Han Awal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19:
Han Awal pulang ke tanah air dan mendirikan biro konsultan sendiri yang bernama PT Han Awal & Partners Architect. Disamping berkarya dalam bidang arsitektur, Han Awal juga sangat perhatian terhadap dunia pendiikan perancangan di Indonesia. Tercatat, ia mengbdikan ilmu yang dimilikinya sebagai Pembantu Rektor/Dosen Akademi Pertamanan DKI Jakarta, 1969-1971, Dosen Tak Tetap FTUI Jurusan Arsitektur, 1965-2000 - Dosen Pembina FT Unika Soegiyapranata, Semarang, 1990-2003, Dosen Pembina FT Universitas Merdeka, Malang, 1997-2004, dan Dosen Tak Tetap Program Pascasarjana FT UI, 2003. Selain itu, ia juga aktif mendorong berdirinya Ikatan Arsitek Indonesia, kut mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur dan memfasilitasi berdirinya ajang diskusi Arsitek Muda Indonesia.
==== Mendalami Konservasi ====
----
Han belakangan lebih dikenal sebagai arsitek konservatoris yang menggeluti pemugaran bangunan-bangunan tua. Pada tahun 1988 ia terlibat proyek pemugaran Katedral Jakarta yang sudah mengalami kerusakan berat di berbagai bagian. Ia mengusulkan mengganti atap sirap gereja Katolik yang hampir berusia seabad itu dengan pelat tembaga yang tahan lama. Karya Han yang monumental di bidang pemugaran adalah Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada 111, Jakarta. Bersama arsitek Belanda, Cor Passchier dan Budi Lim, arsitek lulusan Inggris, ia terlibat pemugaran besar-besaran atas gedung yang dibangun pejabat VOC, Renier de Klerk, akhir abad ke-18 itu. Pemugaran dibiayai oleh berbagai pihak swasta di Belanda, sebagai hadiah ulang tahun emas Proklamasi Kemerdekaan RI, tahun 1995. "Bangunan tua harus diberi aura baru, sesuai dengan tuntutan zaman. Lampu harus dibuat lebih terang dari dulu, juga pengatur udara," kata Han yang sangat memerhatikan detail.
==== Catatan Kaki ====
|