Penyakit mulut dan kuku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 64:
Setelah masuk ke dalam tubuh hewan, baik melalui saluran pernapasan maupun saluran pencernaan, virus akan bereplikasi di [[Sistem limfatik|jaringan limfoid]], terutama di saluran pernapasan bagian atas, dan kemudian masuk ke peredaran darah untuk bersirkulasi selama 3–5 hari. Virus dapat dideteksi pada [[Faring|orofaring]] antara satu dan tiga hari sebelum masuk ke dalam darah dan sebelum kemunculan tanda klinis. Melalui aliran darah, virus kemudian tersebar dan bereplikasi di [[jaringan epitel]] predileksinya, seperti lidah, sela kuku, puting hewan betina, dan [[otot jantung]] pada hewan muda, sehingga terbentuk vesikel. Virus diekskresikan hewan terinfeksi sejak dua hari sebelum tanda klinis terlihat (virus pada susu dideteksi empat hari sebelum tanda klinis) dan ekskresi virus dalam jumlah besar berhenti pada 4–5 hari setelah vesikel muncul. Luka kulit biasanya sembuh dalam sepuluh hari, tetapi infeksi sekunder mengakibatkan hewan pulih lebih lama.<ref name=":2">{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Enam: Memperkirakan umur lesi |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25622/mod_resource/content/2/Modul%20Enam_%20Memperkirakan%20umur%20lesi.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=8 September 2022}}</ref>
 
Pada hari pertama munculnya tanda klinis berupa lesi kulit, epitel memucat dan perlahan diisi oleh cairan. Vesikel pecah pada hari kedua dan terlihat lembaran epitel pada tepian lesi dengan batas yang jelas; dasar lesi berwarna merah. Pada hari ketiga, batas lesi mulai tidak jelas dan warna dasarnya menjadi merah pucat; deposisi [[fibrin]] mulai terjadi. Pada hari keempat, jaringan epitel mulai tumbuh kembali pada tepian lesi dan deposisi fibrin semakin meluas. Jaringan parut telah terbentuk pada hari ketujuh dan lesi biasanya telah sembuh pada hari kesepuluh, meskipun bekasnya masih terlihat sebagai area pucat. Meskipun umur lesi dapat diperkirakan, tetapi kecepatan penyembuhan lesi antarhewan bervariasi dan akurasi perkiraan umur lesi akan menurun. Lesi pada kambing dan domba cenderung lebih sulit diamati dibandingkan lesi pada sapi karena ukurannya lebih kecil. Selain itu, lesi kaki pada ruminansia kecil tersebut umumnya lebih ringan dan sering ditemukan di bagian pita koroner kaki. Pada babi, lesi kaki lebih sering diamati untuk menentukan umur lesi.<ref>{{Cite web|last=EuFMD|title=Kursus Pelatihan Investigasi PMK - Modul Dua: Patogenesis|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/25616/mod_resource/content/2/FMD%20Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=8 September 2022}}</ref><ref>{{Cite book|last=Department for Environment, Food and Rural Affairs|date=2005|url=http://adlib.everysite.co.uk/resources/000/099/192/ageing-lesions.pdf|title=Foot and Mouth Disease Ageing of Lesions|location=London|publisher=Department for Environment, Food and Rural Affairs|url-status=live}}</ref>
 
Partikel virus masih ditemukan di daerah orofaring ruminansia sampai 28 hari pascainfeksi dan sekitar 50% ruminansia dapat mengalami infeksi persisten meskipun mereka telah memiliki kekebalan terhadap virus PMK. Hewan-hewan yang di orofaringnya masih ditemukan virus setelah 28 hari pascainfeksi disebut sebagai hewan pembawa penyakit. Kerbau afrika tercatat menjadi pembawa hingga selama lima tahun, sapi sampai tiga tahun, dan ruminansia kecil sampai sembilan bulan, sementara babi tidak dianggap sebagai pembawa virus yang persisten. Pada hewan-hewan pembawa, ekskresi virus bersifat intermiten (tidak tetap) dan jumlahnya menurun seiring dengan waktu. Meskipun demikian, secara [[Epidemiologi|epidemiologis]], peran hewan-hewan pembawa tersebut dalam menularkan penyakit dinilai tidak jelas, kecuali kerbau-afrika pembawa yang diduga berperan dalam wabah PMK di Zimbabwe pada tahun 1989 dan 1991.<ref name=":3" /><ref>{{Cite journal|last=Dawe|first=P.|last2=Flanagan|first2=F.|last3=Madekurozwa|first3=R.|last4=Sorensen|first4=K.|last5=Anderson|first5=E.|last6=Foggin|first6=C.|last7=Ferris|first7=N.|last8=Knowles|first8=N.|date=1994|title=Natural transmission of foot-and-mouth disease virus from African buffalo (Syncerus caffer) to cattle in a wildlife area of Zimbabwe|url=https://veterinaryrecord.bmj.com/lookup/doi/10.1136/vr.134.10.230|journal=Veterinary Record|volume=134|issue=10|pages=230–232|doi=10.1136/vr.134.10.230|issn=0042-4900}}</ref>