Sastra Wijayanagara dalam bahasa Kannada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
KaptenYusuf (bicara | kontrib)
Menambah isi dan gambar
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
KaptenYusuf (bicara | kontrib)
menambah subjudul dan konten
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 1:
[[Berkas:Karnataka_Hampi_IMG_0730.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bd/Karnataka_Hampi_IMG_0730.jpg/220px-Karnataka_Hampi_IMG_0730.jpg|ka|jmpl|Kuil Virupaksha di [[Hampi]], pusat suci di [[Wijayanagara|Vijayanagara]], ibu kota kerajaan]]
'''Sastra Vijayanagara di Kannada''' (''Vijayanagara literature in Kannada'') adalah kumpulan sastra yang disusun dalam [[bahasa Kannada]] di [[India Selatan]] selama kekuasaan [[Kemaharajaan Wijayanagara|Kekaisaran Wijayanagara]] yang berlangsung dari abad ke-14 hingga ke-16. Kerajaan Vijayanagara didirikan pada tahun 1336 oleh [[Harihara I|Harihara Saya]] dan saudaranya [[Bukka Raya I|Bukka Raya saya]] . Meskipun bertahan hingga tahun 1664, kekuatannya menurun setelah kekalahan militer besar-besaran oleh Kesultanan Shahi dalam [[pertempuran Talikota]] pada tahun 1565. Kekaisaran ini dinamai berdasarkan ibu kotanya, [[Wijayanagara|Vijayanagara]], yang reruntuhannya mengelilingi [[Hampi]] modern, sekarang menjadi [[Situs Warisan Dunia]] di Karnataka.
 
[[Sastra Kannada]] selama periode ini terdiri dari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan perkembangan sosio-religius dari kepercayaan [[Veerashaiva]] dan [[Waisnawa|Vaishnava]], dan pada tingkat yang lebih rendah dari [[Jainisme]] . <ref name="oldest">Sastri 1955, pp. 359–365</ref> <ref name="ramendra">Narasimhacharya (1988), pp. 21–23</ref> Menulis tentang topik sekuler sangat populer selama periode ini. <ref name="sec">Narasimhacharya (1988), pp. 61–65</ref> Penulisan tulisan-tulisan ini tidak terbatas pada penyair dan cendekiawan saja. Kontribusi sastra yang signifikan dibuat oleh anggota keluarga kerajaan, menteri mereka, komandan tentara pangkat, bangsawan dan berbagai penguasa bawahan. <ref name="depa">Kotraiah in Sinopoli (2003), pp. 130, 134</ref> <ref name="pampa">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> <ref name="ganapathi">Sastri (1955), p. 363</ref> Selain itu, sejumlah besar literatur rakyat renungan ditulis oleh penyair musik, mistikus, dan penyair suci, yang memengaruhi masyarakat di kekaisaran. Penulis periode ini mempopulerkan penggunaan [[Metrum|meteran]] asli: {{Transl|kn|shatpadi}} (syair enam baris), {{Transl|kn|sangatya}} (gubahan yang dimaksudkan untuk dinyanyikan dengan iringan alat musik), dan {{Transl|kn|[[tripadi]]}} (syair tiga baris). <ref name="sang">Shiva Prakash in Ayyappapanicker (1997), pp. 190–200</ref>
 
Perkembangan sastra Veerashaiva mencapai puncaknya pada masa pemerintahan [[Dewa Raya II|Raja Deva Raya&nbsp;II]], penguasa [[dinasti Sangama]] yang paling terkenal. <ref name="fame2">Sastri (1955), p244</ref> Aturan [[Krishnadevaraya|Raja Krishnadeva Raya]] dari [[dinasti Tuluva]] dan penerusnya adalah titik tertinggi dalam literatur Waisnawa. <ref name="highpoint2">Rice E. P. (1921), p. 70</ref> Pengaruh sastra Jain, yang telah mendominasi bahasa Kannada pada abad-abad sebelumnya, semakin berkurang dengan meningkatnya persaingan dari kebangkitan kepercayaan Veerashaiva dan [[Gerakan Bhakti|gerakan bhakti Vaishnava (gerakan bhakti]] [[Haridasa|haridasas]] ). <ref name="resurgent2">Rice E. P. (1921), pp. 45–46</ref> Interaksi antara sastra Kannada dan [[Bahasa Telugu|Telugu]] meninggalkan pengaruh abadi yang berlanjut setelah era Vijayanagara. <ref name="last2">Narasimhacharya (1988), p. 27–28</ref>
Baris 48:
Chamarasa, Lakkanna Dandesa dan Jakkanarya berkembang di bawah perlindungan Raja Deva Raya&nbsp;II. <ref name="thimmakavi3">Narasimhacharya (1988), p. 69</ref> <ref name="honour2">Rice E. P. (1921), pp. 68, 70</ref> Chamarasa, juara keyakinan Veerashaiva, adalah saingan Kumara Vyasa di istana Raja Deva Raya&nbsp;II. {{Transl|kn|magnum opus}}, {{Transl|kn|Prabhulinga Lile}} (1430) adalah pidato santo Allama Prabhu abad ke-12; itu diterjemahkan ke dalam bahasa Telugu dan [[Bahasa Tamil|Tamil]] atas perintah raja pelindungnya, dan kemudian ke dalam bahasa Sansekerta dan [[Bahasa Marathi|Marathi]] . <ref name="marathi2">Sahitya Akademi (1987), p. 617</ref> Dalam cerita, orang suci dianggap sebagai titisan dewa Hindu [[Ganesa|Ganapathi]] sementara [[Parwati|Parvati]] mengambil bentuk seorang putri Banavasi. <ref name="ganapathi4">Sastri (1955), p. 363</ref> Sangat kontras dengan epik perang Kumara Vyasa, Chamarasa menyampaikan sebuah tulisan yang penuh dengan spiritualitas. <ref name="raghu2">Sahitya Akademi (1992), p. 4003</ref> Sebuah pernyataan yang dibuat oleh penyair dalam tulisannya, bahwa ceritanya "bukan tentang manusia biasa", menyiratkan bahwa epos Waisnawa Ramayana dan Mahabharata adalah tentang manusia; ini adalah bukti persaingan antara dua agama. <ref name="marathi2" />
[[Berkas:Kudala_Sangama.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Kudala_Sangama.jpg/220px-Kudala_Sangama.jpg|ka|jmpl|{{Transl|kn|[[Samādhi]]}} (makam) pembaharu sosial Veerashaiva abad ke-12 Basavanna di Kudala Sangama di Karnataka]]
Lakkanna Dandesa, perdana menteri raja dan gubernur provinsi, menulis sebuah ensiklopedia tentang kepercayaan dan ritus keyakinan Veerashaiva berjudul {{Transl|kn|Sivatattva Chintamani}} . Karya ini merupakan catatan kehidupan Basavanna, nenek moyang agama, dan ratusan pengikutnya, sehingga menjadi bahan yang berharga bagi mahasiswa gerakan Lingayat. <ref name="student">Sahitya Akademi (1996), p. 4003</ref> Banyak referensi dibuat dalam karya ini ke ibu kota Vijayanagara dan daerah sekitarnya. <ref name="pampa3">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> Jakkanarya, seorang menteri di istana, tidak hanya menulis {{Transl|kn|Nurondusthala}} (seratus satu cerita) tetapi juga pelindung Kumarabanka Natha dan Mahalinga Deva, penyair-santo yang menulis puisi {{Transl|kn|vachana}} dan buku-buku tentang filosofi Shaiva (disebut {{Transl|kn|shatsthala}} ). <ref name="ganapathi3">Sastri (1955), p. 363</ref> <ref name="highpoint">Rice E. P. (1921), p. 70</ref> Penulis lain dari abad ke-15 yang layak disebut adalah Kavi Lingga (1490), penyair istana [[Saluva Narasimha Deva Raya|Raja Saluva Narasimha&nbsp;I]], Adrisappa ( {{Transl|kn|Praudaraya Charitra}} ), <ref name="adris">Rice B. L. (1895), p. 501</ref> Bommarasa ( {{Transl|kn|Soundara Purana}} ), Kallarasa ( {{Transl|kn|Janavasya}} ), Chaturmukha Bommarasa ( {{Transl|kn|Revanasiddhesvara Purana}} ), Suranga Kavi ( {{Transl|kn|Trisashti Puratanara Charitre}} ), dan Nilakanthacharya ( {{Transl|kn|Aradhya Charitra}} ), pujangga istana Ummattur Virananjendra. <ref name="suranga">Narasimhacharya (1988), pp. 22, 69</ref>
 
Pada tahun 1500, diilhami oleh Palkuriki Somanatha (penyair dwibahasa dalam bahasa Kannada dan Telugu), Singiraja menyintesis sebuah kisah tentang kehidupan Basavanna berjudul {{Transl|kn|Maha Basavaraja Charitra}} (atau {{Transl|kn|Singiraja Purana}} ), menggunakan puisi {{Transl|kn|vachana}} protagonis dan memberikan rincian 88 puisinya.&nbsp;perbuatan terkenal, serta informasi tentang lawan-lawannya di istana Raja [[Kalachuris dari Kalyani|Kalachuri Selatan]] [[Bijjala II|Bijjala&nbsp;II]] . <ref name="singi">Rice E. P. (1921), p. 67</ref> Seorang penyair terkemuka saat ini adalah Guru Basava, yang dikenal karena kepengarangannya atas tujuh puisi terkenal ( {{Transl|kn|Sapta Kavya}} ), semuanya kecuali satu yang ditulis dalam meteran {{Transl|kn|shatpadi}} . Ia memaparkan ajaran agama dalam bentuk diskusi formal antara [[Guru (agama dharma)|guru]] dan murid. {{Transl|kn|kavyas}} -nya (puisi epik klasik) berurusan dengan spiritualisme dan persepsi ekstrasensor. <ref name="highpoint3">Rice E. P. (1921), p. 70</ref> <ref name="snsory">Sahitya akademi (1992), p. 4003</ref>
 
Mallanarya dari [[Gubbi]], seorang penyair bilingual dalam bahasa Kannada dan Sansekerta, menikmati perlindungan Raja Krishnadeva Raya. Tulisan-tulisannya yang penting dalam bahasa Kannada dalam meteran {{Transl|kn|shatpadi}} adalah {{Transl|kn|Bhava Chintaratna}} (juga disebut {{Transl|kn|Satyendra Chole Kathe}}, 1513) dan {{Transl|kn|Virasaivamrita Purana}} (1530). Yang pertama didasarkan pada karya Tamil abad ke-7 dan tentang Raja [[Dinasti Chola|Chola]] dalam konteks kepercayaan Shaiva; yang terakhir adalah tulisan proporsi ensiklopedis yang melampaui konten filosofis, menggambarkan berbagai bentuk (atau olahraga, disebut {{Transl|kn|lila}} ) dewa Siwa dan kehidupan orang suci Shaiva yang terkenal. <ref name="chola">{{Transl|kn|Bhava Chintaratna}} is said to be based on a work by Nanasambandar (Sastri 1955, p. 364)</ref> <ref name="pradipika">Rice E. P. (1921), p. 71</ref>
 
Pada tahun 1584, Virupaksha Pandita, kepala pendeta di [[Kuil Virupaksha, Hampi|Virupaksha Temple]] di Vijayanagara, menulis sebuah catatan tentang kehidupan dan perbuatan orang suci abad ke-12 dan penyair {{Transl|kn|vachana}} [[Channabasavanna|Chennabasava]] . Tulisan berjudul {{Transl|kn|Chenna Basava Purana}}, menganggap protagonis sebagai titisan dewa Siwa dan menggambarkan keagungan Siwa dan para pengikutnya yang terkenal. Buku ini memberikan informasi berharga, termasuk tanggal, tentang orang-orang suci Veerashaiva awal dan {{Transl|kn|vachanakaras}} (penyair {{Transl|kn|vachana}} ). <ref name="channa">Rice E. P. (1921), p. 68</ref> Selain konten keagamaan, tulisan ini memberikan wawasan yang berguna tentang bekas ibu kota Vijayanagara, istana kerajaannya, pasar dan pedagangnya, perkemahan militernya, spesialisasi dan divisinya, serta serikat pekerja yang melayani militer dalam berbagai kapasitas. <ref name="capacity">Sinopoli (2003), p. 134</ref> Penulis lain dari abad ke-16 adalah Chermanka ( {{Transl|kn|Chermanka Kavya}} ), Virabhadraraja ( {{Transl|kn|Virabhadra Vijaya}} ), Chennabasavanka ( {{Transl|kn|Mahadevi Akkanna Purana}} ), Nanjunda dari [[Ikkeri]] ( {{Transl|kn|Bhairavaesvara Kavya}} ) dan Sadasiva Yogi ( {{Transl|kn|Ramanatha Vilasa}} ). <ref name="suranga2">Narasimhacharya (1988), pp. 22, 69</ref>
 
=== Tulisan jain ===
[[Berkas:Chandragiri_hill_temple_complex_at_Shravanabelagola.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Chandragiri_hill_temple_complex_at_Shravanabelagola.jpg/220px-Chandragiri_hill_temple_complex_at_Shravanabelagola.jpg|ka|jmpl|Kompleks candi Jain di bukit Chandragiri, [[Shravanabelagola]], pusat Jainisme di Karnataka sejak abad ke-3 SM]]
[[Berkas:Poetic_Kannada_inscription_of_Manjaraja_dated_1398_CE_at_Vindyagiri_hill_in_Shravanabelagola.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c4/Poetic_Kannada_inscription_of_Manjaraja_dated_1398_CE_at_Vindyagiri_hill_in_Shravanabelagola.jpg/220px-Poetic_Kannada_inscription_of_Manjaraja_dated_1398_CE_at_Vindyagiri_hill_in_Shravanabelagola.jpg|ka|jmpl|Prasasti puitis dalam bahasa Kannada oleh penyair Vijayanagara Manjaraja (1398) di Shravanabelagola]]
Supremasi budaya [[Jainisme|Jain]] terus berkurang dari abad ke-12; penurunan dimulai pada abad ke-10 setelah penaklukan sebagian besar Jain [[Dinasti Rashtrakuta|Rashtrakuta]] oleh [[Kerajaan Chalukya Barat|Kekaisaran Chalukya Barat]], dan kekalahan kerajaan [[Dinasti Ganga Barat|Gangga]] oleh [[Dinasti Chola|Chola]] dari [[Thanjavur|Tanjore]] . Sementara Veerashaivisme berkembang di Karnataka utara dari zaman Basavanna, [[Sri Waisnawa]] (cabang dari Waisnawa) berkembang di Selatan karena pengaruh [[Ramanuja|Ramanujacharya]] . <ref name="sriv">Kamath (2001), p. 112</ref> Raja Hoysala [[Wisnuvardhana]] dan keturunannya turun ke Waisnawa. <ref name="rituals">Kamath (2001), p. 132</ref> Meskipun toleran terhadap semua agama, para pendiri Kekaisaran Wijayanagara dan raja-raja berikutnya dari dinasti Sangama adalah Shaiwa (pemuja Siwa) sedangkan raja-raja dinasti Tuluva kemudian adalah Sri Waisnawa (pengikut Sri Waisnawa). <ref name="faith">Kamath (2001), p. 177</ref> Populasi Jain tampaknya mulai menurun sejak periode ini; namun, catatan yang tersedia termasuk dekrit oleh [[Bukka Raya I|Raja Bukka Raya&nbsp;Saya]] memberi Jain kebebasan beribadah, menyusul keluhan mereka tentang penganiayaan. <ref name="resurgent">Rice E. P. (1921), pp. 45–46</ref> Meskipun pengaruh Jainisme dan sastranya semakin berkurang, wilayah pesisir Karnataka modern, tempat monumen dan monolit Jain yang penting dibangun, tetap menjadi benteng pertahanan. <ref name="salva">Sastri (1955), p. 360</ref> Seperti pada abad-abad sebelumnya, penulis Jain menulis tentang [[Tirthankara|tirthankar]], pangeran, dan tokoh penting lainnya bagi agama Jain. <ref name="trad3">Narasimhacharya (1988), p. 61</ref> Yang paling terkenal di antara penyair Jain dari wilayah pesisir Karnataka adalah Ratnakaravarni, Abhinava Vadi Vidyananda, Salva dan Nemanna. <ref name="salva" />
 
Ratnakaravarni dari [[Mudbidri|Mudabidri]] (1557), penyair istana di [[Karkala]] di bawah perlindungan Bhairasa Wodeyar, terkenal karena berhasil mengintegrasikan unsur kesenangan duniawi ke dalam asketisme dan karena memperlakukan topik eros dengan bijaksana dalam epik keagamaan, ''[[Adikarya|karya]]'' {{Transl|kn|Bharatadesa Vaibhava}} . Salah satu penyair sastra Kannada paling populer, tulisan Ratnakaravarni populer di seluruh agama dan sekte. Dia tampaknya memiliki hubungan yang tegang dengan istana dan biara, bagaimanapun, karena tulisan-tulisan tentang erotis dan ilmu kesenangan, daripada puisi murni spiritual. <ref name="spirit">Nagaraj (2003), pp. 374–375, 377</ref> Seorang penyair radikal dan sensitif, ia pernah mengklaim bahwa meditasi spiritual "membosankan". <ref name="bore">Nagaraj (2003), p. 373</ref> Tradisi mengatakan bahwa Ratnakaravarni beralih ke Veerashaivisme ketika {{Transl|kn|Bharatadesa Vaibhava}} -nya (juga disebut {{Transl|kn|Bharatesvara Charite}} ) awalnya dicemooh, kemudian kembali ke Jain dan menulis tulisan-tulisan penting lainnya. <ref name="reject">Nagaraj (2003), p. 376</ref> {{Transl|kn|Bharatadesa Vaibhava}} ditulis dalam delapan puluh [[Canto|cantos]] dan mencakup 10.000 bait. Tulisan-tulisan penting lainnya termasuk 2.000 lagu spiritual yang disebut {{Transl|kn|Annagalapada}} ("Lagu-Lagu Saudara") dan tiga {{Transl|kn|shatakas}} : {{Transl|kn|Ratnakara sataka}} {{Transl|kn|Aparajitesvara shataka}} (sebuah wacana tentang moral Jain, pelepasan keduniawian dan filsafat) dan {{Transl|kn|Trilokya shataka}}, sebuah catatan tentang alam semesta seperti yang dilihat oleh Jain, terdiri dari surga, neraka dan dunia perantara. <ref name="style">Shiva Prakash (1997), p. 210</ref> <ref name="undisputed">Sahitya Akademi (1987), pp. 453–454</ref> <ref name="bhai">Mukherjee (1999), p. 328</ref> <ref name="moral">Rice E. P. (1921), p. 47</ref>
[[Berkas:Bharatha.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ee/Bharatha.jpg/220px-Bharatha.jpg|ka|jmpl|Saint Bharata di kompleks bukit Chandragiri di Shravanabelagola]]
{{Transl|kn|Bharatadesa Vaibhava}} is a version of the earlier {{Transl|kn|Poorvapurana}} by [[Jinasena|Jinasenacharya]] and reflects a different perspective than the {{Transl|kn|[[Adipurana]]}} written by Adikavi Pampa c.&nbsp;941. Centred on the glorification of the enlightened Bharata, the son of the first Jain {{Transl|kn|tirthankar}} [[Resaba|Adinatha]], Ratnakaravarni cleverly focuses on those aspects that the original by Pampa ignored.<ref name="adi">Shiva Prakash (1997), p. 211</ref> Ratnakaravarni goes into minute detail about prince Bharata who, according to the author, serves as the ideal balance between detachment ({{Transl|kn|yoga}}) and attachment ({{Transl|kn|bhoga}}). Though married to "96,000 women", Bharata is depicted as one who at once could separate himself from worldly pleasures. Unlike Pampa, who focused on the conflict between the brothers [[Bahubali]] and Bharata, ending with Bahubali's asceticism and Bharata's humiliation, Ratnakaravarni's eulogy of Bharata leaves room only for Bahubali's evolution towards sainthood. Eventually, Bharata attains {{Transl|kn|[[moksha]]}} (liberation from the cycle of death and rebirth) by burning himself in ascetic fire.<ref name="adi" /> The author showers encomium on Bharata in his various roles as monarch, husband, son, friend and devotee, a rare description of a "perfect human being" among Jain writings. Since details of the early life of Bharata as a young ruler did not exist in previous writings or in tradition, much of Ratnakaravarni's vivid description of that period was a product of his imagination. This work finds its pride of place in Kannada's epic poetry as the longest poem in the folk {{Transl|kn|sangatya}} metre.<ref name="undisputed2">Sahitya Akademi (1987), pp. 453–454</ref>
 
Salva (1550), yang merupakan penyair istana dari seorang pangeran [[Konkan]] bernama Salvamalla, menulis sebuah karya propagandis yang disebut {{Transl|kn|Salva Bharata}} . <ref name="thimmakavi2">Narasimhacharya (1988), p. 69</ref> Ini adalah epos Mahabharata versi Jain dalam enam belas {{Transl|kn|parvas}} (pembagian), yang dimaksudkan untuk bersaing dengan epos versi Waisnawa yang ditulis oleh Kumar Vyasa pada pertengahan abad ke-15. <ref name="salva2">Sastri (1955), p. 360</ref> <ref name="rasa">Mukherjee (1999), p. 342</ref> Abhinava Vadi Vidyananda dari Gerosoppa (1553) menulis {{Transl|kn|Kavya Sara}}, sebuah antologi 1.143 ayat dari ekstrak subjek yang ditulis oleh penyair sebelumnya antara tahun 900 dan 1430. Teks ini sangat mirip dengan antologi yang ditulis oleh penyair Hoysala Mallikarjuna (1245), dengan beberapa tambahan untuk menjelaskan tulisan-tulisan di era pasca Mallikarjuna. <ref name="malli">Sahitya Akademi (1987), p. 191</ref> Seorang Jain yang gigih dan seorang penentang, Vidyananda berargumentasi untuk alasan keyakinannya di pengadilan Vijayanagara dan pengadilan provinsi lainnya. Nemanna (1559) menulis {{Transl|kn|Jnana Bhaskara Charite}} tentang pentingnya kontemplasi batin daripada ritual sebagai jalan yang benar menuju emansipasi. <ref name="moral2">Rice E. P. (1921), p. 47</ref>
 
Di Vijayanagara, Madhura adalah penyair istana [[Harihara II|Raja Harihara&nbsp;II]] dan [[Dewa Raya I|Raja Deva Raya&nbsp;Saya]] di bawah perlindungan perdana menteri masing-masing. <ref name="thimmakavi4">Narasimhacharya (1988), p. 69</ref> Ia terkenal karena catatannya tentang tirthankar ke-15 berjudul {{Transl|kn|Dharmanatha Purana}} (1385), yang ditulis dengan gaya yang mirip dengan gaya penyair Jain pada abad-abad sebelumnya. Madhura juga dikreditkan dengan puisi tentang [[Bahubali|Gomateshwara]] dari [[Shravanabelagola]] . <ref name="dodda">Rice E. P. (1921), p. 46</ref> <ref name="gom1">Narasimhacharya (1988), p. 21</ref> Ayata Varma, yang diperkirakan berasal dari tahun 1400, menerjemahkan dari bahasa Sansekerta sebuah {{Transl|kn|champu}} (syair prosa campuran) berjudul {{Transl|kn|Ratna Karandaka}} yang menggambarkan ideologi Jain. <ref name="eman1">Narasimhacharya in Rice E. P. (1921), p. 47</ref> Manjarasa, seorang raja feudator Kallahalli dan seorang jenderal berpangkat Vijayanagara, menulis dua buku. {{Transl|kn|Nemijinesa Sangata}}, selesai pada tahun 1508, adalah kisah kehidupan tirthankar Jain ke-22; {{Transl|kn|Samyukta Koumudi}}, yang ditulis pada tahun 1509, terdiri dari 18 cerpen tentang nilai-nilai agama dan moral. <ref name="pampa4">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> <ref name="dodda" />
 
Sebuah tulisan {{Transl|kn|shatpadi}} penting dari periode ini adalah {{Transl|kn|Jivandhara Charite}} (1424) oleh Bhaskara, sebuah kisah Pangeran Jivanadhara, yang mendapatkan kembali tahta yang direbut oleh ayahnya. <ref name="useshatpadi2">Shiva Prakash (1997), p. 212</ref> Penulis Jain terkenal lainnya adalah Kalyanakirti ( {{Transl|kn|Jnanachandrabhyudaya}}, 1439), Santikirtimuni ( {{Transl|kn|Santinathacharite}}, 1440), Vijayanna ( {{Transl|kn|Dvadasanuprekshe}}, 1448), Bommarasa dari Terakanambi ( {{Transl|kn|Sanatkumara Charite}}, 1485), Kotesvara (1500), <ref name="dodda2">Rice E. P. (1921), p. 46</ref> <ref name="charite">Narasimhacharya (1988), p. 22</ref> <ref name="dharma">Singh (2001), p. 982</ref> Mangarasa III ( {{Transl|kn|Jayanripa Kavya}} ), Santarasa ( {{Transl|kn|Yogaratnakara}} ), Santikirti ( {{Transl|kn|Santinatha Purana}}, 1519), Doddayya ( {{Transl|kn|Chandraprabha Purana}}, 1550), Doddananka ( {{Transl|kn|Chandraprabha Purana}}, 1578) dan Bahubali Pandita dari Sringeri ( {{Transl|kn|Dharmanathapuranam}}, 1352). <ref name="dodda2" /> <ref name="dharma" /> <ref name="ratna">Narasimhacharya (1988), p. 23</ref>
 
=== Tulisan sekuler ===
[[Berkas:Kannada_inscription_(1516_AD)_of_Krishnadeva_Raya_in_Vitthala_temple_in_Hampi.JPG|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/da/Kannada_inscription_%281516_AD%29_of_Krishnadeva_Raya_in_Vitthala_temple_in_Hampi.JPG/220px-Kannada_inscription_%281516_AD%29_of_Krishnadeva_Raya_in_Vitthala_temple_in_Hampi.JPG|ka|jmpl|Prasasti Kannada Raja Krishnadeva Raya tertanggal 1516 M, di kuil Vitthala di Hampi]]
Meskipun sebagian besar tulisan yang bertahan dari periode ini bersifat religius, ada cukup bukti literatur bahwa tulisan sekuler juga populer di istana kekaisaran. Beberapa dari tulisan ini membawa informasi yang berguna tentang kehidupan kota, keagungan istana kekaisaran dan provinsi, pernikahan dan upacara kerajaan. Karya-karya lain merujuk pada perencanaan kota secara umum, perbentengan dan rincian persenjataan di Vijayanagara dan kota-kota penting lainnya, waduk irigasi, pedagang dan toko yang menjual berbagai komoditas. Kadang-kadang, penulis memikirkan kota-kota mitos yang mencerminkan pandangan ideal mereka tentang kehidupan kontemporer. <ref name="comtem">Sinopoli (2003), p. 130</ref> Umumnya ditemukan dalam karya-karya ini adalah deskripsi seniman dan profesional dan hubungan mereka dengan pengadilan. Ini termasuk penyair, penyair, komposer, pelukis, pematung, penari, pemain teater dan bahkan pegulat. Orang lain yang disebutkan adalah pemimpin politik, duta besar, selir, akuntan, tukang emas, rentenir dan bahkan pelayan dan penjaga pintu. <ref name="concubine">Sinopoli (2003), pp. 130–133</ref>
 
Tulisan-tulisan dalam berbagai genre sastra seperti roman, fiksi, erotika, lagu daerah, dan komposisi musik sangat populer. Sebuah kekayaan literatur yang berhubungan dengan mata pelajaran seperti astronomi, meteorologi, ilmu kedokteran hewan dan kedokteran, astrologi, tata bahasa, filsafat, puisi, prosodi, biografi, sejarah dan leksikon, serta kamus dan ensiklopedi, ditulis di era ini. <ref name="topics">Narasimhacharya (1988), pp. 61–64</ref>
 
Pada tahun 1360, Manjaraja&nbsp;Saya menulis sebuah buku tentang pengobatan berjudul {{Transl|kn|Khagendra Mani Darpana}}, mendasarkannya pada tulisan [[Pujyapada]] abad ke-5. <ref name="toxic">Rice E. P. (1921), p. 45</ref> Padmananka (1385) menulis biografi leluhurnya Kereya Padmarasa, seorang menteri dan penyair Hoysala, dalam sebuah karya berjudul {{Transl|kn|Padmaraja Purana}} . Tulisan ini memberikan rincian tentang [[Kemaharajaan Hoysala|Kekaisaran Hoysala]] dan tokoh-tokoh terkenal seperti penyair Harihara dan Raghavanka. <ref name="pampa5">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> <ref name="raghu">Sahitya Akademi (1992), p. 4003</ref> Chandrashekara (atau Chrakavi), penyair istana Deva Raya&nbsp;II, menulis sebuah catatan tentang kuil Virupaksha, daerah sekitarnya dan pemukimannya di Pampapura ( [[Hampi]] modern) di {{Transl|kn|Pampasthana Varnanam}} pada tahun 1430. <ref name="pampa5" /> Mangaraja&nbsp;II menulis sebuah leksikon yang disebut {{Transl|kn|Mangaraja Nighantu}} pada tahun 1398, sedangkan Abhinava Chandra memberikan penjelasan tentang ilmu kedokteran hewan dalam bukunya yang berjudul {{Transl|kn|Asva Vaidya}} pada abad ke-14. Kavi Malla menulis tentang erotisme di {{Transl|kn|Manmathavijaya}} pada abad ke-14. Pada abad ke-15, Madhava menerjemahkan puisi Sansekerta sebelumnya oleh Dandi dan menyebutnya {{Transl|kn|Madhavalankara}}, dan Isvara Kavi (juga disebut Bana Kavi) menulis prosodi yang disebut {{Transl|kn|Kavijihva Bandhana}} . <ref name="ramendra3">Narasimhacharya (1988), pp. 21–23</ref> <ref name="pros">Narasimhacharya (1988), pp. 62–64</ref>
 
Deparaja, seorang anggota keluarga kerajaan, mengarang {{Transl|kn|Amaruka}} dan kumpulan cerita romantis yang disebut {{Transl|kn|Sobagina Sone}} (1410), yang ditulis dalam bentuk narasi oleh pengarang kepada istrinya. <ref name="ganapathi5">Sastri (1955), p. 363</ref> <ref name="raghu3">Sahitya Akademi (1992), p. 4003</ref> Namun, menurut Kotraiah, {{Transl|kn|Sobagina Sone}} sebenarnya ditulis oleh Raja Deva Raya&nbsp;II. Tulisan itu berisi rincian menarik tentang ekspedisi berburu raja dan pemburu profesional yang menemaninya. <ref name="depa2">Kotraiah in Sinopoli (2003), pp. 130, 134</ref> Pada tahun 1525, Nanjunda Kavi, seorang pangeran feudator menulis tentang sejarah lokal, menerbitkan pidato pangeran Ramanatha (juga disebut [[Kumara Rama]] ) berjudul {{Transl|kn|Ramanatha Charite}} (atau {{Transl|kn|Kumara Rama Sangatya}} ) di meteran {{Transl|kn|sangatya}} . Puisi itu tentang pangeran [[Kampili]] dan kepahlawanannya pada awal invasi Muslim ke India selatan. <ref name="pampa6">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> Karya ini menggabungkan sastra rakyat dan epik. Protagonis menolak kemajuan ibu tirinya, hanya untuk dihukum mati. Dia diselamatkan oleh seorang menteri, tetapi akhirnya mencapai kesyahidan melawan penjajah Muslim di ibukota. <ref name="kumara">Sahitya Akademi (1988), p. 1182</ref>
 
Pada tahun 1567, petapa Jain Srutakirti dari Mysore menerjemahkan dari bahasa Sansekerta sebuah puisi biografi seorang wanita Hoysala Vijayakumari dalam {{Transl|kn|Vijayakumari Charite}} . <ref name="pampa7">Kotraiah in Sinopoli (2003), p. 131</ref> Tulisan ini membahas secara rinci tentang sebuah kota (diyakini sebagai Vijayanagara, ibu kota kerajaan), membahas toko-toko, serikat pekerja, dan bisnisnya. Teks tersebut menggambarkan pemukiman manusia berbasis [[kasta]] yang kaku dan mencatat bahwa orang-orang yang terlibat dalam tugas-tugas duniawi seperti mencuci, memotong rambut, membuat pot dan pertukangan tinggal di luar tembok benteng di jalan-jalan yang dibangun khusus untuk mereka. <ref name="merchants">Kotraiah in Sinopoli (2003), pp. 133–134</ref> Salva (1550) menulis dua puisi berjudul {{Transl|kn|Rasa Ratnakar}} dan {{Transl|kn|Sharada Vilas}} . Yang pertama adalah tentang {{Transl|kn|rasa}} (sentimen puitis atau rasa) dan yang terakhir, hanya sebagian yang telah ditemukan, adalah tentang {{Transl|kn|dhvani}} (makna yang disarankan) dalam puisi. <ref name="salva3">Sastri (1955), p. 360</ref> <ref name="rasa2">Mukherjee (1999), p. 342</ref> {{Transl|kn|Navarasalankara}} Thimma dari abad ke-16 juga membahas cita rasa puitis. <ref name="rasa10">Narasimhacharya (1988), p. 62</ref> Pada abad ke-16, leksikon ditulis oleh Lingamantri ( {{Transl|kn|Kabbigarakaipidi}}<nowiki> ) dan Devottama (transl|kn|Nanaratha Ratnakara}}). </nowiki><ref name="suranga3">Narasimhacharya (1988), pp. 22, 69</ref> <ref name="ratna2">Narasimhacharya (1988), p. 23</ref> Pada pergantian abad ke-17, [[Bhattakalanka Deva]] menulis secara komprehensif tentang tata bahasa Kannada lama. {{Transl|kn|Karnataka Sabdanusasanam}} -nya dimodelkan pada baris tata bahasa Sansekerta dan dianggap sebagai karya yang lengkap. <ref name="gram">Sahitya Akademi (1987), p. 476</ref>
 
== Referensi ==