'''Adolf Gustaaf Lembong''' ({{lahirmati|Ongkaw, [[Sinon Sayang, Minahasa Selatan]], [[Celebes]]|19|10|1910|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|23|1|1950}}) adalah perwira militer [[Indonesia]] yang terlibat dalam [[Gerilya|perang gerilya]] di [[Filipina]] melawan [[Jepang]] pada waktu [[Perang Dunia II]] dan kemudian dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]]. Dia tewas dalam [[Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil]] di [[Bandung]] pada 23 Januari [[1950]].
== Perang Dunia II ==
Pada awal Perang Dunia II, Lembong tergabung dalam pasukan [[KNIL]] sebagai operator radio dengan nomrnomor registrasi 41642 di [[Manado]]. Pada tahun [[1943]], dia ditangkap oleh pasukan Jepang dan dikirim ke [[Luzon]], Filipina melalui [[Rabaul]].<ref name="deJong">{{cite book|last=de Jong|first=Loe|date=1985|title=Het Koninkrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog|trans-title=Kerajaan Belanda pada Perang Dunia II|url=|language=Belanda|location=|publisher=|isbn=|access-date= }}</ref>{{rp|107}} Selama di kamp tawanan Jepang di Luzon, ia menjalin kontak dengan gerilyawan Filipina, keudiankemudian bersama beberapa tawanan lainnya berhasil melarikan diri dan bergabung dengan sebuah unit gerilya yang termasuk dalam pasukan USAFFE (''United States Armed Forces in the Far East'') - LGAF (''Luzon Guerilla Armed Forces'').<ref name="lapham">{{cite book|last1=Lapham|first=R.|last2=Norling|first2=B.|date=1996|title=Lapham's Raiders|trans-title=Penyerang-Penyerang Lapham|url=|language=Inggris|location=|publisher=|isbn=|access-date= }}</ref>{{rp|67}} Ia sempat diangkat sebagai komandan Skuadron 270, yang beranggotakan gerilyawan [[Minahasa]] dan Filipina, dengan pangkat [[Letnan Dua]], oleh Kapten Robert Lapham dari Tentara Ke-Enam [[US Army]] di Filipina.
Menjelang berakhirnya perang,memikirkanyang kampungmasih halamannyadi duduki Jepang di [[Amurang]], [[Sulawesi Utara]] yang masih di duduki Jepang, Lembong pun mengusulkan sebuah misi penyusupan ke Sulawesi Utara ke atasannya di USAFFE pada Juli 1945. Ia ingin mengorganisir kekuatan gerilya di wilayah-wilayah [[Manado]], [[Tondano]], [[Tonsea]], [[Tomohon]], [[Kawangkoan]] dan lainnya. Namun, rencana gerilya ini tak kunjung terlaksana. Ketika Perang Dunia II berakhir, Lembong memutuskan menemui perwakilan [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] di Filipina. Setelah melaporkan diri, dia kembali direkrut dan diberi pangkat [[Letnan Satu]] dan ditugaskan kembali ke [[Indonesia]], yang saat itu sudah memproklamirkan diri dari penjajahan Belanda.