Wayang kulit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 21080733 oleh Danuganisp (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Dalang wayang kulit: Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 40:
Dalang adalah bagian terpenting dalam pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Dalam terminologi bahasa Jawa, dalang (halang) berasal dari akronim ''ngu'''dhal''' piwu'''lang'''''. ''Ngudhal'' artinya membongkar atau menyebar luaskan dan ''piwulang'' artinya ajaran, pendidikan, ilmu, informasi. Jadi keberadaan dalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan saja pada aspek '''tontonan''' (hiburan) semata, tetapi juga '''tuntunan'''. Oleh karena itu, disamping menguasai teknik pedalangan sebagai aspek hiburan, dalang haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan mampu memberikan pengaruh baik pada permainan tersebut.
 
Dalang-dalang wayang kulit yang mencapai puncak kejayaan dan melegenda antara lain almarhum Ki Tristuti Rachmadi (Solo), almarhum [[Nartosabdo|Ki Narto Sabdo]] (Semarang, gaya Solo), almarhum Ki Surono (Banjarnegara, gaya Banyumas), almarhum [[Ki Timbul Hadiprayitno|Ki Timbul Hadi Prayitno]] (Yogyakarta), almarhum [[Hadi Sugito|Ki Hadi Sugito]] (Kulonprogo, Yogyakarta), Ki Soeparman (gaya Yogyakarta), [[Anom Suroto|Ki Anom Suroto]] (gaya Solo), almarhum [[Manteb Soedharsono|Ki Manteb Soedharsono]] (gaya Solo), [[Enthus Susmono|Ki Enthus Susmono]], Ki Agus Wiranto, almarhum Ki Suleman (gaya Jawa Timur), almarhum Ki Sugino Siswocarito (gaya Banyumas). Sedangkan pesinden yang legendaris adalah almarhumah [[Nyi Tjondrolukito]].
 
== Lihat pula ==