Prasasti Hujung Langit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Temple memperbaiki
Baris 21:
Fakta artefak prasasti hujung langit Kepaksian Sakala Brak "Kerajaan Adat Paksi Pak Sakala Brak" pra [[Islam]] adalah [[Kerajaan]] [[Islam]] yang [[eksistensi]] nya kokoh berdiri di tanah [[Lampung]] seiring dengan datangnya Islam oleh para Mujahid dari Samudra [[Pasai]] yang telah melakukan mustatin syi'ar Islam di [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar]] [[Kerajaan Jambu Lipo]], [[Kerajaan Siguntur]]. Penabalan 4 khalifah zuriah Sultan Ratu Ngegalang Paksi bertahta di atas puncak [[gunung pesagi]] pada tanggal 29 Rajjab 688 Hujarat Rasulullah SAW dengan simbol bendera peperangan AL-LIWA ditancapkan di Hakha Kuning. Tempat di tancapkan nya AL LIWA tersebut bernama [[Liwa]], di liwa ini pula didirika Pesanggerahan para Sultan paksi pak Sakala Brak<ref name="prasasti"/>.
 
Sebutan PUNKU hingga saat ini dipertahankan serta di pergunakan sebagai rujukan kebangsawanan Raja sang Sultan yang bertahta di kepaksian seorang laki-laki keturunan lurus tak terputus tertua dari garis ratu dari para penakluk yang bertahta di kepaksian. [[Struktur organisasi]] adat di dalam kepaksian ini mencakup sejarah terutama sejarah penaklukan yang Istana pusat pemerintahan [[Adat]] nya masih berdiri kokoh hingga sekarang. Di Hanibung terdapat di atas aliran sungai [[Way Semaka]] [[Situs Batu Brak]] peninggalan dari sang sultan bertahta pada jaman Awal Perjuangan syiar Islam, zaman sebelumnya tempat ini diyakini menjadi lokasi diadakannya [[hukum umum]] tempat upacara [[pengorbanan]] di masa lalu, Tokoh Paksi Pak Sakala Brak dari zaman [[penyebaran Islam]] kepada [[umum]] merupakan '''[[Iskandar Zulkarnain]]''' sultan yang dipertuan, Sultan Ratu Mumelar Paksi, Sultan Ratu Ngegalang Paksi, 4 khalifah [[Bangsa Arab]] Sidang Saleh yang disebut Ampu atau Umpu, Umpu Pernong bertahta di Gedung Dalom Kepaksian Pernong jaman Orde baru [[Saibatin]] (Sultan) Pangeran [[Edward Syah Pernong]]<ref>http://digilib.isi.ac.id/8978/4/DIMAS%20PURWADHARMA%20YUDHISTIRA_2021_JURNAL.pdf</ref>, Umpu Nyerupa bertahta di Gedung Pakuon era Orde Baru Salman Marga Dunia, Umpu Belunguh bertahta di Lamban Gedung, Umpu Bejalan Diway bertahta di Lamban Dalom, lambang dari empat khalifah ini yakni '''Cambai Mak Bejunjungan''' ialah tanaman pohon batang [[Sirih]] dengan 4 daun serta memiliki 7 buah/bunga yang berdiri kokoh tanpa sandaran sesuai dengan cicca yang mereka nyatakan bahwa mereka ramai, kaya, lihai, dan tangkas serta pemberani<ref name="prasasti"/>.
 
Umpu Pernong memiliki keturunan tertua adalah Umpu Semula Jadi, Tegi Maja ke-2, Sejambak Tuan Said Muhammad ibu ke-3, Tambak ke-4, generasi penerus dari Umpu Semula Jadi Sultan Ratu Semula Jadi seorang laki-laki Putra Mahkota Pangeran Alprinse Syah Pernong masa kala nanti. Di Kepaksian Pernong terdapat pula Gedung Dalom Pakuon di desa [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] [[Provinsi Lampung]] Negara [[Indonesia]]. Lambang Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak sebagai ikon milik dari pada 4 (empat) Paksi, Kepaksian Paksi Pak Sakala Brak yang mempunyai falsafah bahwa Kerajaan Adat Paksi Pak Sakala Brak Lampung dapat berdiri tegak kokoh dan kuat walaupun tidak dibantu oleh unsur-unsur lain, pihak lain, komunitas lain karena karakter nilai dasar dari empat kepaksian: kekayaan dipegang oleh umpu belunguh, keberanian dipegang oleh umpu bejalan diway, kelihaian dan kecerdikan di pegang oleh umpu pernong, dan hamba rakyat yang banyak tersebar menjadi simbol kebesaran kepaksian nyerupa, itulah makna dari "Cambai Mak Bejunjungan"<ref name="prasasti">https://rasindogroup.com/prasasti-hujung-langit/</ref>