Tallung Penanian, Sanggalangi, Toraja Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tomypetrus2022 (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Tallung Penanian menggunakan HotCat
Tomypetrus2022 (bicara | kontrib)
Baris 99:
 
== Sosial Budaya ==
Kehidupan sosial budaya adalah kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan budaya yang terdapat di dalam suatu masyarakat yang saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi nilai-nilai sosial yang menjadi ciri masyarakatnya. Kehidupan masyarakat Desa Tallung Penanian memiliki rasa kekelurgaan dan sifat kegotong-royongan begitu kental dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara sesama warga terlihat secara langsung terutama pada saat ada warga yang melakukan upacara adat. Terdapat kegiatan masyarakat di Desa tallung Penaninan yang sering dilakukan yaitu Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’ dalam kegiatan ini masyarakat setempat berpartisipasi dalam melaksanakan upacara adat seperti aktifnya anggota PKK Desa Tallung Penanian dalam menyiapkan makanan dan minuman bagi para tamu yang datang.<ref>{{Cite journal|last=Patadungan|first=Ellyn|last2=A|first2=Purwanto|last3=J Waani|first3=Fonny|date=Juni 2020|title=DAMPAK PERUBAHAN STATUS SOSIAL TERHADAP UPACARA
RAMBU SOLO’ DI KELURAHAN TONDON MAMULLU
KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/download/29317/28455|journal=Jurnal Holistik|volume=Vol. 13 No. 2|issue=1979-0481|pages=4-5}}</ref>
 
Sebagian besar masyarakat di Desa Tallung Penanian memeluk agama Kristen Protestan dan Katolik, dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai [[Aluk Todolo]]. Aluk Todolo adalah [[agama]] leluhur nenek moyang [[suku Toraja]] yang hingga saat ini masih ada beberapa masyarakat Toraja terutama di Desa Tallung Penanian yang menganut kepercayaan ini. Selain itu, aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Desa Tallung Penanian sebagian besar mengandalkan sektor pertanian dan peternakan sebagai tumpuan. Aktivitas penggarapan pertanian masih dilakukan secara tradisional. Masyarakat akan bergotong royong ke sawah dalam proses menanam dan panen padi yang dimulai dari pagi sampai sore hari. Jika masyarakat telah selesai melakukan panen padi maka biasanya akan diadakan ibadah syukur atas selesainya panen padi.