Akmal Nasery Basral: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 88:
Pada 2014, Akmal mendapat tawaran beasiswa pascasarjana untuk studi [[Ekonomi syariah]] di [[Institut Agama Islam Tazkia]], [[Sentul City]], melalui [[Ahmad Mukhlis Yusuf]], mantan Pemimpin Umum [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara]]. Sejak itu dia mulai sering mendapatkan permintaan mengisi kajian di masjid komplek (pemukiman) atau perkantoran. Namun Akmal membatasi hanya menyampaikan materi yang berkaitan dengan sejarah Islam dan tokoh-tokoh Islam atau fenomena sosial budaya dalam bingkai peradaban, bukan berkaitan dengan [[fikih]] [[ibadah]] atau [[fikih]] [[muamalah]] yang lebih spesifik.
Akmal tak pernah mau dipanggil ustaz, dia selalu meminta dipanggil Uda Akmal karena dua alasan. Pertama, panggilan itu beraroma Minang (uda = kakak). Kedua, "Uda berarti ustaz dadakan," selorohnya dalam beberapa kesempatan. Namun dia tak keberatan jika disebut [[da'i]]. Sebab berbeda dengan ustaz yang berarti 'guru besar', maka da;i berarti 'penyeru'. Baginya apapun profesi dan latar belakang pendidikan seseorang, jika orang tersebut menyerukan ajakan kebaikan kepada sesama maka sang penyeru bisa dipanggil da'i.<ref>https://muslim.or.id/26662-syarat-syarat-menjadi-dai.html</ref>
== Kehidupan pribadi ==
|