Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
 
[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|330px|mini|kanan|[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]], Saleh]]
 
Sekitar 25 tahun setelah Pieneman, pada tahun 1857, seniman [[Pulau Jawa|Jawa]] [[Raden Saleh]] yang mengenyam pendidikan [[seni rupa]] di [[Eropa]] dan kemudian kembali ke tanah air lalu melukis lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'' (112 × 179 cm, [[cat minyak]] diatas [[kanvas]]).
 
Saleh tentu saja akrab dengan lukisan Pieneman, salah satu seniman [[Belanda]] paling terkenal pada masanya dan bahkan mungkin berhasil membuat salinannya. Ingin menantang versi visual Belanda tentang peristiwa sejarah penting seperti [[Pangeran Diponegoro|penangkapan Diponegoro]], Saleh menyajikannya dalam versi Jawanya sendiri dan tidak sejalan dengan pemikiran kolonial Pieneman.
 
Sekitar waktu Pieneman membuat lukisannya, de Kock juga memesan potret dari Pieneman (106 x 90 cm, setelah tahun 1826). Saleh mungkin pernah menjadi mahasiswa Pieneman dan terlibat dalam lukisan potret, misalnya dia bisa sibuk mengisi latar belakang.
 
Kritikus seni menyebut karya Pieneman dan Saleh sebagai 2 lukisan paling terkenal tentang sejarah [[Indonesia]]. Pada saat yang sama, Pieneman melukis lukisannya segera setelah berakhirnya perang Jawa, tetapi sebelum Raden Saleh. Menurut kritikus dengan menggambarkan kerendahan hati yang lengkap, seorang pria yang tunduk dan kalah dengan tangan ke bawah bukannya pemimpin pemberontakan yang marah dan menantang (seperti Saleh) dan selain berdiri dibawah pemenang Belanda, Pieneman dengan demikian secara simbolis menunjukkan bahwa Diponegoro telah kehilangan kekuasaannya.
 
Perbedaan juga terlihat pada nama lukisan ''Penyerahan'' oleh Pieneman dan ''Penangkapan'' oleh Saleh, dimana orang dapat melihat bahwa Diponegoro tidak tunduk kepada Belanda. Secara keseluruhan, gambaran Pieneman yang agak resmi memberi kesan bahwa, meskipun de Kock menunjukkan kekejaman terhadap Diponegoro, pengaturan penangkapan dan pengasingannya adalah demi kepentingan terbaik orang Jawa seperti seorang ayah yang penuh kasih mengasingkan putranya yang bersalah untuk memberinya pelajaran berharga.
 
Setelah menangkap kemenangan para pemenang dan kekagumannya sendiri atas kemenangan ini, Pieneman menulis karyanya dalam genre orientalisme, yaitu menggambarkan orang Jawa sesuai dengan persepsi Belanda tentang mereka sebagai [[pribumi]] terbelakang dari sudut pandang penjajah.
 
Pada tahun 1907, lukisan Pieneman disumbangkan oleh keturunan de Kock ke [[Rijksmuseum]] di [[Amsterdam]], dimana ia tetap sampai hari ini.
 
== Kutipan karya ==