Faradj Martak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tyagita (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 21545775 oleh Cun Cun (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 31:
 
=== Rumah proklamasi ===
Faradj Martak tidak memiliki jasa dalam proses terciptanya [[kemerdekaan Indonesia]]. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, [[Cikini, Menteng, Jakarta Pusat]] (sekarang bernama ''Jalan Proklamasi'') adalah bukan miliknya seperti klaim para kadal gurun tetapi dibeli oleh pemerintah republik dari seorang Belanda sebesar 250.000 gulden, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal [[Soekarno]] sekaligus tempat pembacaan naskah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.sindonews.com/read/1171990/19/saudagar-keturunan-arab-dan-rumah-proklamasi-1481484728675|title=Saudagar Keturunan Arab dan Rumah Proklamasi|last=Ilahi|first=Kurnia|date=2017-01-18|work=|newspaper=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2017-08-17|via=}}</ref>
 
Faradj Martak tidak menghibahkan rumah tersebut untuk negara, dan tidak membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.<ref name=":0" />
 
Atas jasanya tersebut, pemerintah Indonesia kemudian memberinya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Ucapan tersebut disampaikan secara tertulis atas nama [[Pemerintah Indonesia]] pada tanggal 14 Agustus 1950, yang ditandatangani oleh [[Mananti Sitompoel|Ir. Mananti Sitompoel]] selaku [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum Indonesia|Menteri Pekerdjaan Umum dan]] [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Perhubungan Indonesia]]. Dalam ucapan terima kasih tersebut juga disebutkan bahwa Faradj bin Said Awad Martak telah membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang amat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.<ref name=":1" />
=== Madu Arab ===
Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, [[Bung Karno]] mengalami sakit [[beri-beri]] dan [[malaria]]. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya memberikan Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut.<ref>{{Cite web|url=http://www.boombastis.com/faradj-bin-said/85313|title=Faradj bin Said, Pemilik ‘Rumah Proklamasi’ yang Berjasa Bagi Indonesia|last=Nugroho|first=Adi|date=2017-01-09|website=www.boombastis.com|publisher=|language=id|access-date=2017-08-17}}</ref> Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin mendapat pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.<ref name=":0" />