Gunung Toba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
{{Refimprove|date=September 2020}}{{otheruses|Danau Toba|Toba}}
[[Berkas:Danau Toba.jpg|ka|jmpl|300px|Gunung Toba kini menjadi kompleks [[Danau Toba]] yang merupakan [[kaldera]] dengan [[Pulau Samosir]] di tengahnya.]]
'''Gunung Toba''' adalah [[Supervulkan|gunung berapi supervulkan]] purba yang terletak di provinsi [[Sumatra Utara]]. Gunung berapi diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu, yang membentuk kaldera berukuran besar yang diisi oleh air, dikenal sekarang sebagai [[Danau Toba]].<ref name=chesner1991>{{en}} {{Cite journal|url=http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf|author1=Chesner, C.A. |author2=Westgate, J.A. |author3=Rose, W.I. |author4=Drake, R. |author5=Deino, A. |journal=Geology |volume=19 |issue=3 |pages=200–203 |title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified |publisher=Michigan Technological University |date=March 1991 |accessdate=2018-06-20 |bibcode=1991Geo....19..200C |doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:EHOESL>2.3.CO;2}}</ref>
 
== Bukti ilmiah ==
Pada tahun [[1939]], seorang geolog [[Belanda]] bernama [[Rein van Bemmelen|van Bemmelen]] melaporkan bahwa Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh [[Batuapung|batu apung]] peninggalan dari letusan gunung. Karena itu, van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu [[riolit]] ({{lang-en|rhyolite}}) yang seusia dengan batuan Toba di [[Malaysia]], bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga [[India]] Tengah.
 
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di [[Samudra Hindia]] dan [[Teluk Benggala]]. Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali ([[1984]]) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Namun peneliti lain, Vestappen ([[1961]]), Yokoyama dan Hehanusa ([[1981]]), serta Nishimura ([[1984]]), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya ([[1986]]) serta Chesner dan Rose ([[1991]]), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa. Penelitian yang lebih baru mengungkapkan bahwa Kompleks Kaldera Toba terbentuk melalui serangkaian empat letusan besar penghasil [[ignimbrit]] [[Pleistosen]] yang dimulai pada 1,2 juta tahun yang lalu.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Costa|first=Antonio|last2=Smith|first2=Victoria C.|last3=Macedonio|first3=Giovanni|last4=Matthews|first4=Naomi E.|date=2014-08-04|title=The magnitude and impact of the Youngest Toba Tuff super-eruption|url=http://dx.doi.org/10.3389/feart.2014.00016|journal=Frontiers in Earth Science|volume=2|doi=10.3389/feart.2014.00016|issn=2296-6463}}</ref>
 
== Pengaturan geologis ==
Gunung Toba (kini [[Danau Toba]]), yang terletak di Sumatra Utara terletak di dalam [[bukit Barisan]]. Gunung berapi tersebut terbentuk sebagai hasil dari subduksi lempeng.<ref>{{Cite web|last=|first=|last2=Koulakov|first2=Ivan|date=|title=Toba and Yellowstone: similar different supervolcanoes|url=https://ui.adsabs.harvard.edu/abs/2019EGUGA..21.5795K/abstract&ved=2ahUKEwin2qf2gsD4AhVj4DgGHTBNDNY4ChAWegQIBxAB&usg=AOvVaw3V7r19CMZHncRmMvk7oVFu|website=ui.adsabs.harvard.edu|access-date=2022-06-22|last3=Semirnov|first3=Sergey|last4=|first4=|last5=Huang|first5=Hsin-Hua|last6=El Khrepy|first6=Sami|last7=Al Arifi|first7=Nassir}}</ref> Kerak memiliki ketebalan berkisar dari 29 - 40 km<ref>{{Cite journal|last=Sakaguchi|first=Koichi|last2=Gilbert|first2=Hersh|last3=Zandt|first3=George|date=2006-10-18|title=Converted wave imaging of the Toba Caldera, Indonesia|url=http://doi.wiley.com/10.1029/2006GL027397|journal=Geophysical Research Letters|language=en|volume=33|issue=20|pages=L20305|doi=10.1029/2006GL027397|issn=0094-8276}}</ref> dan kedalaman [[Zona Benioff]] 125 km di bawah Toba.<ref>{{Cite journal|last=Fauzi|last2=McCaffrey|first2=R.|last3=Wark|first3=D.|last4=Sunaryo|last5=Prih Haryadi|first5=P. Y.|date=1996-03-01|title=Lateral variation in slab orientation beneath Toba Caldera, northern Sumatra|url=http://doi.wiley.com/10.1029/96GL00381|journal=Geophysical Research Letters|language=en|volume=23|issue=5|pages=443–446|doi=10.1029/96GL00381}}</ref> Kaldera Toba adalah salah satu dari kompleks gunung berapi di [[busur Sunda]], Sumatra di mana [[lempeng Indo-Australia]] menunjam secara miring dengan kecepatan 56-66 mm per tahun.<ref>Curray J. R. Tectonics and history of the Andaman Sea region. J. Asian Earth Sci. 25, 187–232 (2005).</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=Bellier|first=O.|last2=Sébrier|first2=M.|last3=Pramumijoyo|first3=S.|last4=Beaudouin|first4=Th.|last5=Harjono|first5=H.|last6=Bahar|first6=I.|last7=Forni|first7=O.|date=1997-09-01|title=Paleoseismicity and seismic hazard along the Great Sumatran Fault (Indonesia)|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264370796000518|journal=Journal of Geodynamics|series=Paleoseismology: Understanding Past Earthquakes Using Quaternary Geology|language=en|volume=24|issue=1|pages=169–183|doi=10.1016/S0264-3707(96)00051-8|issn=0264-3707}}</ref> Daerah ini dilalui oleh [[Sesar Semangko|Zona Sesar Besar Sumatra]], wilayah aktif seismik sepanjang 1650 km.,<ref name=":0" /> dengan laju tahunan sekitar 2,3 cm di dekat Toba.
 
Kompleks Kaldera Toba di Sumatra Utara telah menjadi lokus aktivitas vulkanik [[silika]] setidaknya selama 1,3 juta tahun. Kaldera Toba telah menjadi lokasi beberapa letusan eksplosif besar di masa lalu geologis baru-baru ini, termasuk letusan [[Pleistosen]] terbesar di dunia 74.000 tahun yang lalu. Depresi yang terbentuk merupakan [[Kubah kebangkitan|kaldera kebangkitan]] terbesar di dunia dan terletak di salah satu medan [[ignimbrit]] terbesar, '''Tuf Toba'''.<ref>{{Cite journal|last=Aldiss|first=D. T.|last2=Ghazali|first2=S. A.|date=1984-05|title=The regional geology and evolution of the Toba volcano-tectonic depression, Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.1144/gsjgs.141.3.0487|journal=Journal of the Geological Society|volume=141|issue=3|pages=487–500|doi=10.1144/gsjgs.141.3.0487|issn=0016-7649}}</ref> Danau Toba, pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut, dan kedalaman hingga 530 m, mengisi lebih dari setengah depresi. [[Kantung magma]] Toba memiliki volume volatil magma sebesar ~50.000 km<sup>3</sup> yang dapat diletuskan, yang dihasilkan dari akumulasi magma dari subduksi di kedalaman ~150 km yang bermigrasi ke bawah [[kerak benua]] Sumatra.<ref>{{Cite journal|last=Koulakov|first=Ivan|last2=Kasatkina|first2=Ekaterina|last3=Shapiro|first3=Nikolai M.|last4=Jaupart|first4=Claude|last5=Vasilevsky|first5=Alexander|last6=El Khrepy|first6=Sami|last7=Al-Arifi|first7=Nassir|last8=Smirnov|first8=Sergey|date=2016-07-19|title=The feeder system of the Toba supervolcano from the slab to the shallow reservoir|url=http://dx.doi.org/10.1038/ncomms12228|journal=Nature Communications|volume=7|issue=1|doi=10.1038/ncomms12228|issn=2041-1723}}</ref><ref>Knight, M. D., G. L. Walker, B. B. Ellwood, and J. F. Diehl (1986), Stratigraphy, paleomagnetism, and magnetic fabric of the Toba tuffs: Constraints on the sources and eruptive styles, J. Geophys. Res., 91, 355–382.</ref> Laju masukan magma yang masuk sejak letusan besar Toba jika tetap stabil sejak 74.000 tahun yang lalu, terakumulasi pada laju minimum 4,2 km<sup>3</sup> per milenium, dan perkiraan saat ini dari total magma yang berpotensi meletus yang tersedia saat ini adalah minimal 315 km<sup>3</sup> dan mungkin hingga 900 km<sup>3</sup> magma disuntikan ke reservoir magma Toba.<ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Ping-Ping|last2=Caricchi|first2=Luca|last3=Chung|first3=Sun-Lin|last4=Li|first4=Xian-Hua|last5=Li|first5=Qiu-Li|last6=Zhou|first6=Mei-Fu|last7=Lai|first7=Yu-Ming|last8=Ghani|first8=Azman A.|last9=Sihotang|first9=Theodora|date=2021-11-09|title=Growth and thermal maturation of the Toba magma reservoir|url=https://pnas.org/doi/full/10.1073/pnas.2101695118|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=45|pages=e2101695118|doi=10.1073/pnas.2101695118|issn=0027-8424|pmc=PMC8609311|pmid=34725149}}</ref>
 
Kompleks Kaldera diperkirakan masih aktif semenjak letusan besar terbarunya, keberadaan magma di bawah kerak di dukung oleh keberadaan mata air panas di sepanjang rekahan barat, [[Kubah kebangkitan|kebangkitan lantai depresi]] pasca 74.000 tahun, yang membentuk [[pulau Samosir]]. Kubah kebangkitan membelah terbelah menjadi pulau Samosir dan blok Uluan oleh sesar graben yang sejajar dengan sumbu panjang depresi kaldera. Keberadaan gunung api muda [[Pusuk Buhit]], Sipiso-piso di barat dan Tandukbenua serta [[Gunung Singgalang|Singgalang]] di ujung barat laut kaldera mendukung kesimpulan bahwa magmatisme masih berlajut di bawah Toba.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Chesner|first=C. A.|last2=Rose|first2=W. I.|last3=Deino|first3=A.|last4=Drake|first4=R.|last5=Westgate|first5=J. A.|date=1991|title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified|url=http://dx.doi.org/10.1130/0091-7613(1991)019<0200:ehoesl>2.3.co;2|journal=Geology|volume=19|issue=3|pages=200|doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:ehoesl>2.3.co;2|issn=0091-7613}}</ref> [[Gunung berapi kerucut|Kerucut komposit]] [[Gunung Sinabung|Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak|Sibayak]] sekitar 20 km barat laut dari Toba tidak dianggap bagian dari sistem Toba, meskipun studi lain menemukan kekerabatan antara Kaldera Toba dan Sinabung dalam komposisi magma berdasarkan penanggalan [[zirkon]].<ref>Jaxybulatov, K. et al. A large magmatic sill complex beneath the Toba caldera. ''Science'' 346, 617–619 (2014).</ref> Selain itu, terdapat [[Anomali Bouguer|anomali gravitasi Bouguer]] negatif besar di atas pulau Samosir.<ref>Nishimura, S., E. Abe, J. Nishida, T. Yokoyama, A. Dharma, P. Hehanusa, and F. Hehuwat (1984), A gravity and volcanostratigraphic interpretation of Lake Toba region, north Sumatra, Indonesia, Tectonophysics, 109, 253–272.</ref>
Baris 17:
Kompleks Kaldera Toba di Sumatra Utara adalah situs dari empat letusan pembentuk kaldera dalam 1,2 juta tahun terakhir. [[Tuf]] diletuskan pada 1.2, 0.840, 0.50, dan 0.074 juta tahun yang dikenal sebagai ''Haraggoal Dacite Tuff'' (HDT), ''Oldest Toba Tuff'' (ODT), ''Middle Toba Tuff'' (MTT), dan ''Youngest Toba Tuff'' (YTT).<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=Craig A.|last2=Luhr|first2=James F.|date=2010-11|title=A melt inclusion study of the Toba Tuffs, Sumatra, Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2010.06.001|journal=Journal of Volcanology and Geothermal Research|volume=197|issue=1-4|pages=259–278|doi=10.1016/j.jvolgeores.2010.06.001|issn=0377-0273}}</ref>
 
== LetusanSejarah letusan ==
Secara keseluruhan, Gunung Toba pernah meletus empat kali di [[Kuarter]].<ref>{{Cite web|last=Bergal-Kuvikas|first=Olga|last2=Bouvet de Maisoneuve|first2=Caroline|date=13 Oktober 2016|title=Are there Tuffs from Toba Supereruptions in Singapore?|url=https://www.researchgate.net/publication/309039614_Are_there_Tuffs_from_Toba_Supereruptions_in_Singapore&ved=2ahUKEwja5a2CmPL2AhVYTGwGHWgGCEMQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw3LFi3yl0hsdolDoNeUsG69|website=www.researchgate.net|access-date=2022-04-01|last3=A Vazquez|first3=Jorge}}</ref> Setidaknya dua di antaranya adalah letusan super.
* Letusan pertama adalah letusan [[VEI]] 6 (35 km<sup>3</sup>) yang berlangsung sekitar 1,2 juta tahun yang lalu di utara [[Danau Toba]], membentuk kaldera di utara [[stratovolkano]] Toba yang menghasilkan [[Tuf]] Haranggoal Dacite (''Haraggoal Dacite Tuff'') atau HDT.<ref name="chesner1991" />
Baris 26:
Ar/
<sup>39</sup>
Ar age for the Toba supereruption and global synchronization of late Quaternary records|url=http://dx.doi.org/10.1073/pnas.1208178109|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=109|issue=46|pages=18684–18688|doi=10.1073/pnas.1208178109|issn=0027-8424}}</ref> menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba berukuran 100 x 30 km dengan Pulau Samosir di tengahnya.<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=C. A.|date=1998-03-01|title=Petrogenesis of the Toba Tuffs, Sumatra, Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.1093/petroj/39.3.397|journal=Journal of Petrology|volume=39|issue=3|pages=397–438|doi=10.1093/petroj/39.3.397|issn=0022-3530}}</ref> Letusan Tuf Toba Termuda (Youngest Toba Tuff) menyebabkan pengendapan rangkaian [[ignimbrit]] tebal seluas 30.000 km<sup>2</sup> di Sumatra dan penyebaran abu yang meluas.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Rose|first=W. I.|last2=Chesner|first2=C. A.|date=1987|title=Dispersal of ash in the great Toba eruption, 75 ka|url=http://dx.doi.org/10.1130/0091-7613(1987)15<913:doaitg>2.0.co;2|journal=Geology|volume=15|issue=10|pages=913|doi=10.1130/0091-7613(1987)15<913:doaitg>2.0.co;2|issn=0091-7613}}</ref>
 
Meskipun awalnya Kaldera Toba dianggap sebagai hasil dari letusan bencana tunggal, kaldera Toba sekarang dikenal sebagai kompleks kaldera yang terdiri dari runtuhan kaldera yang tumpang tindih dan terletak secara luas. Aktivitas letusan besar dimulai ~1,2 juta tahun dengan Haranggaol Dacite Tuff (HDT), diikuti oleh letusan dahsyat dari Oldest Toba Tuff (ODT), pada ~840.000 tahun yang lalu yang mengakibatkan runtuhnya kaldera Porsea. Letusan yang lebih kecil terfokus di utara menghasilkan Middle Toba Tuff (MDT) pada ~501.000 tahun yang lalu, sementara sebagian [[Kubah kebangkitan|kaldera yang bangkit]] saat ini dihasilkan selama letusan dahsyat yang paling baru dari Youngest Toba Tuff pada 73,0 ± 0,6 rb<ref>Storey, M., Roberts, R. G., and Saidin, M. (2012). Astronomically calibrated 40Ar/39Ar age for the Toba supereruption and global synchronization of late Quaternary records. ''Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A''. 109, 18684–18688. doi: 10.1073/pnas.1208178109</ref> dan 75,0 ± 0,9 rb<ref>Mark, D. F., Petraglia, M., Smith, V. C., Morgan, L. E., Barfod, D. N., Ellis, B. S., et al. (2013). A high-precision 40Ar/39Ar age for the Young Toba Tuff and dating of ultra-distal tephra: forcing of Quaternary climate and implications for hominin occupation of India. ''Quaternary Geochronol''. doi: 10.1016/j.quageo.2012.12.004</ref> tahun.
Baris 33:
'''Letusan Toba Tertua''' mengeluarkan setidaknya 500 km<sup>3</sup> hingga maksimum 2.300 km<sup>3</sup> [[setara batuan padat]] magma [[riolit]] berdasarkan endapan jatuhan [[tefra]] yang tersebar luas di cekungan laut Samudra Hindia dan [[Laut China Selatan]]. Letusannya membentuk kaldera berukuran 55 x 27 km yang dikenal sebagai '''Kaldera Porsea'''.<ref>{{Cite book|last=author.|first=Caress, Mary Elizabeth,|date=1985|url=http://worldcat.org/oclc/663450016|title=Volcanology of the Youngest Toba Tuff, Sumatra|oclc=663450016}}</ref> Tefra meluas hingga 2.500 km di Laut China Selatan dan 3.100 km di [[Samudra Hindia]] dari sumber.<ref>{{Cite journal|last=Lee|first=Meng-Yang|last2=Chen|first2=Chang-Hwa|last3=Wei|first3=Kuo-Yen|last4=Iizuka|first4=Yoshiyuki|last5=Carey|first5=Steven|date=2004|title=First Toba supereruption revival|url=http://dx.doi.org/10.1130/g19903.1|journal=Geology|volume=32|issue=1|pages=61|doi=10.1130/g19903.1|issn=0091-7613}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pattan|first=J. N.|last2=Shyam Prasad|first2=M.|last3=Babu|first3=E. V. S. S. K.|date=2010-08|title=Correlation of the oldest Toba Tuff to sediments in the central Indian Ocean Basin|url=http://dx.doi.org/10.1007/s12040-010-0027-4|journal=Journal of Earth System Science|volume=119|issue=4|pages=531–539|doi=10.1007/s12040-010-0027-4|issn=0253-4126}}</ref> Terlepas dari besarnya yang luar biasa, waktu dari letusan besar ini tidak menunjukan hubungan sebab-akibat antara peristiwa ini dan kerusakan iklim global jangka panjang.
 
=== AktivitasLetusan pasca-YTT ===
'''Letusan Tuf Toba Termuda''' ''(Youngest Toba Tuff''; YTT) yang terjadi di Sumatra Utara, Indonesia 74.000 tahun yang lalu, adalah adalah satu peristiwa vulkanik terbesar yang diketahui di Bumi.<ref>{{Cite journal|last=Petraglia|first=Michael|last2=Korisettar|first2=Ravi|last3=Boivin|first3=Nicole|last4=Clarkson|first4=Christopher|last5=Ditchfield|first5=Peter|last6=Jones|first6=Sacha|last7=Koshy|first7=Jinu|last8=Lahr|first8=Marta Mirazón|last9=Oppenheimer|first9=Clive|date=2007-07-06|title=Middle Paleolithic Assemblages from the Indian Subcontinent Before and After the Toba Super-Eruption|url=https://www.science.org/doi/10.1126/science.1141564|journal=Science|language=en|volume=317|issue=5834|pages=114–116|doi=10.1126/science.1141564|issn=0036-8075}}</ref> Letusannya dianggap sebagai peristiwa bencana yang menyebabkan [[deforestasi]], menghancurkan populasi hidup vegetasi, hewan, kemacetan manusia dan migrasinya di Afrika ke Asia Tenggara.<ref>{{Cite journal|last=Singh|first=Ajab|last2=Srivastava|first2=Ashok K.|date=2022-06-01|title=Had Youngest Toba Tuff (YTT, ca. 75 ka) eruption really destroyed living media explicitly in entire Southeast Asia or just a theoretical debate? An extensive review of its catastrophic event|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2590056022000044|journal=Journal of Asian Earth Sciences: X|language=en|volume=7|pages=100083|doi=10.1016/j.jaesx.2022.100083|issn=2590-0560}}</ref><ref>M.R. Rampino, S. Self
Setelah letusan YTT, aktivitas vulkanik masih berlanjut di sistem kaldera yang terbentuk dengan runtuhnya atap reservoir magma. Kaldeda YTT telah bangkit kembali dalam fase pemulihan setelah letusan super di mana keseimbangan magmatastik, litostatik dan usostatik dari struktur super kaldera setelah letusan. Pada kaldera besar seperti Toba, terjadi pengangkatan lantai kaldera yang disebabkan oleh pengisian ulang kantung magma karena masukan magma.<ref>Marsh, B. D. On the mechanics of caldera resurgence. ''J. Geophys. Res.'' 89, 8245–8251 (1984).</ref> Sekitar 1.100 m pengangkatan lantai kaldera telah diperkirakan.<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=Craig A.|date=2012-05|title=The Toba Caldera Complex|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.quaint.2011.09.025|journal=Quaternary International|volume=258|pages=5–18|doi=10.1016/j.quaint.2011.09.025|issn=1040-6182}}</ref> Data umur [[Karbon-14|14C]] dari sedimen paling atas menemukan bahwa Pulau Samosir tenggelam di bawah tingkat permukaan danau ~33,7 ribu tahun yang lalu. Ke arah timur ke Samosir, Uluan, juga bangkit tetapi jauh lebih kecil dari Samosir, mungkin hanya 250-300 meter.<ref name=":1" /> Pengangkatan dimulai sekitar 1.000 tahun setelah letusan klimaksnya dan danau terbentuk 1.500 tahun dan setidaknya 66 tahun berikutnya.<ref>{{Cite journal|last=Mucek|first=Adonara E.|last2=Danišík|first2=Martin|last3=de Silva|first3=Shanaka L.|last4=Schmitt|first4=Axel K.|last5=Pratomo|first5=Indyo|last6=Coble|first6=Matthew A.|date=2017-05-16|title=Post-supereruption recovery at Toba Caldera|url=https://www.nature.com/articles/ncomms15248|journal=Nature Communications|language=en|volume=8|issue=1|pages=15248|doi=10.1038/ncomms15248|issn=2041-1723}}</ref><ref>Chesner, C. A. The Toba caldera complex. ''Quatern. Int.'' 258, 5–18 (2012).</ref> tingkat pengangkatan antara ~74 ribu dan 33,7 ribu tahun yang lalu adalah minimal ~1,1 cm per tahun, meningkat 4,9 cm/tahun ~33,7 ribu hingga 22,5 ribu tahun yang lalu, dan berkurang menjadi 0,7 cm/tahun setelah 22,5 ribu tahun.<ref>{{Cite journal|last=de Silva|first=Shanaka L.|last2=Mucek|first2=Adonara E.|last3=Gregg|first3=Patricia M.|last4=Pratomo|first4=Indyo|date=2015|title=Resurgent Toba—field, chronologic, and model constraints on time scales and mechanisms of resurgence at large calderas|url=https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/feart.2015.00025|journal=Frontiers in Earth Science|volume=3|doi=10.3389/feart.2015.00025|issn=2296-6463}}</ref>
 
Volcanic winter and accelerated glaciation following the Toba supereruption
Di timur laut Pulau Samosir, beberapa [[kubah lava]] terbentuk di atau dekat danau, dan telah meletus di sepanjang [[sesar Samosir]] berkisar dari 69,7±4,5 hingga 65,3±4,6 ribu tahun yang lalu. Secara kolektif dikenal sebagai kubah lava Samosir dan kubah Tuk Tuk. Letusan termuda pasca-YTT diperkirakan terjadi antara Samosir dan dinding kaldera barat yang memanjang ke bawah menuju kota Muara, termasuk gunung berapi komposit Pusuk Buhit dan kubah Pardepur. Kubah lava Pardepur mulai terbentuk 56,9±3,9 dan 63,4±5,6 ribu tahun yang lalu di puncak aliran lava yang lebih tua yang terkait dengan kaldera Tuf Toba Tertua. Yang termuda (~57 ribu tahun yang lalu) membentuk [[pulau Pardepur]], dan dua [[aliran lava]] Pusuk Buhit pada 62,2+7,1 dan 54,5±0,8 ribu tahun yang lalu. Sejalan dengan ini adalah beberapa area pengangkatan baru-baru ini dan aktivitas hidrotermal yang signifikan.
 
Nature, 359 (1992), pp. 50-52</ref> Letusannya mengeluarkan 2.800 km<sup>3</sup> magma [[riolit]] setara batuan padat (7 x 10<sup>18</sup> kg), di mana setidaknya 800 km<sup>3</sup> abu (2 x 10<sup>18</sup>) diendapkan sebagai selimut abu yang luas di Samudra Hindia dan Asia Selatan, dan menyebarkan material piroklastik halus di benua yang berdekatan di Afrika dan Asia selama 9 - 14 hari, dan mencakup setidaknya 4.000.000 km<sup>2</sup> di Asia Tenggara.<ref name=":3" /> Diyakini bahwa letusan tersebut telah menciptakan sejumlah besar gas belerang beracun 3,3 x 10<sup>12</sup> kg.<ref>W.I. Rose, C.A. Chesner
 
Worldwide dispersal of ash and gases from Earth’s largest known eruption: Toba, Sumatra 75 Ka
 
Global Planet. Chan., 3 (1990), pp. 269-275</ref>
 
Letusan YTT secara signifikan jauh lebih besar dari [[letusan Tambora 1815]], yang merupakan letusan terbesar dalam sejarah manusia yang tercatat. Letusan ini mengeluarkan ~140 km<sup>3</sup> magma dari kaldera berdiameter 6 km dan kedalaman 1,1 km, material yang dikeluarkan mencapai ketinggian 44 km dan abu yang meluas hingga 1300 km dari kaldera dan membunuh setidaknya 71.000 orang dan pendinginan global selama satu tahun.<ref>C. Oppenheimer
 
Climatic, environmental and human consequences of the largest known historic eruption: Tambora volcano (Indonesia) 1815
 
Prog. Phys. Geogra., 27 (2) (2003), pp. 230-259</ref> Material piroklastik berbutir halus berbutir halus yang disebabkan oleh YTT, membentuk awan tebal abu vulkanik di atmosfer, dan menyebabkan pendinginan dan [[hujan asam]] di seluruh Asia Tenggara dan telah menurunkan suhu global sebesar 3 - 5 °C selama 6 - 10 tahun.<ref>G.A. Zielinski, P.A. Mayewski, L.D. Meeker, S. Whitlow, M.S. Twickler, K. Taylor
 
Potential atmospheric impact of the Toba Mega-Eruption ∼71,000 years ago
 
Geophysical Research Letters, 23 (8) (1996), pp. 837-840</ref> [[Aliran piroklastik]] mengubur area seluas 20.000 - 30.000 km<big><sup>2</sup></big> di Sumatra dan [[kolom letusan]] naik hingga 50 - 80 km.<ref>Ninkovich, D., Sparks, R.S.J., and Ledbetter, M.T., 1978, The exceptional magnitude and intensity of the Toba eruption, Sumatra: An example of using deep-sea tephra layers as a geological tool: Bulletin of Volcanologique, v. 41, p. 286-298.</ref> Hingga 400 meter Tuf Toba Termuda tersingkap di dinding kaldera dan di pulau Samosir [[tuf]] tebalnya lebih dari 600 meter.
 
Lapisan abu Toba tersebar luas di Laut China Selatan, Malaysia, [[Laut Arab]], melintasi Samudra Hindia sekitar 4.500 km dari barat kaldera serta di seluruh India dalam 10 - 15 cm abu. Di salah satu situs di [[lembah Lenggong]], Malaysia rata-rata tebal abu mencapai 10 meter.<ref>{{Cite web|last=Arifin|first=Mohd HARIRI|date=2021-12|title=Geoelectrical resistivity result for Toba ash thickness (average: 10 m) study at Masjid Lama, Kampung Chepor, Lenggong.|url=https://www.researchgate.net/figure/Geoelectrical-resistivity-result-for-Toba-ash-thickness-average-10-m-study-at-Masjid_fig4_357407992|website=www.researchgate.net|access-date=2022-08-21}}</ref> Di [[Teluk Benggala]] dan Samudra Hindia tebalnya sekitar 10 cm, sedangkan di cekungan [[aluvial]] dapat mencapai 2 - 5 meter. Abu dari letusan juga mungkin mencapai Asia Tengah dan Timur Tengah.<ref>{{Cite journal|last=Acharyya|first=Subhrangsu Kanta|last2=Basu|first2=Prabir Kumar|date=1993-07|title=Toba Ash on the Indian Subcontinent and Its Implications for Correlation of Late Pleistocene Alluvium|url=http://dx.doi.org/10.1006/qres.1993.1051|journal=Quaternary Research|volume=40|issue=1|pages=10–19|doi=10.1006/qres.1993.1051|issn=0033-5894}}</ref> Lapisan abu Toba juga ditemukan di [[Danau Malawi]] sejauh ~7.300 km dan Afrika Selatan ~9.000 km<ref>{{Cite web|last=Lovett|first=Richard A|date=2018-03-15|title=Evidence suggests Toba volcanic winter was less lethal than thought|url=https://cosmosmagazine.com/earth/earth-sciences/evidence-suggests-toba-volcanic-winter-was-less-lethal-than-thought/|website=cosmosmagazine.com|language=en-AU|access-date=2022-08-21}}</ref> dari sumber yang meningkatkan jarak penyebaran abu yang diketahui sebelumnya dari letusan super ini hampir 3.000 - 4.500 km. Penyebaran YTT dari Afrika dan Laut China Selatan, menunjukkan perkiraan material yang melebihi estimasi saat ini.
 
Studi pada tahun 2014 oleh A. Costa et al.<ref name=":2" /> (menggunakan metode model penyebaran tefra yang bergantung waktu 3D, satu set medan angin, dan beberapa puluh pengukuran ketebalan endapan tefra YTT) menunjukkan volume material yang berpotensi meletus adalah 5.300 km<sup>3</sup> DRE (''dense-equivalent rock'', setara batuan padat) atau 13.200 km<sup>3</sup> dalam total volume curah. Letusan YTT menyebarkan ~8.600 km<sup>3</sup> (~3.800 km<sup>3</sup> DRE) abu yang meliputi area 40.000.000 km<sup>2</sup> dalam 5 mm abu.
 
=== Dampak iklim dan kemacetan ===
Beberapa studi menyimpulkan bahwa Toba memicu pendinginan global yang menghancurkan. [[Musim dingin vulkanik]] ini disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kemacetan populasi manusia modern yang menjelaskan keterbatasan [[keragaman genetik]] modern, meskipun data genetik dapat dengan mudah dijelaskan oleh faktor non-bencana lainnya. Bertentangan dengan teori ini, bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia modern awal telah berkembang di luar Afrika pada saat ini<ref>SJ Armitage, et al., The southern route <nowiki>''Out of Africa''</nowiki>. Evidence for an Early Expansion of Modern Humans into Arabia. ''Science'' 331, 453 (2011).</ref> dan bahwa letusan YTT tidak mengganggu perilaku populasi yang menghuni [[Anak benua India|semenanjung India]].<ref>M Petraglia, et al., Middle Paleolithic assemblages from the Indian subcontinent before and after the Toba super-eruption. ''Science'' 317, 114–116 (2007).</ref>
 
== Aktivitas terbaru ==
Setelah letusan YTT, aktivitas vulkanik masih berlanjut di sistem kaldera yang terbentuk dengan runtuhnya atap reservoir magma. KaldedaKaldera YTT telah bangkit kembali dalam fase pemulihan setelah letusan super di mana keseimbangan magmatastik, litostatik dan usostatik dari struktur super kaldera setelah letusan. Pada kaldera besar seperti Toba, terjadi pengangkatan lantai kaldera yang disebabkan oleh pengisian ulang kantung magma karena masukan magma.<ref>Marsh, B. D. On the mechanics of caldera resurgence. ''J. Geophys. Res.'' 89, 8245–8251 (1984).</ref> Sekitar 1.100 m pengangkatan lantai kaldera telah diperkirakan.<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=Craig A.|date=2012-05|title=The Toba Caldera Complex|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.quaint.2011.09.025|journal=Quaternary International|volume=258|pages=5–18|doi=10.1016/j.quaint.2011.09.025|issn=1040-6182}}</ref> Data umur [[Karbon-14|14C]] dari sedimen paling atas menemukan bahwa Pulau Samosir tenggelam di bawah tingkat permukaan danau ~33,7 ribu tahun yang lalu. Ke arah timur ke Samosir, Uluan, juga bangkit tetapi jauh lebih kecil dari Samosir, mungkin hanya 250-300 meter.<ref name=":1" /> Pengangkatan dimulai sekitar 1.000 tahun setelah letusan klimaksnya dan danau terbentuk 1.500 tahun dan setidaknya 66 tahun berikutnya.<ref>{{Cite journal|last=Mucek|first=Adonara E.|last2=Danišík|first2=Martin|last3=de Silva|first3=Shanaka L.|last4=Schmitt|first4=Axel K.|last5=Pratomo|first5=Indyo|last6=Coble|first6=Matthew A.|date=2017-05-16|title=Post-supereruption recovery at Toba Caldera|url=https://www.nature.com/articles/ncomms15248|journal=Nature Communications|language=en|volume=8|issue=1|pages=15248|doi=10.1038/ncomms15248|issn=2041-1723}}</ref><ref>Chesner, C. A. The Toba caldera complex. ''Quatern. Int.'' 258, 5–18 (2012).</ref> tingkat pengangkatan antara ~74 ribu dan 33,7 ribu tahun yang lalu adalah minimal ~1,1 cm per tahun, meningkat 4,9 cm/tahun ~33,7 ribu hingga 22,5 ribu tahun yang lalu, dan berkurang menjadi 0,7 cm/tahun setelah 22,5 ribu tahun.<ref>{{Cite journal|last=de Silva|first=Shanaka L.|last2=Mucek|first2=Adonara E.|last3=Gregg|first3=Patricia M.|last4=Pratomo|first4=Indyo|date=2015|title=Resurgent Toba—field, chronologic, and model constraints on time scales and mechanisms of resurgence at large calderas|url=https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/feart.2015.00025|journal=Frontiers in Earth Science|volume=3|doi=10.3389/feart.2015.00025|issn=2296-6463}}</ref>
 
Di timur laut Pulau Samosir, beberapa [[kubah lava]] terbentuk di atau dekat danau, dan telah meletus di sepanjang [[sesar Samosir]] berkisar dari 69,7±4,5 hingga 65,3±4,6 ribu tahun yang lalu. Secara kolektif dikenal sebagai kubah lava Samosir dan kubah Tuk Tuk. Letusan termuda pasca-YTT diperkirakan terjadi antara Samosir dan dinding kaldera barat yang memanjang ke bawah menuju kota Muara, termasuk gunung berapi komposit Pusuk Buhit dan kubah Pardepur. Kubah lava Pardepur mulai terbentuk 56,9±3,9 dan 63,4±5,6 ribu tahun yang lalu di puncak aliran lava yang lebih tua yang terkait dengan kaldera Tuf Toba Tertua. Yang termuda (~57 ribu tahun yang lalu) membentuk [[pulau Pardepur]], dan dua [[aliran lava]] Pusuk Buhit pada 62,2+7,1 dan 54,5±0,8 ribu tahun yang lalu. Sejalan dengan ini adalah beberapa area pengangkatan baru-baru ini dan aktivitas hidrotermal yang signifikan.
 
== Lihat pula ==