Penghancuran al-Baqi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor |
||
Baris 19:
== Motif ==
Pembongkaran bangunan kuburan al-Baqi oleh Pihak Saudi didasarkan pada penafsiran ayat [[Quran]] tentang kesyirikan dalam pengagungan terhadap makam keramat <ref>[https://books.google.com/books?id=8Zp_5IydPGgC&pg=PA154&dq=jannat+al-baqi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjfncXv-47PAhUDIsAKHRd_ByQQ6AEIITAB#v=onepage&q=jannat%20al-baqi&f=false ''llustrated Dictionary of the Muslim World'']. Marshall Cavendish. ISBN 978-0-7614-7929-1. Retrieved 14 September 2016</ref> bahwasanya mengagungkan makam merupakan perbuatan musyrik dan meninggikan bahkan mendirikan bangunan di atas makam merupakan suatu Bid’ah
Berdasarkan penelitian akademis oleh Adeel Mohammadi, penghancuran Al-Baqi oleh Wahhabi juga mengandung unsur politik. Pemimpin muslim bertanggung jawab pada penerapan “''amar ma’ruf nahi munkar''” (Memerintahkan kepada yang baik dan menjauhkan dari yang buruk ) supaya bisa menerapkan itu maka harus memiliki kekuatan politik. Penghancuran oleh Wahhabi merupakan implikasi kegiatan politik untuk membangun kekuasaan Najd di Hijaz, yang terdiri dari kekuasaan religius Najd, para akademis Wahhabi dan kekuasaan politik pemerintahan keluarga Saudi. Mohammadi berargumentasi bahwa “Kekuasaan Saudi sedang mencari pengakuan atas kekuasaan politik yang baru”.<ref name=":1" /> Wahhabisme berpandangan bahwa penghancuran makam merupakan tindakan keadilan terhadap teologi dan prinsip politik. Menurut Mohammadi, penghancuran dijadikan sebagai tanda kemenangan terhadap Syi'ah, karena terdapat kuburan beberapa Imam Syi'ah di pemakaman Al-Baqi dan juga para Ahlul Bayt (Keluarga Muhammad).<ref name=":1" />
|