Kitab Ayub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
GlennMandagi1 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 31:
 
==== Bagian puisi ====
Bagian puisi berisi perkataan-perkataan antara Ayub dengan Elifas, Bildad, dan Zofar dalam tiga babak, kemudian babak monolog Elihu, dan akhirnya monolog [[YahwehAllah]] dan tanggapan Ayub. [[Ratapan]] Ayub dalam kitab ini menyatakan nasib yang lebih buruk daripada maut: keputusasaan Ayub dan sikap Allah yang diam.<ref name="Lasor">{{id}} W. S. Lasor, dkk. 2009, ''Pengantar Perjanjian Lama 2''. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm 113.</ref> Putaran yang pertama mengawali kontroversinya (Ayub 4–14); yang kedua adalah perkembangan kontroversinya (Ayub 15–21); dan yang ketiga adalah puncaknya (Ayub 22–27). Ayub menempatkan Allah sebagai terdakwa dalam sumpahnya bahwa ia tidak bersalah (Ayub 27-31). Hal ini diikuti oleh penyelesaian kontrovesinyakontroversinya melalui kata-kata [[Elihu]] (Ayub 32–37) dan sabda [[Yahweh]]Allah (Ayub 38–41), yang diikuti oleh pengakuan Ayub yang penuh dengan kerendahan hati (Ayub 42:1–6). Ayub mengakui kesalahan dan kebodohannya sendiri. Sebagian orang menafsirkan kata-kata Elihu sebagai klimaks yang palsu karena ia mengulangi argumen-argumen sahabat-sahabat Ayub yang dikecam oleh Allah (Ayub 42:7-9). Pertobatan Ayub kontroversial dan dapat menyiratkan perubahan alur tuntutannya terhadap Allah dan bukan sebuah pengakuan moral tentang dosanya.
 
Secara singkat struktur tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.