Nirwan Dewanto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penghargaan
Baris 14:
|alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]
}}
'''Nirwan Dewanto''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]], Indonesia|28|9|1961}}) adalah seorang [[budayawan]] terkemuka yang dikenal sebagai [[kurator]] dan pelaku [[seni rupa]], [[penyair]], penulis [[esai]] [[kritik sastra]], [[aktor]], dan [[Aktivis sosial|aktivis]] yang berasal dari [[Indonesia]]. Ia adalah penerima Penghargaan [[Achmad Bakrie]] XVIII 2022 untuk kategori Sastra.<ref>{{Cite web|last=VIVA|first=PT VIVA MEDIA BARU-|date=2022-08-15|title=Achmad Bakrie Award Significant for Indonesian Culture|url=https://www.viva.co.id/english/1509590-achmad-bakrie-award-significant-for-indonesian-culture|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2022-09-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=epicentrum|title=Nirwan Dewanto: Keluarga Bakrie Sudah Mengawal PAB ini selama 20 tahun dengan Argumen yang Tepat dan Terang Benderang|url=https://epicentrum.co.id/read/diskursus/10963/nirwan-dewanto-keluarga-bakrie-sudah-mengawal-pab-ini-selama-20-tahun-dengan-argumen-yang-tepat-dan-terang-benderang|website=epicentrum|language=en|access-date=2022-09-07}}</ref>
 
Tahun 2018, Dewanto menerima ''[[The S.E.A. Write Award]]'' untuk buku kumpulan esai ''Satu Setengah Mata-Mata'' (2016).<ref>{{Cite web|last=Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra|title=The S.E.A. Write Award|url=https://rumahpusbin.kemdikbud.go.id/penghargaan/penghargaan8_detail.php?id=247|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|access-date=2022-09-16}}</ref> Tahun 2018, ''Buku Jingga'' (2018) terpilih sebagai fiksi terbaik oleh [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah Tempo.]]Sebelumnya, ia juga menerima Penghargaan Sastra [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|Badan Bahasa]] 2014 untuk buku ''Buli-Buli Lima Kaki.''<ref>{{Cite web|date=2014-10-30|title=Tiga Sastrawan Dapat Penghargaan Badan Bahasa|url=https://www.inilah.com/tiga-sastrawan-dapat-penghargaan-badan-bahasa|website=Inilah.com|language=id-ID|access-date=2022-09-16}}</ref> Tahun 2011, buku ''Buli-Buli Lima Kaki'' (2010) memenangkan [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] kategori puisi. Tahun 2008, buku kumpulan puisinya, ''Jantung Ratu Lebah,'' memenangkan [[Kusala Sastra Khatulistiwa]]. {{sfn|Hermawan and Messakh 2008, Ayu Utami}}
Dewanto adalah redaktur sastra untuk [[Koran Tempo]] selama 14 tahun sejak mula media itu terbit tahun 2001; media cetak ini menghentikan penerbitannya dengan edisi terakhir pada 31 Desember 2020, mengacu pada perubahan perilaku pembaca surat kabar serta meningkatnya jumlah pelanggan ''Koran Tempo'' versi digital.<ref>{{cite web|last1=Aji|first1=Rosseno|last2=Paskalis|first2=Yohanes|year=2020|title=Transformasi dari Kertas ke Layar|url=https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/461242/transformasi-dari-kertas-ke-layar|website=Koran Tempo|access-date=5 January 2021|last3=Efri R.}}</ref> Dua buku mutakhirnya, ''Buku Merah'' (2017) dan ''Buku Jingga'' (2018), adalah karya fiksi—bisa disebut sebagai puisi-prosa—yang mengolah secara “dekonstruktif” aneka karakter dan motif dari [[Ramayana]] dan [[Mahabharata]]—dua epik [[Jawa]]-[[Agama Hindu|Hindu]]. ''Buku Jingga'' terpilih sebagai fiksi terbaik 2018 oleh [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah Tempo]]. Saat ini, ia aktif di [[Komunitas Salihara]], yang didirikannya bersama jurnalis pendiri [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah mingguan Tempo]] dan sastrawan [[Goenawan Mohamad|Goenawan Mohammad]], jurnalis dan novelis [[Ayu Utami]], musisi [[Tony Prabowo]], dan lain-lain.
 
Saat ini, Dewanto aktif di [[Komunitas Salihara]], yang didirikannya bersama jurnalis pendiri [[Tempo (majalah Indonesia)|majalah mingguan Tempo]] dan sastrawan [[Goenawan Mohamad|Goenawan Mohammad]], jurnalis dan novelis [[Ayu Utami]], musisi [[Tony Prabowo]], dan lain-lain. Ia adalah redaktur sastra untuk [[Koran Tempo]] selama 14 tahun sejak mula media itu terbit tahun 2001; media cetak ini menghentikan penerbitannya dengan edisi terakhir pada 31 Desember 2020, mengacu pada perubahan perilaku pembaca surat kabar serta meningkatnya jumlah pelanggan ''Koran Tempo'' versi digital.<ref>{{cite web|last1=Aji|first1=Rosseno|last2=Paskalis|first2=Yohanes|year=2020|title=Transformasi dari Kertas ke Layar|url=https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/461242/transformasi-dari-kertas-ke-layar|website=Koran Tempo|access-date=5 January 2021|last3=Efri R.}}</ref>
 
== Latar Belakang Pendidikan ==
Nirwan dilahirkan di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], pada tanggal [[28]]&nbsp; [[September]] [[1961]]. Saat masih di [[SMA]] dia sudah menulis [[puisi]]; karya-karyanya diterbitkan di majalah antara lain ''Kuncung'' dan ''[[Kartini (majalah)|Kartini]]''. Nirwan kuliah di [[Institut Teknologi Bandung]] di [[Bandung]], [[Jawa Barat]], dari tahun [[1980]] sampai 1987, dan mulai dikenal sebagai aktivis mahasiswa pro-demokrasi yang memimpin Gerakan Apresiasi Sastra (GAS) ITB tahun 1984, sebelum komunitas tersebut dipimpin oleh [[Fadjroel Rachman|Fadjroel Rahman]] (1985) dan [[Kurnia Effendi]] (1986). Setelah meraih gelar [[Sarjana]] [[Geologi]], kemudian dia berpindah ke [[Jakarta]].{{sfn|Eneste|2001|p=165}}{{sfn|Kompas 2012, Nirwan Dewanto}} Ia adalah alumni dari program residensi ''International Writing Program'' tahun 2007 di [[Universitas Iowa|Universitas Iowa.]]
 
== Kiprah Kesenian ==
Baris 39 ⟶ 41:
* ''Buku Merah'' ([[2017]])
*''Buku Jingga'' ([[2018]])
*''Kaki Kata'' ([[2020]])
*''Dua Marga'' ([[2022]])
== Filmografi ==