Bahasa Jawa Pesisir Utara Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizal Febri (bicara | kontrib) penambahan sedikit konteks |
Rizal Febri (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{bahasa|name=Jawa Pesisir Utara
|date=
|region=* {{flag|Jawa Tengah}}
** [[File:Seal of Jepara Regency.svg|15px]] [[Kabupaten Jepara]]
** [[File:Seal of Rembang Regency.svg|15px]] [[Kabupaten Rembang]]
Baris 11 ⟶ 13:
----
|familycolor=Austronesian
|fam2= [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3= [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]
|fam4= [[Bahasa Jawa|Jawa Tengahan]]
|glotto=pasi1258
}}
'''Bahasa Jawa Pesisir Utara Timur''', sering disebut '''Dialek Muria''' atau '''Dialek Mataraman Pesisir''' di [[Jawa Timur]], adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di wilayah sekitar kaki [[Gunung Muria]]
Ciri khas dialek ini adalah digunakannya akhiran ''-
▲'''Bahasa Jawa Pesisir Utara Timur''', sering disebut '''Dialek Muria''' atau '''Dialek Mataraman Pesisir''' di [[Jawa Timur]], adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di wilayah sekitar kaki [[Gunung Muria]], yang meliputi wilayah [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], serta [[Kabupaten Tuban]], [[Kabupaten Bojonegoro]] dan bagian barat [[Kabupaten Lamongan]].
▲Ciri khas dialek ini adalah digunakannya akhiran -em atau -nem (dengan e pepet) menggantikan akhiran -mu dalam bahasa Jawa untuk menyatakan kata ganti posesif orang kedua tunggal. Akhiran -em dipakai jika kata berakhiran huruf konsonan, sementara -nem dipakai jika kata berakhiran vokal.<ref>{{Cite web|date=2010-10-26|title=DIALEK BAHASA JAWA BAGIAN TENGAH: Kajian Geografis Dialek Dan Budaya|url=https://jingganyasenja.wordpress.com/2010/10/26/dialek-bahasa-jawa-bagian-tengah-kajian-geografis-dialek-dan-budaya/|website=Jingganya Senja|language=id-ID|access-date=2022-01-13}}</ref><ref>{{Cite web|last=Hananto|first=Akhyari|title=Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/03/22/bahasa-jawa-dan-berbagai-variasianya-yang-luar-biasa|website=www.goodnewsfromindonesia.id|language=id-ID|access-date=2022-01-13}}</ref>
== Kosakata ==
Contoh kata yang menggunakan dialek tersebut seperti misalnya kata "''kathok''" yang berarti celana menjadi "''kathok'em''" serta "''sikil''" yang berarti kaki menjadi "''sikil'em''" dan sebagainya. Ciri lainnya adalah sering digunakannya partikel “eh”, dengan vokal e diucapkan panjang, dalam percakapan untuk menggantikan partikel bahasa Jawa “ta”. Misalnya, “Aja ngono, eh!” (Jangan begitu, dong!), lebih banyak diucapkan daripada “Aja ngono, ta!”
Beberapa kosakata khas dialek
* ''lamuk/jengklong'' artinya nyamuk
* ''mbledeh'' artinya telanjang dada
Baris 32 ⟶ 36:
== Pranala luar ==
{{Bahasa Jawa/Pranala luar}}
{{Bahasa Jawa}}
[[Kategori:Bahasa Jawa]]
|