Ānanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220813sim)) #IABot (v2.0.8.9) (GreenC bot
Baris 145:
Selama dewan yang sama, Ānanda didakwa melakukan pelanggaran oleh anggota ''saṅgha'' karena memungkinkan wanita untuk bergabung dengan ordo monastik.<ref name="The Social Dimensions of Early Buddhism">{{cite book |first=Uma |last=Chakravarti |title= The Social Dimensions of Early Buddhism |publisher=Munshiram Manoharlal Publishers}}</ref>{{sfn |Keown |2004 |page=164}} Selain itu, ia didakwa karena lupa meminta Sang Buddha untuk menentukan pelanggaran disiplin monastik mana yang dapat diabaikan;{{refn |group=note |The Buddha mentioned to Ānanda that "minor rules" could be abolished.{{sfn |Powers |2007 |p=55}}}} karena telah menginjak jubah Buddha; karena telah mengizinkan wanita untuk menghormati tubuh Buddha setelah kematiannya, yang tidak berpakaian dengan benar, dan di mana tubuhnya dinodai oleh air mata mereka; dan karena gagal meminta Sang Buddha untuk terus hidup. Ānanda tidak mengakui ini sebagai pelanggaran, tetapi dia tetap melakukan pengakuan formal, "... dengan keyakinan akan pendapat para bhikkhu senior yang terhormat"{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Ānanda; Cāpālacaitya; Council, 1st}}{{sfn |Hinüber |2007 |pp=235{{en dash}}6}}{{em dash}}Ānanda ingin mencegah gangguan dalam ''saṅgha''.{{sfn |Freedman |1977 |page=470}} Sehubungan dengan penahbisan wanita, Ānanda menjawab bahwa dia telah melakukan ini dengan susah payah, karena Mahāpajāpati adalah ibu angkat Sang Buddha yang telah lama menafkahinya.{{sfn |Ohnuma |2006 |p=867}} Sehubungan dengan tidak meminta Sang Buddha untuk terus hidup, banyak tradisi tekstual memiliki tanggapan Ānanda dengan mengatakan bahwa ia terganggu oleh Māra,{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Cāpālacaitya}} meskipun satu teks Tiongkok awal memiliki jawaban Ānanda dia tidak meminta Sang Buddha untuk memperpanjang hidupnya, karena takut hal ini akan mengganggu pelayanan Buddha Maitreya berikutnya.<ref name="Ch'en" />
 
Menurut tradisi Pāli, tuntutan diberikan setelah Ānanda mencapai pencerahan dan melakukan semua pelafalan; tetapi tradisi Mūlasarvāstivāda mengatakan bahwa tuduhan itu diajukan sebelum Ānanda menjadi tercerahkan dan memulai pelafalan. Dalam versi ini, ketika Ānanda mendengar bahwa dia dilarang dari dewan, dia berkeberatan bahwa dia tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan ajaran dan disiplin Sang Buddha. Mahākassapa kemudian membuat daftar tujuh tuntutan untuk melawan keberatan Ānanda. Tuduhan itu serupa dengan lima tuduhan yang diberikan dalam Pāli.{{sfn |Witanachchi |1965 |p=532}} Tradisi tekstual lainnya mencantumkan tuduhan yang sedikit berbeda, berjumlah total gabungan sebelas tuduhan, beberapa di antaranya hanya disebutkan dalam satu atau dua tradisi tekstual.{{sfn |Tsukamoto |1963 |p=820}} Menimbang bahwa seorang siswa yang tercerahkan terlihat telah mengatasi semua kesalahan, tampaknya lebih mungkin tuduhan itu diajukan sebelum pencapaian Ānanda daripada sesudahnya.<ref name="Ch'en">{{cite journal |last1=Ch'en |first1=Kenneth |title=The Mahāparinirvānasūtra and The First Council |url=https://archive.org/details/sim_harvard-journal-of-asiatic-studies_1958-12_21/page/132 |journal=Harvard Journal of Asiatic Studies |date=1958 |volume=21 |page=132 |doi=10.2307/2718621 |jstor=2718621}}</ref>
 
Indolog von Hinüber dan Jean Przyluski berpendapat bahwa Ānanda didakwa dengan pelanggaran selama konsili menunjukkan ketegangan antara sekolah-sekolah Buddhis awal yang bersaing, yaitu sekolah-sekolah yang menekankan wacana ({{lang-pi|sutta|italic=yes |link=no}}, {{lang-sa|sūtra|italic=yes |link=no}}) dan sekolah yang menekankan disiplin monastik. Perbedaan-perbedaan ini telah mempengaruhi kitab suci masing-masing tradisi: misalnya tradisi tekstual Pāli dan Mahīśāsaka menggambarkan seorang Mahākassapa yang lebih kritis terhadap Ānanda daripada yang digambarkan oleh tradisi Sarvāstivāda,{{sfn |Findly |1992 |pages=253{{en dash}}4}}{{sfn |Tsukamoto |1963 |p=821}} mencerminkan preferensi untuk disiplin di atas wacana pada bagian dari tradisi sebelumnya, dan preferensi untuk wacana untuk yang terakhir.{{sfn |Findly |1992 |page=254}} Contoh lainnya adalah bacaan-bacaan selama Konsili Pertama. Teks-teks Pāli menyatakan bahwa Upāli, orang yang bertanggung jawab atas pembacaan disiplin monastik, dibacakan {{em|sebelum}} Ānanda melakukan: lagi, disiplin monastik di atas wacana.{{sfn |Freedman |1977 |p=487}} Menganalisis enam resensi tradisi tekstual yang berbeda dari ''Mahāparinibbāna Sutta'' secara ekstensif, Bareau membedakan dua lapisan dalam teks, yang lebih tua dan yang lebih baru, yang pertama milik penyusun yang menekankan wacana, yang terakhir dengan yang menekankan disiplin; yang pertama menekankan sosok Ānanda, yang terakhir Mahākassapa. Dia lebih lanjut berpendapat bahwa bagian tentang Māra yang menghalangi Sang Buddha dimasukkan pada abad keempat SM, dan bahwa Ānanda disalahkan atas perbuatan Māra dengan menyisipkan bagian dari kelupaan Ānanda pada abad ketiga SM. Bagian di mana Sang Buddha sedang sakit dan mengingatkan Ānanda untuk menjadi tempat perlindungannya sendiri, di sisi lain, Bareau dianggap sangat kuno, mendahului bagian-bagian yang menyalahkan Māra dan Ānanda.{{sfn |Bareau |1979 |pages=70, 79{{en dash}}80}} Sebagai kesimpulan, Bareau, Przyluski dan Horner berpendapat bahwa pelanggaran yang didakwakan kepada Ānanda adalah interpolasi kemudian. Namun, Findly tidak setuju, karena catatan dalam teks-teks disiplin monastik cocok dengan ''Mahāparinibbāna Sutta'' dan dengan karakter Ānanda seperti yang umumnya digambarkan dalam teks-teks.{{sfn |Findly |1992 |p=268}}