Biara Mor Hananyo memiliki 365 ruangan. Satu ruangan mewakili satu hari dalam setahun.
Biara ini adalah alasan utama yang memikat orang untuk berkunjung ke Mardin. Pada tahun 451, jemaat Kristen Suryani yang berhaluan Miafisit (umat Yakubi) memisahkan diri dari Gereja Romawi Timur selepas Konsili Kalsedon lantaran berbeda pandangan soal kodrat sejati Kristus. Biara ini menjadi pusat penggembalaan Gereja Ortodoks Suryani dari tahun 493 sampai dasawarsa 1920-an. Komunitas Kristen Mardin yang tangguh itu sudah menyusut dari 2000 jiwa menjadi 200 jiwa dalam 30 tahun terakhir. GerejanyaGereja ini masih menggunakan [[bahasa Aram]], bahasa yang dituturkan Yesus, sebagai bahasa liturgi. Ibadat digelar setiap hari, dipimpin salah seorang dari dua rahib yang tersisa. Di sebelah kanan pintu masuk, sesudah menuruni beberapa anak tangga, terdapat sebuah ruang sembahyang yang mulanya dimanfaatkan sebagai kuil pemujaan Baal pada tahun 2000 Pramasehi. Di atasnya terdapat sebuah mausoleum yang mulanya dimanfaatkan sebagai balai perguruan ilmu pengobatan. Pintu-pintu kayunya dihiasi ukiran singa dan ular. Kapel utamanya masih menampakkan bekas-bekas cat dinding aslinya yang berwarna toska, serta menyimpan sebuah Alkitab setua 300 tahun, sebuah bejana baptis setua 1000 tahun, dan sebuah mosaik lantai setua 1600 tahun.<ref>{{Cite web|url=https://premiumtravel.net/turkey-cities/mardin/|title = Mardin}}</ref>