soegoro baru menyampaikan rencana perlawanannya pada 15 dan 16 Agustus 1945. Namun akhirnya pemberontakan dilancarkan pada bulan Desember 1945 yang dipimpin Soegoro dengan mantan Diguli [[Willem Nottan|Nottan]] dan [[Aran Pandjaitan|Aron Pandjaitan]]. Menurut van Eechoed saat itu sedang dilaksanakan perayaan oleh para orang eropa. Rencana pemberontakan itu keburu terendus pemerintah Belanda. Sekira 250 eks Heiho ditahan. JPK van Eechoed menangkap semua orang Jawa di area Hollandia, kecuali beberapa yang ia benar-benar percayakan, seperti Soegoro. Namun Soegoro akhirnya ditangkap bulan February 1946 dan dipenjarakan di Hollandia ([[Jayapura]]). [[Silas Papare]] ditangkap dan diasingkan ke Serui akibat keterlibatannya di pemberontakan ini, akibatnya [[Frans Kaisiepo]] yang dikirim oleh pemerintah Belanda pada [[Konferensi Malino]].
Pada 9 Juli 1946, [[Frans Kaisiepo|Kaisiepo]] bersama [[Corinus Krey]] bertemu dengan Soegoro di penjara Abepura yang difasilitasi Elly Uyo dan Johan Aer, dimana mereka setuju akan penggunaan nama Irian.<ref name="Kemdikbud 1983 p.72-73">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|pages=72–73| access-date=2021-11-03}}</ref> Dari penjara, Soegoro kembali merencanakan dua kali pemberontakan dari dalam penjara yang pertama pada Juli 1946 saat [[Konferensi Malino]] dipimpin oleh Panggoncang Alam asal Minangkabau untuk membebaskan Soegoro yang melibatkan [[Marthen Indey]], [[Corinus Krey]], [[Bastian Tauran]], dan orang-orang Papua dari sekolah Soegoro, sebelas [[Ambon]] yang bekerja sebagai tukang reparasi, tentara KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda), anggota batalion Papua milik van Eechoed, dan 30 pemuda Papua yang berasal dari sekitar [[Danau Sentani]].<ref name="Chauvel 2009 pp. 165-187"/>
Yang kedua pada 31 Desember 1946 - 4 Januari 1947. Direncanakan Soegoro akan menjadi Resident, [[Marthen Indey]] sebagai administrator, dan Salmon Tamaela, seorang Ambon anggota KNIL sebagai pemimpin militer. Rencana itu gagal karena seorang anggota batalion Papua membocorkannya kepada pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda menangkap dan menginterogasi para pemberontak. Seperti [[Marthen Indey]], [[Corinus Krey]], [[Silas Papare]], Petrus Wettebossy. Beberapa pelaku diasingkan dan dibebaskan, namun Soegoro dihukum 14 tahun, semula di Hollandia kemudian dipindahkan ke penjara Tanah Merah, Merauke.<ref name="Chauvel 2009 pp. 165-187"/>
Pada 5 April 1947, Soegoro dan [[Willem Nottan]] asal [[Tual Kei]] yang dihukum sepuluh tahun, serta lima tahanan lainnya, berhasil melarikan diri dari penjara Tanah Merah, [[Merauke]], menuju [[Papua Nugini]], lalu ke [[Australia]].
|