Masjid Sultan Suriansyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Tiang_Tengah_Masjid_Sultan_Suriansyah.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Yann; alasan: per c:COM:SPEEDY.
Baris 59:
[[Berkas:Masjid Sultan Suriansyah tahun 1980.jpg|jmpl|Masjid Sultan Suriansyah tahun 1980 yang menggunakan kubah aluminium. Ini adalah bentuk pemugaran Masjid Sultan Suriansyah yang dipelopori oleh Kodam X Lambung Mangkurat pada tahun 1976.]]
[[Berkas:Renovasi Masjid Sultan Suriansyah tahun 1999.jpg|jmpl|Renovasi total Masjid Sultan Suriansyah tahun 1999 yang dipelopori oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.]]
[[Berkas:Tiang Tengah Masjid Sultan Suriansyah.jpg|jmpl|Tiang tengah (Sokoguru) dari kayu halayung lapuk dimakan usia diganti dengan kayu Ulin.]]
Tiang guru tersebut berbentuk penampang segi delapan dengan lebar sekitar 30 cm. Tiang ini mengalami kerusakan terutama dibagian bawah atau kakinya. Tetapi oleh masyarakat setempat rupanya diselamatkan dengan membungkus bagian yang rusak itu dengan beton bertulang. Tiang utama lainnya juga terbuat dari kayu ulin dengan penampang persegi empat. Lebarnya bervariasi antara 8 cm x 8 cm sampai 15 cm x 15 cm, juga dalam kondisi rusak parah. Untuk selasarnya, tiang yang digunakan adalah tiang beton bertulang yang kondisinya relatif masih baik. Begitu juga dengan lantai bangunan induknya yang terbuat dari papan ulin yang sebagian besar sudah lapuk pula. Sedangkan untuk bagian selasar dan teras lantainya terbuat dari ubin. Dinding bangunan sebagian besar menggunakan dinding bata, pada bagian mihrabnya yang relatif masih baru digunakan dinding papan ulin yang dilapisi semen dan keramik. Sedangkan dinding bagian atas bangunan menggunakan papan ulin saja. Pintu-pintu yang ada berupa kaca yang sebagian besar sudah rusak. Pintu yang masih asli tersisa sepasang  dengan kondisi relatif masih baik. Daun pintunya juga dihiasi dengan ukiran kaligrafi Bahasa Arab Melayu yang menyatakan makna ''“Sesudah Hijrah Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam th. 1141 Hijriah, wakaf zaman Sultan Tamdjidillah, Kerajaan Dalam Negeri Banjar”''. Sementara mimbar yang ada dan terbuat dari kayu jati, pada gerbang mimbarnya terdapat tulisan kaligrafi dengan tulisan kalimat tauhid ''“la ilaha ilallah Muhamadurasulullah”'' dan tulisan “''Subhanallah walhamdulillah, Subhanallah al Adzim”''. Selain itu ada juga tulisan Arab Melayu pada bagian kanan bawahnya dengan makna ''“hari Selasa 27 rajab 1296 Hijriah"'' dan dari kiri bawah dengan makna tulisan ''"Diukir oleh H. Muhammad Ali Al-Banjary”''. Itulah bagian-bagian yang ada sebelum pelaksanaan pemugaran masjid bersejarah ini yang dimulai sejak tanggal 3 September 1999, kala itu Gubernur Kalimantan Selatan dipimpin oleh [[Gusti Hasan Aman|Drs. H. Gusti Hasan Aman.]]