Penghancuran al-Baqi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 19:
 
== Motif ==
Pembongkaran bangunan kuburan al-Baqi oleh Pihak Saudi didasarkan pada penafsiran ayat [[Quran]] tentang kesyirikan dalam pengagungan terhadap makam keramat <ref>[https://books.google.com/books?id=8Zp_5IydPGgC&pg=PA154&dq=jannat+al-baqi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjfncXv-47PAhUDIsAKHRd_ByQQ6AEIITAB#v=onepage&q=jannat%20al-baqi&f=false ''llustrated Dictionary of the Muslim World'']. Marshall Cavendish. ISBN 978-0-7614-7929-1. Retrieved 14 September 2016</ref> bahwasanya mengagungkan makam merupakan perbuatan musyrik dan meninggikan bahkan mendirikan bangunan di atas makam merupakan suatu Bid’ah.<ref name=":1" />, walaupun hal tersebut termasuk ke dalam masalah ''khilafiyah'' (multi tafsir) di antara banyak ulama kaum muslimin. Mereka mengambil contoh dari peristiwa sapi emas yang dibuat oleh kaum Bani Israel sebagai sesembahan sehingga membuat Allah marah. Beberapa Muslim berpandangan bahwa hal itu sebagai hukum sikap terhadap gambar dan benda keramat.<ref>Beauchamp, Zack (19 August 2015). [https://www.vox.com/2015/3/11/8184207/islamist-monuments "Why ISIS is destroying Syrian and Iraqi heritage sites"]. ''Vox''. Retrieved 15 September 2016.</ref> Dan juga hal tersebut telah dibahas oleh para fuqaha dan para imam salaf terdahulu dalam kitab-kitab mereka, bahwa hal tersebut bertentangan dengan ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. PembuatanKelompok wahabi yang merupakan sekte yang dianut oleh pihak saudi menganggap pembuatan bangunan di atas makam juga merupakan tindakan meniru dari bentuk tradisi dan budaya jahiliah orang-orang pada zaman kuno seperti kebudayaan Persia, India dan juga Yunani. Di lain pihak, akademis Syi’ah menggunakan beberapa ayat lain untuk medukung pembuatan atau penyucian makam bagi orang-orang suci umat Islam.<ref>Ibrahimi, Mohammad Hossein. [http://www.farsnews.ir/newstext.php?nn=13920305000537 "Ziyarah and building mosques and graves from the viewpoint of Shia and Wahhbism"]. Wahhbism review research center. Retrieved 8 March 201</ref> Menurut akademis Syi’ah, Mohammad Jafar Tabasi kuburan Imam Shia sudah ditakzimkan sebad yang lalu dan pada saat itu tidak ada ulama Sunni yang mengatakan bahwa penyucian makam merupakan sesuatu yang baru. Seminggu sebelum pembongkaran, perintah Ibn Bulayhid, grup yang terdiri dari lima belas akademis Medina menyatakan fahwa tentang pelarangan pembuatan makam yang dimegahkan.<ref name=":1" />
 
Berdasarkan penelitian akademis oleh Adeel Mohammadi, penghancuran Al-Baqi oleh Wahhabi juga mengandung unsur politik. Pemimpin muslim bertanggung jawab pada penerapan “''amar ma’ruf nahi munkar''” (Memerintahkan kepada yang baik dan menjauhkan dari yang buruk ) supaya bisa menerapkan itu maka harus memiliki kekuatan politik. Penghancuran oleh Wahhabi merupakan implikasi kegiatan politik untuk membangun kekuasaan Najd di Hijaz, yang terdiri dari kekuasaan religius Najd, para akademis Wahhabi dan kekuasaan politik pemerintahan keluarga Saudi. Mohammadi berargumentasi bahwa “Kekuasaan Saudi sedang mencari pengakuan atas kekuasaan politik yang baru”.<ref name=":1" /> Wahhabisme berpandangan bahwa penghancuran makam merupakan tindakan keadilan terhadap teologi dan prinsip politik. Menurut Mohammadi, penghancuran dijadikan sebagai tanda kemenangan terhadap Syi'ah, karena terdapat kuburan beberapa Imam Syi'ah di pemakaman Al-Baqi dan juga para Ahlul Bayt (Keluarga Muhammad).<ref name=":1" />