Kebayoran Baru, Jakarta Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gibranalnn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
Wilayah ini dirancang oleh H. Moh. Soesilo pada tahun 1948. Soesilo adalah murid Thomas Karsten, [[arsitek]] [[Hindia Belanda]] yang ikut merancang kota [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Malang|Malang]], dan [[Kota Bogor|Bogor]] pada masa penjajahan. Konsep yang digunakan adalah "kota taman", konsep yang banyak dipakai oleh para pengembangan properti modern. Dalam konsep ini, ruang terbuka hijau sebagai ruang milik publik mendapat perhatian khusus. Lokasi yang dipilih adalah daerah dekat [[Stasiun Kebayoran]] di sisi timur [[Kali Grogol]].
 
Peletakan batu pertama dilakukan pada 8 Maret 1949, dan selesai pada tahun 1955.<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0607/29/metro/2714760.htm Kebayoran Baru, Riwayatmu Dulu], ''Kompas 29 Juli 2006''.</ref> Pembangunan Kebayoran Baru dilaksanakan perusahaansebuah Belandayayasan bernama Centrale Stichting Wederopbouw ({{lit|"Yayasan Pusat Rekonstruksi"}}), sering disingkat CSW, yang berdiri pada Agustus 1948. Dahulu kantor CSW terletak beberapa ratus meter sebelum [[Terminal Blok M]], berhadapan dengan kantor [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]].<ref>{{cite web | last = Shahab, | first = Alwi | title = Kota Satelit Kebayoran baru 1950 | publisher = [[WordPress]] | date = [[2008-12-21]] | url = http://alwishahab.wordpress.com/2008/12/21/kota-satelit-kebayoran-baru-1950/ | accessdate = 2009-01-13 }}</ref> Sebagai sarana pendukung, dibangunlah jalan Jendral Sudirman untuk menghubungkan Kebayoran Baru dengan pusat kota melalui Dukuh Atas.
 
[[Fatmawati]], Istri [[Presiden Indonesia|Presiden RI]] yang pertama [[Soekarno]], juga membangun rumah di kawasan Kebayoran Baru, tepatnya di Jalan Sriwijaya Raya No. 26. Alasan Fatmawati membangun rumah di Kebayoran Baru karena merasa jenuh dengan rutinitas Istana Kepresidenan, sehingga Fatmawati ingin membangun rumah untuk sekedar melepaskan diri dari kejenuhan. Rumah tersebut dibangun sekitar tahun 1954-1956 dan tetap bertahan hingga saat ini. Rumah tersebut kini diurus oleh salah satu putra dari Fatmawati, yakni [[Guruh Soekarnoputra]].<ref>{{Citation|title=Mampir ke rumah IBU NEGARA|url=https://www.youtube.com/watch?v=VOg6XO7dmew|accessdate=2022-06-23|language=id-ID}}</ref>