Pong Tiku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 66:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Luitenant-Generaal J.B. van Heutsz TMnr 60039070.jpg|jmpl|lurus|Gubernur-Jenderal [[J. B. van Heutsz]] memerintahkan Gubernur Sulawesi untuk menangkap Tiku karena kehilangan muka akibat gerilya.]]
 
Kekalahan ini membuat Tiku memperkuat anak buahnya. Pasukan Toraja dipersenjatai dengan senapan, tombak, batu besar, pedang, dan ekstrak cabai,{{sfn|Adams|2006|p=143}} disemprotkan ke mata musuh dengan alat yang disebut tirik lada , atau [[sumpitan]], untuk membutakan mereka. Tiku sendiri dipersenjatai dengan senapan, tombak, dan labo Portugis . Dia mengenakan baju pelindung, sepu (penjaga selangkangan), dan [[Songkok/Peci|songkok]] dengan tonjolan berbentuk tanduk kerbau, dan membawa perisai berhiasyang dihias. Dengan tentaranya, Tiku menggali lubang yang diisi dengan tiang bambu tajam di sepanjang rute pasokan Belanda; mereka yang berjalan di atas lubang akan jatuh dan tertusuk.{{sfn|Draeger|1992|p=218}}{{sfn|Friend|2003|p=352}} Namun, ini tidak cukup untuk menghentikan kemajuan Belanda. Pada 17 Oktober 1906, dua benteng lagi,bernama Bamba Puang dan Kotu, jatuh,{{sfn|Tangdilintin|1976|p=30}} setelah beberapa kali serangan Belanda yang gagal Belanda sejak Juni.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=33–36}} Karena kampanye melawan Tiku, yang telah berlangsung lebih lama daripada sebagian besar kampanye pendudukan lainnya, hal ini dianggap melemahkan otoritas Belanda di Sulawesi, [[Daftar Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] [[J. B. van Heutsz]] mengirim Gubernur Sulawesi Swart untuk memimpin serangan secara pribadi.{{sfn|Bigalke|2005|p=58}}
 
Setelah pengepungan yang lama, Andi Guru dan mantan letnan Tiku, Tandi Bunna' – keduanya saat itu sudah bekerja untuk Belanda – mendekati Tiku pada tanggal 26 Oktober dan menawarkan gencatan senjata. Meski awalnya tidak mau, Tiku dilaporkan diyakinkan oleh warga sipil yang mengingatkannya bahwa ibunya – yang telah meninggal dalam pengepungan – perlu dikuburkan.{{sfn|Bigalke|2005|p=60}} Setelah tiga hari berbaurgencatan secara damaisenjata, pada malam 30 Oktober pasukan Belanda mengambil alih benteng, mengambil alih semua senjata, dan merebutmenangkap Tiku. Dia dan tentaranya terpaksadipaksa pergi ke Tondon.{{sfn|Tangdilintin|1976|pp=47–50}}
 
== Perlawanan kedua dan kematian ==