Muntok, Bangka Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
menambah data dan informasi tentang Kota Muntok
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor
Baris 16:
}}
 
'''Muntok''' adalah sebuahibukota [[kecamatan]] yang berada di kabupaten [[Kabupaten Bangka Barat|Bangka Barat]], provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]] dan juga merupakan [[ibu kota]] dari kabupaten [[Kabupaten Bangka Barat|Bangka Barat]].<ref name="MUNTOK">{{cite web|url=https://bangkabaratkab.bps.go.id/publication/2020/09/28/208585a5c8e1447b5b143733/kecamatan-mentok-dalam-angka-2020.html |title=Kecamatan Muntok Dalam Angka 2020|website=www.bangkabaratkab.bps.go.id|accessdate=24 Januari 2021|format=pdf|page=11 & 116}}</ref> Kecamatan, Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]]. Kota Muntok yang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Bangka Barat ini memiliki luas wilayah 41436.795,0025 km²ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 53.381388 jiwa ([[2021]]) dandengan kepadatan 129 jiwa/km².<ref name="DUKCAPIL"/><refPada name="MUNTOK"/>masa Pemerintahan Hindia Belanda, Kota Muntok sempat menjadi ibukota Karesidenan Bangka, sekaligus sebagai pusat administrasi penambangan Timah (''Hoofdbureau Bankatinwinning'') (1816-1907).
 
Kota Mentok berdiri sejak 7 September 1734 Masehi atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin Jayawikrama (1721-1756) kepada Wan Akup yang kemudian membangun 7 bubung rumah di daratan sebuah tanjung di kaki bukit Menumbing. Pada masa itulah, Kota Muntok ditetapkan sebagai pusat Pemerintahan sekaligus pusat urusan penambangan timah di Pulau Bangka, yang berlanjut ketika Pemerintah Hindia Belanda menguasai wilayah ini, dan juga menjadikan Kota Muntok sebagai pusat pemerintahan di Bangka sekaligus pusat administrasi penambangan timah. Kota ini kemudian semakin tumbuh berkembang menjadi kota bandar utama pusat perdagangan timah dan Lada Putih (''[https://ig.dgig.go.id Muntok White Pepper]''), di mana timah dan lada putih diangkut lalu dikirim ke negara-negara Eropa melalui Pelabuhan Muntok. Pelabuhan ini pun semakin ramai dengan arus pendatang yang hilir mudik datang dan pergi, apalagi mengingat hasil penambangan yang sangat menjanjikan, semakin banyak didatangkan orang-orang dari Cina, Siam, Kamboja, dan Siantan yang berada di Johor yang ahli dalam urusan timah.
 
Saat ini Kota Muntok telah dtetapkan sebagai kawasan cagar budaya di bawah naungan UNESCO yaitu kawasan [https://lib.ui.ac.id Kota Tua Muntok] dan Bukit Menumbing. Mengikuti pembagian kluster pemukiman masyarakat Muntok di masa Pemerintahan Hindia Belanda, saat ini di kawasan Kota Tua terdapat 3 (tiga) kluster, yaitu Kluster Eropa, Kluster Cina, dan Kluster Melayu. Di Kluster Cina yang berdampingan langsung dengan Kluster Melayu, masih terdapat perkampungan Cina berarsitektur khasnya seperti pertokoan, kelenteng Kung Fuk Nio, serta [https://kebudayaan.kemendikbud.go.id komplek Perumahan Mayor Cina Chung A Tiam] yang berusia ratusan tahun (dibangun 1830-an). Uniknya kelenteng ini berdampingan dengan [https://lib.ui.ac.id Mesjid Jamik Muntok] yang merupakan bagian dari kluster Melayu yang terdiri dari 3 (tiga) kampung, yaitu Kampung Tanjung, Kampung Ulu, dan Kampung Petenun/Teluk Rubia (asal kain tenun [https://warisanbudaya.kemendikbud.go.id Cual Muntok]). Di kluster ini masih bisa ditemukan rumah-rumah panggung berarsitektur Melayu yang khas, juga Benteng Kuta Seribu (1812-1817) berikut pemakaman Tangga Seribu di mana para pendahulu Kota Muntok dimakamkan. Kedua kluster ini berada di sekitar pantai, sementara itu, Kluster Eropa berada di bentang lahan yang lebih tinggi. Di kluster Eropa ini, dibangunlah perumahan, perkantoran,rumah sakit, gereja, penjara, sekolah, gudang, yang berciri khas Eropa. Saat ini bangunan berciri khas Eropa ini masih bisa disaksikan, salah satunya [https://wiki-indonesia.club Museum Timah Muntok] yang dulunya merupakan Eks Kantor Wilasi atau ''Hoofdbureau Banka Tinwinning Bedriff'' (1915). Di luar kluster, bisa ditemukan mercusuar Tanjung Kalian dan Pesanggrahan Bukit Menumbing (1932) di ketinggian hampir 500 meter dpa dan dikelilingi hutan lindung. Bangunan-bangunan yang dimaksud bukan saja berusia ratusan tahun namun juga mempunyai nilai sejarah, arsitektur dan budaya yang tinggi, sehingga pemerintah daerah bersama UNESCO telah menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasan cagar budaya.
 
== Sejarah ==
Muntok adalah kota tua yang didirikan oleh Abang Pahang, mertua Sultan ''Palembang Darusssalam'' Mahmud Badaruddin I (1720-1755) pada tahun 1722 dan menjadi ibu kotaibukota Karesidenan [[Bangka Belitung|Bangka]], sebelum dipindahkan oleh Residen J. Englenberg ke [[Pangkal Pinang]] pada tahun 1907.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Sociëteit Concordia in Muntok TMnr 60048672.jpg|jmpl|300px|''Sociëteit Concordia'' di Mentok (tahun 1914)]]