Patung menangis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tomflamingo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tomflamingo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
== Hasil Penelitian ==
Sebuah penelitian dilakukan terhadap patung [[Yesus]] di Kota [[Cochabamba|Cochabumba]], [[Bolivia]]. Ahli [[Psikologi|ilmu jiwa]] dan [[saraf]], Profesor Ricardo Castanon mengadakan penelitian terhadap fenomena ini. Ricardo menghabiskan waktunya selama bertahun-tahun melakukan [[penelitian]] dan [[survei]] terhadap saksi mata yang pernah melihat patung suci meneteskan [[air mata]] di berbagai daerah di dunia. Ia juga meneliti patung [[Maria|Bunda Maria]] di [[Jepang]] yang meneteskan air mata dan darah. Ia sendiri juga menyaksikan patung suci di [[Cochabamba|Cochabumba]] meneteskan air mata sekaligus melakukan tes laboratorium. Ricardo mengambil sampel darah yang mengalir dari mata patung tersebut lalu dibawa ke laboratorium genetika di [[Amerika Serikat]], dan hasil tes [[Biologi molekuler|biologi molekul]] membuktikan komposisi dalam darah adalah [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] manusia. Sampel lainnya dibawa ke laboratorium nasional, [[Australia]] dan terbukti ditemukan hasil yang sama. Bahkan ia juga mengadakan pemindaian sesar terhadap patung ini, ia memindai setiap bagian. Hasilnya ditemukan, patung itu tertutup rapat, tidak ada udara apa pun dari luar, selain itu juga tidak ditemukan adanya cairan apa pun di dalamnya. Di samping itu, sebuah patung [[Bunda Maria]] di [[Tokyo]] juga ditemukan meneteskan air mata. Melalui pengujian kimia didapati, cairan itu adalah komposisi air mata manusia. Para ilmuwan tidak bisa menjelaskan bagaimana terjadinya air mata atau darah ini dan mengapa terjadi.
== Amanat ==
Terhadap keajaiban-keajaiban ini, menurut tokoh agama, bahwa itu adalah derita yang dialami [[dewa]] yang welas asih karena dosa-dosa manusia. Menurut mereka, ketika ibunda manusia menangis, itu adalah tangisan untuk anaknya sendiri (tangis bahagia, [[sedih]] dan lain-lain). Namun tangisan [[Bunda Maria]] di [[Surga]] pasti hendak menyampaikan sebuah informasi yang sangat penting.
Kantor berita AP melaporkan, seorang warga [[paroki]] (kawasan gereja) setempat yang berusia 56 tahun yang menyaksikan sendiri Sang [[Maria|Bunda Maria]] meneteskan air mata mengatakan, ia yakin bahwa air mata Bunda Maria itu adalah suatu pertanda. Menurutnya, pemandangan [[gaib]] yang langka ini mengisyaratkan bahwa kelak akan terjadi peristiwa besar, misalnya [[gempa bumi]], [[banjir]] atau [[penyakit menular]].
|