}}
'''Ibnu Tughj''', bernama lengkap '''Abū BakrBakar Muḥammad bin Ṭughj bin Juff bin Yiltakīn bin Fūrān bin Fūrī bin Khāqān''' ({{lahirmati||8|2|882||24|6|946}}), yangatau lebih dikenal dengan [[laqabLaqab|gelarnya]] '''al-Ikhshīd''' ({{lang-ar|الإخشيد}}) setelah tahun 939 M, adalah seorang komandan dan gubernur [[Abbasiyyah]] yang menjadi penguasa otonomi [[Mesir Abad Pertengahan|Mesir]] dan sebagian [[Bilad al-Sham|Suriah]] (atau [[Syam]]) dari tahun 935 M sampai kematiannya pada 946 M. Ia adalah pendiri dari [[Dinasti Ikhsyidiyah]], yang berkuasa di wilayah tersebut sampai penaklukanpenaklukkannya oleh [[Fatimiyyah]] pada 969.
Sebagai putra dari [[Tughj bin Juff]], seorang jenderal berdarah [[sukuSuku bangsa Turkic|Turkic]] yang melayani Abbasiyah dan penguasa-penguasa otonom [[Tuluniyah]] Mesir dan Suriah, Muhammad bin Tughj lahir di [[Sejarah Baghdad#Pusat pengetahuan (abad ke-8 sampai ke-9)|Baghdad]] namun dibesarkan di Suriah dan mendapatkan pengalaman administratif dan militer pertamanya di sisi ayahnya. Ia memiliki karier awal yang mencekambergejolak: ia ditahan bersama dengan ayahnya, ia ditahan oleh pihak Abbasiyah pada tahun 905, lalu dibebaskan pada tahun 906,. Ia kemudian ikutberpartisipasi dalam pembunuhan [[vizierwazir]] [[al-Abbas bin al-Hasan al-Jarjara'i]] pada tahun 908, dan kaburmelarikan diri ke [[Sejarah Irak#Abad Pertengahan|Irak]] untuk ikutmengabdi penugasankepada gubernur Mesir, [[Takin al-Khazari]]. Kemudian, ia mendapatkanmemperoleh perlindunganbantuan dari beberapa magnatpembesar AbbasiyahAbbasiyyah yang berpengaruh, terutama kepalapanglima komandanbesar yang berkuasa, [[Mu'nis al-Muzaffar]]. HalHubungan tersebutini membuatnya diangkat menjadi gubernur [[Jund Filastin|Palestina]], pertama dan kemudianlalu [[Damaskus]]. Pada 933 M, ia juga diangkat menjadi gubernur Mesir, tetapi jabatan tersebut dicabut setelah kematian Mu'nis, dan Binia Tughjpun mesti telahberjuang bertarungbahkan untuk mempertahankan jabatan gubernurnya di Damaskus. Pada tahun 935, ia diangkat lagikembali menjadi gubernur di Mesir, dimana ia dengan cepat mengalahkanmemukul mundur invasi Fatimiyah dan menstabilkan negara yang gonjang-ganjingsedang tersebutbergejolak pada saat itu. Masa pemerintahannya ditandai denganmenandai masaperiode perdamaian domestikdalam negeri yang jarang terjadi, kestabilanstabilitas dan pemerintahan yang berjalan dengan baik dalam annal-annalsejarah Mesir IslamisIslam awal. Pada tahun 938, KalifahKhalifah [[al-Radi]] menerimamengabulkan permintaannya untuk mendapatkan gelar ''al-[[Ikhshid]]'', yang dipegang oleh para penguasa dari daerah leluhurnya di [[Lembah Farghana]]. Ia dikenal denganDengan gelar tersebutinilah padaia masadikenal selanjutnyasetelahnya.
Sepanjang kegubernurannyamasa pemerintahannya, al-Ikhshid menghadapiterlibat dalam konflik-konflik dengan penguasasejumlah kawasanpetinggi regional lainnya untukdalam memperebutkan kekuasaan atas Suriah, tanpayang tanpanya Mesir memperhatianrentan terhadap invasi dari timur,. tetapiTetapi taktidak seperti beberapabanyak pemimpin Mesir lainnya, terutama Tuluniyah itu sendiri, ia bersiapbersedia untuk menggunakanmengulur-ulur waktunyawaktu dan berkompromi dengan para rivalnyasaingan-saingannya. Meskipun pada awalnya iadia menguasaimemegang seluruhkendali atas keseluruhan Suriah, iadia kemudian terpaksa untuk menyerahkan setengah bagian utaranyautara-nya kepada [[Muhammad binIbn Ra'iq|Bin Ra'iq]] antara tahun 939 dan 942. Setelah pembunuhan BinIbnu Ra'iq terbunuh, al-Ikhshid menyatakanmenegaskan kembali kekuasaannyakontrolnya atas utara Suriah denganutara, hanya bersaingsaja denganditentang [[dinastioleh Hamdaniyah|Hamdaniyah]]. Pada tahun 944, al-Ikhshid bertemu Kalifahdengan Khalifah [[al-Muttaqi]] di [[Ar-Raqqah|Raqqa]]; kalifahsang tersebutkhalifah telah kaburmelarikan kesanadiri dari berbagai pasukanpihak berkepentingan yang inginberlomba-lomba untuk menculiknya dandemi menguasaimengendalikan pemerintahan kalifahkekhalifahan di Baghdad. Meskipun gagal dalam membujuk kalifahsang tersebutkhalifah untuk datang ke Mesir, iaIbnu Tughj berhasil meraihmenerima pengakuan atas kekuasaan wairsanturun-temurun atasterhadap Mesir, Suriah, dan [[Hejaz]] selama tiga puluh tahun. Setelah keberangkatannyakepergiannya, pangeran Hamdaniyah [[Sayfyang al-Dawla]]penuh yangambisi, ambisiusSaiful-Daulah, merebut [[Aleppo]] dan Suriah utara Suriah pada musim gugur tahun 944, dan meskipun dikalahkan dan dipukuldiusir mundurkeluar dari Suriah oleh BinIbnu Tughj sendiri pada tahun berikutnya, sebuah traktatperjanjian yang membagi kawasanwilayah tersebut menurutsesuai perjanjiandengan garis persetujuan dengan BinIbnu Ra'iq yang dilakukandisepakati pada bukanbulan Oktober. BinIbn Tughj wafatmeninggal sembilan bulan kemudian, meninggalkandan putranyadimakamkan [[Abu'l-Qasimdi UnujurYerusalem. binDia mewariskan putranya, al-Ikhshid|Unujur]], sebagai penguasa domainnyawilayah kekuasaannya, di bawah naunganpengawasan eunuch kulitkasim hitam berkuasayang berpengaruh, [[Abu al-Misk Kafur]].
== Asal muasal dan kehidupan awal ==
|