Partai Solidaritas Indonesia: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alief Aditya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fadel Imran (bicara | kontrib)
Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 80:
 
== Sejarah ==
Awal pembentukan partai ini berawal dari obrolan di sebuah kafe yang terletak di bilanganBilangan, Jakarta Selatan pada akhir 2014,. yang dimana pertemuanPertemuan tersebut dihadiri Raja Juli Antoni, mantan presenter televisi, Grace Natalie, dan Isyana Bagoes Oka, besertaserta dua anak muda lainnya hadiryang diturut pertemuan di kafe ituhadir. Pertemuan dilakukan tidak terlepas dari fenomena terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden daripada [[Pilpres 2014]]. Dalam pertemuan tersebut, didiskusikan soal reformasi partai politik. Pertemuan di kafe hingga membuahkan keinginan mendirikan parpol itu tidak begitu saja terjadi. Beberapa inisiator tersebut telah saling mengenal dan mempunyai cara pandang yang sama tentang situasi politik terkini <ref name=":0" />
 
Partai ini didirikan pada tanggal 16 November 2014 sesuai Akta Notaris Widyatmoko, S.H. Nomor 14 Tahun 2014. Kemudian di tanggal yang sama, Dewan Pimpinan Pusat PSI (DPP PSI) mengajukan secara resmi surat pendaftaran sebagai partai politik. Selanjutnya, Kementerian Hukum dan HAM secara resmi meminta DPP PSI untuk melengkapi syarat-syarat pembentukan partai politik sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik <ref name=":0" />
Baris 130:
 
== Pandangan ==
Adapun haluan atau ideologi daridalam partai politik ini terinspirasi dari ajaran dari Presiden Soekarno lewat ucapannya mengenai harumharumnya bunga mawar yang diterjemahkan ke dalam logo partai yang diusung PSI, konsep Pancasila, dan Trisakti Soekarno, hingga Trilogi Identitas PSI. Bandingkan konsep Trisakti Bung Karno (Berdaulat dalam Politik, Berdikari di Ekonomi, dan Berkepribadian dalam kebudayaan) dengan Trilogi PSI (Menebar kebajikan, Merawat keragaman, dan Meneguhkan solidaritas). <ref name=":1">{{Cite news|last=Suryaningtyas|first=Toto|date=2022-08-08|title=Partai Solidaritas Indonesia di Tengah Konservatisme-Pragmatisme Politik|url=https://www.kompas.id/baca/riset/2022/08/08/partai-solidaritas-indonesia-di-tengah-konservatisme-pragmatisme-politik|work=Kompas.id|access-date=2022-08-19}}</ref>
 
Partai ini di kelola oleh para aktivis politik baru yang sebelumnya tidak pernah menjadi pengurus di partai apapun. Hal sebagai pemutus mata-rantai dari perilaku, spirit serta tradisi buruk parpol lama. Aktivis yang mengelola partai baru ini berusia dibawah 45 tahun dengan rata-rata berusia 30 tahunan. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan kesempatan kepada generasi muda agar terlibat aktif dalam menentukan masa depan bangsa ini serta menolak adanya politik ''[[Gerontokrasi|gerontrokrasi]]'', yakni politik yang dominasi orang-orang tua secara usia yang mengelola politik dengan cara lama dan usang. <ref name=":0" />

PSI mengedepankan keterbukaan sebagai partai yang inklusif dan pluralis untuk semua anak bangsa tanpa melihat suku, ras dan agama. Hal ini dapat terlihat pada pola rekruitmen kader PSI yang akan mengabdi di lembaga Legislatif dan Eksekutif dengan melihat secara objektif rasional. <ref name=":0" />
 
PSI berpandangan bahwa seharusnya politik itu tanpa mahar. Mahar adalah salah satu sumber masalah dalam politik Indonesia pascareformasi. Mahar memicu biaya tinggi dalam politik. Pada gilirannya, biaya tinggi ini amat potensial menyeret pada praktik korupsi. Alih-alih mahar, PSI mendukung ratusan calon di Pilkada 2020 karena ada kesamaan nilai-nilai dengan pasangan calon. PSI juga memeriksa rekam jejak seluruh calon. PSI memastikan kandidat terpilih adalah yang terbaik, mereka yang mau bekerja keras untuk membantu rakyat. <ref name=":0" />