Pasoeroean Stoomtram Maatschappij: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ardy RfPas (bicara | kontrib) k →Armada |
Ardy RfPas (bicara | kontrib) Tag: menambah URL dengan parameter pelacak VisualEditor |
||
Baris 47:
== Armada ==
[[Berkas:Pasoeroean Stoomtram Maatschappij No 17, put in service on 18 Dec 1900 (as shown here). It became PJKA B1611.png|jmpl|Lokomotif PsSM nomor 17 pada tahun 1900. Setelah dinomor ulang, lokomotif ini diberi nomor seri baru menjadi B16 11]]
Pada awal beroperasinya, perusahaan ini mendatangkan lokomotif trem uap buatan Backer & Rueb, Breda (seri B) sebanyak 3 buah. Namun, pada saat digunakan untuk dinasan menarik rangkaian gerbong gula yang berat, lokomotif ini seringkali mengalami kehilangan daya (''underpowered''). Dikarenakan payahnya kinerja lokomotif tersebut, maka PsSM menariknya dari dinasan aktif pada tahun 1897.<ref>{{Cite book|last=de Bruin|first=Jan|date=2003|url=https://books.google.co.id/books/about/Het_Indische_spoor_in_oorlogstijd.html?id=GimlAAAACAAJ&redir_esc=y|title=Het Indische spoor in oorlogstijd|publisher=Uquilar|isbn=9789071513466|url-status=live}}</ref> Pada akhirnya, PsSM memesan 5 lokomotif uap tipe [[B16]] nomor seri 08-12 dari Pabrik [[Hohenzollern Locomotive Works]], [[Jerman]] pada tahun 1900, 2<!-- or 3 ?--> lokomotif uap tipe C22 dari Cockerill pada tahun 1894 seri 01-02, untuk seri 03 pada tahun 1911 dan 1 lokomotif uap [[C25]] (seri 01) dari Pabrik [[Hanomag]], Jerman pada tahun 1921.
Menurut laporan perusahaan pada akhir [[1939]], PsSM memiliki armada lokomotif sebanyak 13 buah, jumlah yang sama persis saat diambil alih oleh Djawatan Kereta Api (DKA) dan diberi penomoran baru pasca kemerdekaan. Untuk jumlah gerbong, pada rangkaian penumpang sebanyak 30 buah, rangkaian kereta pengawas (''Brake Vans'') sebanyak 6 buah dan kereta barang sebanyak 132 buah. Konsumsi bahan bakar yang dilaporkan pada tahun yang sama mencapai sekitar 26 ton untuk [[batu bara]] dan 1194 ton untuk [[kayu]]. Untuk kecepatan operasional, maksimum batas kecepatan (taspat) kereta api yang diizinkan adalah 18,6 Mil/jam atau 30Km/jam.<ref>{{Cite web|title=Railways - Java|url=https://repository.monash.edu/items/show/38723?fbclid=IwAR2I5mqojMqjlxM0IFtbSAFLPt_IGM-cpKHRaLn0CQuUkguc_ukvw-4656s#?c=0&m=0&s=0&cv=0|website=repository.monash.edu|language=en-US|access-date=2022-08-26}}</ref>
Trem dengan [[lokomotif uap]] ini memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti [[kuda]] atau [[pedati]]. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu.▼
▲[[Trem]] dengan [[lokomotif uap]] ini memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti [[kuda]] atau [[pedati]]. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu.
Selain digunakan untuk menarik [[kereta penumpang]], lokomotif ini juga digunakan untuk menarik [[gerbong]] barang yang berisi hasil bumi untuk diangkut ke pelabuhan. Trem dengan lokomotif uap ini digunakan untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi [[gula]].
Baris 56 ⟶ 58:
Seiring dengan perkembangan zaman, perlahan-lahan secara berkala jalan rel buatan PsSM dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya, serta sarana dan prasarana yang sudah uzur. Tetapi ada juga yang dicabut semasa [[pendudukan jepang|pendudukan Jepang]]. Pada dekade tahun 1970-1980-an, pembangunan jalan raya dilakukan secara besar-besaran bersamaan dengan maraknya angkutan jalan raya. Adapun tahapan penonaktifannya adalah sebagai berikut.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref>
* Alkmaar (Purwosari)–Sengon, trayek ini pertama kali ditutup pada 1 Juni 1909 dikarenakan minimnya lalu lintas angkutan barang dan penumpang.
* Warungdowo–Alkmaar, ditutup pada tahun 1932/1933 disaat terjadinya [[Depresi Besar]]
* Pasuruan–Boom (Pelabuhan) dicabut pekerja romusa [[Jepang]] pada tahun [[1943]]/[[1944]].
* Warungdowo–Ngempit dicabut pekerja romusa [[Jepang]] pada tahun [[1943]]/[[1944]].
* Warungdowo–Wonorejo sempat dinonaktifkan pada tahun 1932/1933, kemudian diaktifkan kembali oleh DKA namun kembali dinonaktifkan pada tahun [[1976]].
* Pasuruan–Winongan sempat dicabut pekerja romusa [[Jepang]] akan tetapi diaktifkan lagi mengingat masih banyak pabrik gula yang masih beroperasi. Tetapi mulai tanggal [[1 Februari]] [[1988]] jalur ini kembali dinonaktifkan.
|