Akmal Nasery Basral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 72:
=== 2004-2010: Tempo ===
 
Dalam keadaan tak terikat komitmen dengan perusahaan manapun, majalah ''Tempo'' melalui Arif Zulkifli dan Toriq Hadad memberikan kesempatan kepada Akmal untuk bergabung. Padahal saat itu santer beredar kabar bahwa orang-orang ''Tempo'' yang pindah haluan ke ''Gatra'' pasca pembredelan 1994, tak akan diterima lagi di ''Tempo'' karena dianggap sebagai 'pengkhianat'. Namun hal itu tak berlaku terhadap Akmal. Mungkin juga karena saat pembredelan terjadi status Akmal adalah ''account executive'' bukan reporter atau staf redaksi.
Setelah mendapat cukup pengalaman di luar majalah berita Akmal berlabuh di majalah Tempo, yang pernah menjadi profesi impiannya saat masih kuliah. Pada 2005, Akmal meluncurkan novel perdana berjudul [[Imperia]] yang bergenre [[thriller]][[politik]] di sebuah acara buku nasional di [[Istora Gelora Bung Karno]]. Bertindak sebagai pembahas adalah penulis senior Leila S. Chudori ([[Leila Salikha Chudori]] dan pengamat politik Eep S. Fatah.
 
Setelah mendapat cukup pengalaman di luar majalah berita Akmal berlabuh di majalah Tempo, yang pernah menjadi profesi impiannya saat masih kuliah. PadaJuli 2005, Akmal meluncurkan novel perdana berjudul [[''Imperia]]'' yang bergenre [[thriller]][[politik]] di sebuah acara buku nasional di [[Istora Gelora Bung Karno]]. Bertindak sebagai pembahasPembahas adalah penulis-jurnalis senior Leila S. Chudori ([[Leila Salikha Chudori]]''Tempo'') dan pengamat politik Eep S. Fatah. Moderator Krisnadi Yuliawan, redaktur ''Gatra''.
Pada 2006 Akmal mendapat tugas liputan ke [[Busan]][[Korea Selatan]] untuk meliput [[Festival Film Internasional Busan]] dan fenomena kebangkitan [[K-Pop]] di seluruh dunia.<ref>https://books.google.co.id/books?id=d0vODwAAQBAJ&pg=PA34&lpg=PA34&dq=Akmal+Nasery+Basral++K-Pop+Tempo&source=bl&ots=N0gJISWkIT&sig=ACfU3U01-xc_5aNS5DQPFKsk-izMPiCEDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj83s2mqoT6AhVnSmwGHUzZCasQ6AF6BAgREAM#v=onepage&q=Akmal%20Nasery%20Basral%20%20K-Pop%20Tempo&f=false</ref>. Liputan lain yang berkesan baginya adalah melaporkan perkembangan di Pakistan usai pembunuhan Benazir Bhutto di akhir Desember 2007. Akmal berkeliling empat kota ([[Karachi]], [[Islamabad]], [[Rawalpindi]], [[Lahore]]) sampai berlangsung Pemilu Februari 2008 di negeri yang penuh kemelut itu.<ref>https://dunia.tempo.co/read/117667/pemilu-di-pakistan-super-sederhana</ref><ref>https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612136451/selamat-tinggal-q</ref>.
 
PadaDi tahun 2006 Akmal mendapat tugas liputan ke [[Busan]][[Korea Selatan]] untuk meliput [[Festival Film Internasional Busan]] dan fenomena kebangkitan [[K-Pop]] di seluruh dunia.<ref>https://books.google.co.id/books?id=d0vODwAAQBAJ&pg=PA34&lpg=PA34&dq=Akmal+Nasery+Basral++K-Pop+Tempo&source=bl&ots=N0gJISWkIT&sig=ACfU3U01-xc_5aNS5DQPFKsk-izMPiCEDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj83s2mqoT6AhVnSmwGHUzZCasQ6AF6BAgREAM#v=onepage&q=Akmal%20Nasery%20Basral%20%20K-Pop%20Tempo&f=false</ref>. LiputanTugas lain yang berkesan baginya adalah melaporkan perkembanganliputan di Pakistan usai pembunuhan Benazir Bhutto di akhir, Desember 2007. Akmal berkeliling empat kota ([[Karachi]], [[Islamabad]], [[Rawalpindi]], [[Lahore]]) sampai berlangsung Pemilu Februari 2008 di negeri yang penuh kemelut itu.<ref>https://dunia.tempo.co/read/117667/pemilu-di-pakistan-super-sederhana</ref><ref>https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612136451/selamat-tinggal-q</ref>.
Setelah enam tahun berkiprah sebagai wartawan TEMPO dan melahirkan tiga buku (Imperia, '''Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku''' dan '''Nagabonar Jadi 2'''), Akmal memutuskan untuk pindah kuadran, meninggalkan dunia jurnalistik dan masuk kuadran kehidupan baru sebagai penulis kreatif penuh waktu. Keputusan itu dilakukannya pada awal 2010.
 
Setelah enam tahun berkiprah sebagai wartawan TEMPO dan melahirkan tiga buku (''Imperia'', '''Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku''' dan '''Nagabonar Jadi 2'''), Akmal memutuskan untuk pindah kuadran, dengan meninggalkan dunia jurnalistik dan, masuk kuadran kehidupan baru sebagai penulis kreatif penuh waktu. Keputusan itu dilakukannya pada awal 2010.
 
=== 2010-sekarang: Novelis, Kolumnis, Da'i ===