Sakera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Eboooooh (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Baris 6:
[[Berkas:Sakera.jpg|jmpl|Ilustrasi Sakera digambarkan dengan senjata khasnya, [[Arit]]]]
 
Sakera yang bernama asli Sadiman adalah golongan dari keluarga [[ningrat]] yang di sebut dengan kelas Mas, berlatar belakang Islam yang amat sholeh dan pekerja keras. Profesinya sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula Kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja, sehingga dijuluki Sakera. Sakera adalah pejuang yang anti penjajahan.
 
Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda ambisius untuk membeli lahan perkebunan yang seluas-luasnya dan dengan harga semurah-murahnya. Dengan cara yang licik, orang Belanda itu menyuruh Carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru untuk Perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dengan iming-iming harta dan kekayaan. Sehingga Carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut. Carik Rembang pun menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk perusahaan.
Baris 12:
Sakera pun selalu membela rakyat, karena sikap ketidakadilan yang berkali kali dilakukan oleh Carik Rembang. Sehingga Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya ''Markus'' untuk membunuh ''Sakera''. Suatu hari pekerja sedang istirahat di perkebunan, ''Markus'' marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang ''Sakera''. ''Sakera yang'' mengetahui hal ini, marah dan membunuh ''Markus'' serta pengawalnya di kebon tebu. Sejak saat itu ''Sakera'' menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika ''Sakera'' berkunjung ke rumah ibunya, ia dikeroyok oleh Carik ''Rembang'' dan polisi Belanda. Karena ibu ''Sakera'' diancam akan dibunuh maka, ''Sakera'' akhirnya menyerah, dan dimasukkan ke penjara Di Bangil.
 
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada ''Sakera'' setiap hari. Selama dipenjara ''Sakera'' selalu kangenmerindukan dengankeluarganya Keluarga dirumahnyadirumah. Berbeda dengan ''Sakera'' yang berjiwa besar, sementara ''Sakera'' ada dipenjara. Perlawanan pun tetap dimulai, Carik Rembang dibunuh dan dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tangannya dengan [[celurit]] senjata khas yang digunakan ''Sakera''.
 
Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan ''Sakera'' yang bernama ''Aziz'' untuk mencari kelemahan ''Sakera''. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh pemeritah Belanda di Bangil. Aziz menjebak Sakera dengan licik, akhirnya ''Sakera'' pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya dengan memukulkan "Jamur Kuning" ke badannya. Lagi-lagi Belanda berhasil menangkap kembali ''Sakera'' yang kemudian diadili oleh pemeritah Belanda di Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. ''Sakera'' gugur digantung di Penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.