Pada bulan Januari 1906 Tiku mengirim pengintai ke Sidareng dan Sawitto, yang diserbu Belanda, untuk mengamati jalannya pertempuran. Ketika pengintai melaporkan kekuatan luar biasa pasukan Belanda dan kekuatan magis yang digunakan untuk melawan tentara Bugis, dia memerintahkan bentengnya untuk meningkatkan kesiapan dan mulai menimbun beras;{{sfn|Tangdilintin|1976|p=14}}{{sfn|Bigalke|2005|p=52}} bulan itu, Luwu jatuh ke tangan pasukan Belanda, yang kemudian bergerak lebih jauh ke pedalaman. Pada bulan Februari anak buah Tiku, dikirim untuk memperkuat kerajaan selatan, melaporkan bahwa tidak ada lagi kepemimpinan yang koheren dan bahwa kedua kerajaan kalah melawan Eropa. Ini meyakinkan Tiku untuk melatih lebih banyak pasukan dan membentuk dewan militer beranggotakan sembilan orang, dengan dirinya sebagai pemimpinnya.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=16-17}}
Pada Maret 1906, semua kerajaan lainlainnya telah jatuh, meninggalkan Tiku sebagai penguasa Toraja terakhir.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=16-17}} Belanda merebut Rantepao tanpa perlawanan, tanpa menyadari bahwa penyerahan kota telah diaturdirencanakan oleh Tiku. Melalui sebuah surat, Panglima Belanda Kapten Kilian menyuruh Tiku untuk menyerah, sebuah tuntutan yang tidak mau dipenuhi oleh Tiku.{{sfn|Tangdilintin|1976|p=18}} Sadar akan pasukan Tiku yang sudah terkumpul dan banyakbanyaknya benteng, Kilian tidak mencoba melakukan serangan langsung. Sebaliknya, pada April 1906 ia mengirim rombongan ekspedisi ke Tondon. Meskipun pendekatangerakan partaipasukan ini tidak dilawan, setelah malam tiba pasukan Tiku menyerang kamp Belanda di Tondon; ini memaksa pasukan Belanda untuk mundur ke Rantepao dengandan orang-orangdikejar Tikuoleh dalampasukan pengejaranTiku, menderitayang mengakibatkan banyak korban dari pihak Belanda di sepanjang jalanperjalanan.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=19–20}}
Tindakan militerStrategi Tiku didasarkan pada pengalaman yang diperolehnya saat melawan parapanglima bangsawanperang lainnya.{{sfn|Bigalke|2005|p=56}} Belanda dan pasukan [[penduduk asli Indonesia|pribumi]],{{efn|Pasukan pribumi terutama terdiri dari wajib militer [[Ambon]], [[Batak (Indonesia)|Batak]], [[orang Jawa|Jawa]], dan [[Timor]].{{sfn|Bigalke|2005|p=58}}}} di sisi lain, meremehkan pasukan Tiku dan tidak mampu mengatasiberadaptasi dengan cuaca dingin di dataran tinggi.{{sfn|Bigalke|2005|p=58}}