== Kritik dan kontroversi ==
=== Kemiripan dengan perjudian ===
Pada Mei 2012, sebuah artikel diterbitkan di koran konservatif Jepang, ''Yomiuri Shimbun'', yang mengkritik permainan jejaring sosial dan khususnya gacha yang memanfaatkan kenaifan anak-anak untuk menghasilkan keuntungan. Keluhan utama yang ditulis dalam artikel bahwa model gacha terlalu mirip dengan perjudian. Koran tersebut menyerukan penyelidikan oleh Badan Urusan Konsumen Jepang untuk mencegah penyalahgunaan sistemcara tersebut. Sejumlah kasus remaja dan anak-anak mengeluarkanmenghabiskan lebih dari 15 juta Rupiah telah dilaporkan dalam media. Tidak lama setelah itu, anjuran penyelidikan dilakukan dan model gacha yang menyeluruh dinyatakan ilegal oleh Badan Urusan Konsumen dengan mengutip Undang-undang Pencegahan UpahHadiah Undian yang Tidak Dapat Dibenarkan dan Representasi yang Menyesatkan ([[:ja:不当景品類及び不当表示防止法]]), Badan Urusan Konsumen menyatakan bahwa item/barang virtual dapat dianggap "hadiah" di bawah undang-undang yang ditulis pada tahun 1977 untuk mencegah praktik gacha yang menyeluruh dalam konteks kartu koleksi bertema bisbol. Dalam waktu satu bulan setelah pernyataan tersebut dikeluarkan, semua penerbit Jepang telah menghapus aturan gacha dari permainan mereka, meski banyak pengembang menemukan cara untuk mengatasinya. Selain itu, sejumlah tuntutan hukum diajukan di Jepang terhadap perusahaan yang menjual produk gacha, yang mengakibatkan turunnya sementara nilai saham mereka selama hampir tiga bulan. Pengembang seluler Jepang, termasuk GREE dan DeNA, sepakat untuk membentuk kelompok industri mandiri, Asosiasi Permainan Sosial Jepang (JASGA), yang merupakan upaya untuk mendorong pengembang keluar dari model-model gacha, tetapi tidak terbukti berhasil dan akhirnya JASGA dibubarkan pada tahun 2015.
Mekanismenya telah diteliti karena kemiripannya dengan perjudian , dan beberapa negara mengharuskan tingkatpermainan penurunanagar untukmenunjukkan persentase peluang keluarnya dipublikasikanitem/barang, atau telah melarang praktik tertentu ( misalnya,seperti menyelesaikanmodel gacha yang menyeluruh). [21][22] BanyakMenurut survei, banyak pemain juga merasa menyesal setelah melakukan pembelian di gamedalam ini menurut surveipermainan. [23] Jenis permainan ini juga mendapat kritik karena memikatmenggoda pemain untuk menghabiskan ribuanjutaan dolarRupiah sekaligus untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, [24] dan cara hasil gacha disajikanyang ditampilkan di dalam permainan juga telah dikritik. [25] Anak-anak kemungkinan akan terpengaruh oleh mekanisme seperti perjudian karena perangkat seluler menyediakan akses mudah ke pembayaran; beberapa pengembang game juga dengan sengaja memperkenalkan manipulasi emosional dan praktik eksploitatif. [26] SebuahSebuak makalah penelitian tahun 2019 mencatat bahwa "sistem gacha telah terbukti membuat ketagihanadiktif dan bermasalahproblematik" dan berspekulasi bahwa celah dalam sistem gacha dapat dimanfaatkan untuk pencucian uang internasionalglobal. [18]▼
In May 2012, an article was published in a conservative Japanese newspaper, the Yomiuri Shimbun, that criticized social networking games and specifically gacha for exploiting the naivety of children to make a profit. The main complaint of the article was that the gacha model too closely resembled gambling. The paper called for an investigation by Japan's Consumer Affairs Agency to prevent abuse of the system. Several cases of teenagers and even younger kids spending equivalents of over 1000 USD have been reported in the media. Shortly after, the suggested investigation was performed and the model of complete gacha was declared illegal by the Consumer Affairs Agency, citing the Law for Preventing Unjustifiable Extras or Unexpected Benefit and Misleading Representation (不当景品類及び不当表示防止法), The Consumer Affairs Agency stated that virtual items could be considered "prizes" under existing legislation written in 1977 to prevent the complete gacha practice in the context of baseball trading cards. Within a month of the statement being issued, all major Japanese game publishers had removed complete gacha rules from their games, though many developers found ways around this. In addition, several lawsuits were launched in Japan against companies selling gacha products, leading to temporary decrease in their stock market value by almost a quarter. Japanese mobile game developers, including GREE and DeNA, worked to establish a self-regulating industry group, the Japan Social Game Association, which was an attempt to push developers from these models, but it did not prove successful, and the Association was disbanded by 2015.
The mechanism has come under scrutiny for its similarity to gambling, and some countries require drop rates to be made public, or have banned certain practices (e.g., complete gacha). Many players also feel regret after making purchases in these games according to a survey. This type of game has also come under criticism for luring players into spending thousands of dollars at a time to get what they want, and the way gacha outcomes are presented within the game have also been criticized. Children are likely to be affected by the gambling-like mechanism since mobile devices provides easy access to payment; some game developers also intentionally introduce emotional manipulations and exploitive practices. A 2019 research paper has noted that "the gacha system has proven to be addictive and problematic" and speculated that the loopholes in the gacha system could be exploited for international money laundering.
Pada Mei 2012, sebuah artikel diterbitkan di surat kabar konservatif Jepang, Yomiuri Shimbun, yang mengkritik permainan jejaring sosial dan khususnya gacha karena mengeksploitasi kenaifan anak-anak untuk mendapatkan keuntungan. Keluhan utama artikel tersebut adalah bahwa model gacha terlalu mirip dengan perjudian. Makalah tersebut menyerukan penyelidikan oleh Badan Urusan Konsumen Jepang untuk mencegah penyalahgunaan sistem.[14] Beberapa kasus remaja dan bahkan anak-anak yang lebih muda menghabiskan lebih dari 1000 USD telah dilaporkan di media.[15][16] Tak lama setelah itu, penyelidikan yang disarankan dilakukan dan model gacha lengkap dinyatakan ilegal oleh Badan Urusan Konsumen, mengutip Undang-Undang untuk Mencegah Ekstra yang Tidak Dapat Dibenarkan atau Manfaat yang Tidak Diharapkan dan Representasi yang Menyesatkan (不当景品類及び不当表示防止法),[9] [8] Badan Urusan Konsumen menyatakan bahwa barang virtual dapat dianggap sebagai "hadiah" di bawah undang-undang yang ada yang ditulis pada tahun 1977 untuk mencegah praktik gacha lengkap dalam konteks kartu perdagangan bisbol. Dalam waktu satu bulan setelah pernyataan tersebut dikeluarkan, semua penerbit game besar Jepang telah menghapus aturan gacha lengkap dari game mereka, meskipun banyak pengembang menemukan cara untuk mengatasinya.[8][17] Selain itu, beberapa tuntutan hukum diluncurkan di Jepang terhadap perusahaan yang menjual produk gacha, yang menyebabkan penurunan sementara nilai pasar saham mereka hampir seperempat.[18][19][20] Pengembang game seluler Jepang, termasuk GREE dan DeNA, bekerja untuk membentuk grup industri yang mengatur sendiri, Asosiasi Game Sosial Jepang, yang merupakan upaya untuk mendorong pengembang dari model ini, tetapi tidak terbukti berhasil, dan Asosiasi dibubarkan oleh 2015.[17]
▲Mekanismenya telah diteliti karena kemiripannya dengan perjudian, dan beberapa negara mengharuskan tingkat penurunan untuk dipublikasikan, atau telah melarang praktik tertentu (misalnya, menyelesaikan gacha).[21][22] Banyak pemain juga merasa menyesal setelah melakukan pembelian di game ini menurut survei.[23] Jenis permainan ini juga mendapat kritik karena memikat pemain untuk menghabiskan ribuan dolar sekaligus untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan,[24] dan cara hasil gacha disajikan dalam permainan juga telah dikritik.[25] Anak-anak kemungkinan akan terpengaruh oleh mekanisme seperti perjudian karena perangkat seluler menyediakan akses mudah ke pembayaran; beberapa pengembang game juga dengan sengaja memperkenalkan manipulasi emosional dan praktik eksploitatif.[26] Sebuah makalah penelitian tahun 2019 mencatat bahwa "sistem gacha telah terbukti membuat ketagihan dan bermasalah" dan berspekulasi bahwa celah dalam sistem gacha dapat dimanfaatkan untuk pencucian uang internasional.[18]
== Lihat juga ==
|