Antonius Gunardi Prayitna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bDi tahun\b +Pada tahun)
GoglepinkNew (bicara | kontrib)
Tulis yg bener napa almarhum/allahyarham gitu. Tanda (†) hanya berlaku utk orang yg mati di medan perang.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 22:
|residence = Jalan Minomartani [[Yogyakarta]] 40113<ref name="kediaman">{{cite
}}</ref>
|parents = Ayah: Yohanes Tan Swie Hong (almarhum) <br/> Ibu: Veronica Lie Soen Nio (almarhumah)|occupation =|}}
 
Dibesarkan dalam latar belakang keluarga Katolik, serta dukungan Tarekat MSF, telah membentuk Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF menjadi imam yang memiliki daya juang, dan rasa kekeluargaan yang besar untuk umat.
Baris 28:
Telah 38 tahun, Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF, merentang karya imamat. Ia telah berkarya di beberapa paroki di Jawa Tengah, paroki di pinggiran Jakarta, serta saat ini di pinggiran kota Jogja. Selain itu, hingga saat ini ia juga berkarya di Tarekat MSF dan Karismatik.
 
Proses perjalanan hidupnya memilih kehidupan imamat, telah dimulai saat ia masih kecil. Dengan latar belakang keluarga Katolik, ia dibesarkan di keluarga chinese katolikCina-Katolik dalam didikan keteladanan sang ayah, Yohanes Tan Swie Hong, juga sang ibunya, Veronica Lie Soen Nio. Di usianya ke-7, sang Omanenek memperkenalkan padanya sebuah jubah imam yang dihadiahkan sebagai hadiah ulang tahunnya. Sang Omanenek ingin cucunya kelak menjadi imam.
 
Harapan sang Omanenek berproses bersamaan dengan berjalannya waktu. Anton kecil saat itu juga aktif sebagai putera altar di Paroki St. Familia Atmodirono, Semarang. Liku-liku menggapai panggilan ia rasakan ketika itu. Masa kecilnya tetap ia lewatkan bersama teman-temannya, meski saat SD ia sempat merasa malu mengaku jika dirinya berniat menjadi imam.
 
Hingga selanjutnya bimbingan panggilan ia dapatkan saat berada di kelas II SMA De Britto. Pastor Anton mengenal retret untuk pertama kalinya, dengan pembimbing pastor pamong, Pastor G. Koelman, SJ. Ia merasa, mimpi menjadi imam muncul kembali setelah sekian lama tersimpan.
Baris 36:
'''Pilihan itupun jatuh ke Misionaris Keluarga Kudus'''
 
Dari iklan di sebuah majalah rohanireligi, ia mengenal Tarekat MSF. Ia pun mulai membuat surat meminta informasi tentang tarekat ini. Saat itu, direkturnya adalah Pastor M. Hastawidjaja, MSF. Gayung pun bersambut, tanggapan yang cepat membuatnya semakin bersemangat. Ia mulai berpikir bagaimana menyampaikan rencananya untuk masuk seminari pada orang tuanya.
 
Hingga selepas ujian SMA, saat pendaftaran ke universitas sudah dibuka, ia memberanikan dirinya mendaftar ke Seminari Berthinianum, tetapi ia terlambat karena hari untuk tes sudah lewat. Bersamaan dengan itu, kabar buruk tentang 2 orang imam di parokinya yang meninggalkan jalan imamat, sempat membuat umat di sana pesimis terhadap panggilan imamat. Orang tua Pastor Anton juga semakin tidak suka jika ia masuk seminari.
Baris 60:
Babak baru ia jalani setelah 5,5 tahun tinggal di Guntur 20. Pada 4 Maret 1998, ia mendapat tugas baru menjadi Pastor Kepala di Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Jakarta Timur, tahun 1998-2003.
 
Rute tugas pun bergulir kembali selepas bertugas di Rawamangun. Pada 4 September 2003, ia bertugas sebagai Pastor Kepala Paroki Ratu Rosari Jagakarsa. Paroki yang resmi pada Mei 1994 ini hingga sekarang belum memiliki gedung gereja paroki, karena proses perizinan yang rumit dan sulit, maka inisiatif pelebaran Kapel Desa Putera menjadi alternatif untuk sarana ibadah umat. Saat ini, para umat di Paroki Jagakarsa merayakan Ekaristi di Kapel Desa Putera (Depe) dan Bahtera Kasih, juga di Gereja Katolik yang berada di seputar area Paroki Jagakarsa.
 
Karya dalam Karismatik Pastor Anton terlibat di Karismatik sejak tahun 1983. Saat ini ia menjabat sebagai Ko-Moderator BPN sejak tahun 2001–2009. Ia bertugas mendampingi Pengurus BPN dalam melaksanakan pelayanan, agar dari sudut iman dan moral, PKK mewujudkan semangat Alkitab dan Gereja Katolik. Selain itu juga membantu komunikasi BPN dengan Penasihat Episkopal dan Sekretaris Komisi KWI untuk kerasulan awam. Ko-moderator juga menghadiri sidang Pengurus Harian BPN, Pengurus Inti, Pleno Kecil dan Besar, serta konvensi tingkat daerah, nasional, dan pertemuan internasional PKK.
Baris 70:
Dengan menggunakan jasa Eztu Glass untuk merenovasi gedung gereja, dan akhirnya memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) kaca patri santo-santa terbanyak (72 buah) di [[Gereja Santo Yakobus, Jakarta]].
 
Dan Pastor Anton sekarang berkarya di paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Yogyakarta, sebuah gereja yang terletak bersebelahan dengan gerejaGereja kristenKristen jawaJawa Minomartani, tepatnya di "perumahan sehat" Minomartani, Yogyakarta.