I Gusti Ngurah Rai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 226:
 
Pergerakan di pulau itu diteruskan ke orang-orang yang berasal dari keluarga sederhana. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan peningkatan popularitas ide-ide sayap kiri di kalangan perlawanan, dan juga mempercepat jaraknya dari elit feodal Bali.
 
=== Keluarga ===
Pada tahun 1938, saat belajar di sekolah militer, Ngurah Rai menikah dengan penduduk [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], Desak Putu Kari, seorang gadis dari keluarga sederhana yang lahir pada tahun 1922 dan mempunyai 3 orang anak diantaranya I Gusti Ngurah Yudana yang lahir tahun 1942, I Gusti Ngurah Tantra yang lahir tahun 1944, dan I Gusti Ngurah Alit Yudha yang lahir tahun 1946.
 
Rai tidak pernah melihat yang terakhir, karena ia lahir setelah pengunduran diri pada kampanye terakhir. Patut dicatat bahwa Ngurah Rai sendiri, menyadari bahaya konfrontasi militer dengan Belanda, memperingatkan istrinya terlebih dahulu tentang kemungkinan besar kematiannya. Jadi, saat berpisah, dia berkata:
 
<blockquote>Anggaplah aku telah mati, kapan pulang jangan dipikir...</blockquote>
 
Setelah Ngurah Rai pergi sebagai kepala pasukan partisan di hutan, istri dan anak-anaknya sangat membutuhkan. Menurut Putu Kari, sebagian besar penduduk desa bersimpati padanya, tetapi takut membantu karena takut pada Belanda. Yang terakhir menahan keluarga komandan partisan untuk beberapa waktu dan menjadikan Putu Kari, yang sedang mengandung putra ketiganya, untuk diinterogasi dengan keras.
 
Beberapa tahun setelah kematian Rai, istrinya menikah dengan salah satu rekannya dalam gerakan partisan, Made Setia Budi. Dalam pernikahan keduanya, 4 anak lagi lahir, pada akhir hidupnya jumlah cucu yang dimiliki mencapai 20 orang. Desak Putu Kari meninggal dunia pada 10 Desember 2017. Hingga hari-hari terakhir, dia menyimpan ingatan yang kuat, secara teratur berpartisipasi dalam berbagai acara yang diadakan untuk mengenang Ngurah Rai, dia terus-menerus dikunjungi oleh perwakilan media, otoritas lokal, dan pimpinan militer.
 
Putra bungsu Rai, Ngurah Alit Yudha menjadi pejabat tinggi Golkar, memimpin partai cabang Bali selama bertahun-tahun, dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia pada 1999-2004. Dia juga aktif terlibat dalam acara yang didedikasikan untuk mengenang Rai.
 
== Pengabadian ==
[[Berkas:Statue of Ngurah Rai.jpg|thumb|left|180px|Monumen Ngurah Rai di pintu masuk bandara, dinamai menurut namanya]]
 
Kegiatan Ngurah Rai sebagai pemimpin gerakan partisan Bali dan kematiannya yang sudah pada akhir 1940-an mulai dipahlawankan oleh propaganda Indonesia sebagai contoh keberanian, tidak mementingkan diri sendiri, kesetiaan pada tugas militer dan cita-cita perjuangan kemerdekaan negara. Ini sama sekali tidak terhalang oleh fakta bahwa, dari sudut seni militer dan kemanfaatan politik, baik kampanye ke Gunung Agung dan operasi terakhir Ngurah Rai dinilai cukup kritis. Maka, rekan terdekat Rai dan penerusnya sebagai Ketua Dewan Perjuangan, Vija Kusuma, bertahun-tahun kemudian mengakui bahwa "Long March" ternyata menjadi salah satu kegagalan terbesar bangsa Indonesia selama perang kemerdekaan.
 
[[Abdul Haris Nasutio]], salah satu tokoh militer terkemuka [[Indonesia]], yang selama bertahun-tahun memegang posisi tertinggi dalam struktur angkatan bersenjata dan mengembangkan konsep perang [[gerilya]], yang mendapat pengakuan internasional, mengajukan pertanyaan retoris dalam memoarnya:
 
<blockquote>Apakah tidah sebaiknya Letnan Kolonel Ngurah Rai melaksanakan prinsip perang gerilya: hit and run?</blockquote>
 
Langkah-langkah memperingati Ngurah Rai mulai dilakukan di tingkat nasional tak lama setelah berakhirnya perang kemerdekaan. Pada tahun 1947, Resimen Ngurah Rai dibentuk sebagai bagian dari angkatan bersenjata. Pada bulan November 1954, pada peringatan ketujuh pertempuran di dekat desa Marga, sebuah kompleks peringatan dibangun di lokasi kematian Rai dan para pejuangnya dengan luas lebih dari 25 hektar dan di wilayah yang diputuskan untuk mengubur sisa-sisa semua anggota gerakan gerilya Bali yang meninggal selama perang kemerdekaan.
 
Elemen sentral dari tugu peringatan itu adalah sebuah monumen yang dibuat dengan gaya candi Hindu Jawa: menara delapan tingkat dengan alas segi lima setinggi 17 meter (tinggi, jumlah sudut dan tingkatan melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia - 17/08/1945). Di lima sisi dasar menara ada lempengan marmer di mana teks surat Rai kepada [[letnan kolonel]] ter Meulen diukir.
 
Pada tanggal 30 September 1962, jenazah Ngurah Rai digali dan dikremasi dengan khidmat sesuai dengan ritus Hindu. Peristiwa ini diberi karakter peristiwa sosial politik berskala besar, untuk persiapannya telah dibentuk panitia penyelenggara yang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat dan daerah. Upacara kremasi dihadiri oleh anggota pemerintah Indonesia dan pimpinan militer senior. Sebagian abu surga dibuang ke laut di kawasan Sanur, sebagian lagi dikubur di kompleks tugu dekat desa Marga.
 
[[Berkas:Indonesia 2005 50000r o.jpg|thumb|Uang Kertas 50 Ribu Rupiah dengan Potret Ngurah Rai]]
 
Total ada 1372 kuburan di wilayah kompleks memorial, di mana 1371 orang dimakamkan, termasuk 64 prajurit reguler TNI, 1296 peserta sipil dalam gerakan gerilya dan 11 militer Jepang yang pergi ke sisi. Indonesia dan ikut serta dalam perlawanan anti-Belanda. Satu batu nisan didirikan untuk mengenang seorang prajurit yang tidak dikenal. Semua batu nisan memiliki jenis yang sama, namun batu nisan Ngurah Rai lebih besar dan diletakkan di depan yang lain, tersusun berjajar. Nama-nama orang mati diukir di dinding marmer di sebelah kuburan. Selain pemakaman dan monumen, kompleks ini juga memiliki museum sejarah gerakan partisan Bali.
 
Pada tahun 1954, Ngurah Rai secara anumerta dipromosikan menjadi kolonel, dan pada tahun 1975 dengan keputusan [[Presiden Soeharto]] Nomor 06 tanggal 9 Agustus 1975, ia dinyatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Dengan dekrit yang sama, ia sekali lagi secara anumerta dipromosikan ke pangkat brigadir jenderal, dan juga dianugerahi salah satu ordo militer tertinggi Ordo Bintang Mahaputra, tingkat ke-4.
 
[[Berkas:Flughafentower, Denpasar Airport, Bali.JPG|thumb|left|Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar]]
 
Bandara Internasional Bali, Universitas dan Stadion dinamai dengan nama Ngurah Rai berada di Denpasar, yang masing-masing merupakan universitas terbesar dan fasilitas olahraga terbesar di Bali. Namanya diberikan ke jalan-jalan di Denpasar dan banyak daerah Bali lainnya, serta di beberapa kota di luar Bali, termasuk di ibukota Indonesia [[DKI Jakarta|Jakarta]].
 
Potret Rai juga ditampilkan pada uang kertas Indonesia dalam dua desain, masing-masing diterbitkan pada tahun 2005-2011 dan 2011-2016, yang hingga penerbitan uang kertas Rp.100.000 pada tahun 2014, merupakan pecahan uang kertas Indonesia terbesar.
 
Puluhan monumen telah didirikan untuk Ngurah Rai di berbagai bagian pulau. Sebuah museum Markas Bersama Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Kepulauan Sunda Kecil didirikan di Munduk-Malanga. Pada saat yang sama, tal ada monumen atau museum negara di Carangsari, desa kelahiran Ngurah Rai, hanya ada monumen kecil yang didirikan dan dipelihara atas biaya keluarga komandan partisan.
 
Hari peringatan pertempuran di dekat desa Marga, serta hari ulang tahun Ngurah Rai dirayakan secara khidmat di Bali. Pada Januari 2017, peringatan 100 tahun pahlawan Bali dirayakan dalam skala khusus. Bagian integral dari upacara peringatan adalah pembacaan umum surat Rai kepada [[Letnan Kolonel]] ter Meulen, yang dianggap sebagai salah satu peninggalan sejarah terpenting di [[Pulau Bali|Bali]].
 
Kadang-kadang surat asli dipindahkan dalam peti mati khusus selama prosesi khidmat dari satu pemukiman ke pemukiman lainnya. Pembacaan teksnya di depan umum juga dilakukan pada acara-acara khidmat lainnya: misalnya pada Maret 2014, hal itu diumumkan dalam pertemuan Presiden Indonesia [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dengan para veteran gerakan partisan Bali.
 
Pada tahun 2013, dengan dukungan dari otoritas sipil dan militer provinsi Bali, sebuah film biografi dokumenter fitur "I Gusti Ngurah Rai" diproduksi. Penayangan perdananya berlangsung pada 11 Juli 2013 di markas distrik militer setempat.
 
Pada tanggal 10 Januari 2018, bertepatan dengan peringatan 101 tahun kelahiran Rai di Teluk Benoa di Bali selatan, kapal dengan nama Ngurah Rai secara resmi diperkenalkan ke Angkatan Laut Indonesia. Kapal ini dibangun bersama-sama dengan bantuan organisasi perkapalan Belanda yaitu Damen Schelde Naval.
 
== Lihat pula ==