Tujuh Langit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Agama Abrahamik: Memperbaiki artikel sebelum pemindahan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 12:
Di dalam agama Mesopotamia, pada umumnya langit dianggap bukanlah tempat bagi manusia, sebagaimana yang tersirat dari ucapan [[Gilgamesh|Gilgames]] kepada sahabatnya, [[Enkidu]], dalam [[wiracarita Gilgamesh|wiracarita Gilgames]]: "Siapatah yang sanggup naik ke langit, Kawan? Dewa-dewi jua yang tinggal bersama [[Utu|Syamas]] selama-lamanya". Seperti gagasan tujuh petala langit, gagasan tiga petala langit juga tidak asing di Mesopotamia pada Abad Kuno.<ref>{{cite book |last1= Lange |first1=Armin |last2=Tov |first2=Emanuel |last3=Weigold |first3=Matthias |date=2011 |title=The Dead Sea Scrolls in Context: Integrating the Dead Sea Scrolls in the Study of Ancient Texts, Languages, and Cultures |url=https://books.google.com/books?id=xM7EnOx7CnYC&pg=PA808 |page=808 |publisher=Brill |location=Leiden |isbn=978-90-04-18903-4 |access-date=3 Juni 2015 }}</ref>
 
== Agama-agama IbrahimiAbrahamik ==
=== Agama Yahudi ===
[[Talmud]] memuat pandangan bahwa sebelah atas jagat raya terbagi menjadi tujuh petala langit (''[[surga menurut agama Yahudi|syamayim]]''), yaitu:<ref>{{cite web|url=http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=1521&letter=A#4364 |title=Angelology|publisher=Ensiklopedia Yahudi|access-date=16 Juni 2015}}</ref>