Haji Misbach: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 21:
Perkenalannya dengan dunia aktivis menarik minatnya untuk mulai melibatkan diri secara penuh dengan bergabung dalam [[Inlandsche Journalisten Bond]] (IJB) bentukan Mas [[Marco Kartodikromo]] pada tahun [[1914]].
 
== Riwayat Hidup ==
 
* Tahun [[1914]], Misbach mulai aktif dalam [[Inlandsche Journalisten Bond]].
Baris 30:
* Tanggal [[7 Mei]] [[1919]], ditangkap setelah menggambar kartun di Islam Bergerak yang isinya menyinggung [[kapitalis]] [[Belanda]] dan [[Pakubuwono X]], dibebaskan pada [[22 Oktober]] [[1919]].
* Tanggal [[16 Mei]] [[1920]], kembali ditangkap dan dipenjarakan di [[Pekalongan]] selama 2 tahun 3 bulan.
* Tahun [[1922]], keluar dari [[Muhammadiyah]] karena Muhammadiyah dan [[Sarekat Islam|SI]] dianggap mandul dan bersikap kooperatif dengan pemerintah.
* Bulan Mei [[1923]], muncul sebagai propagandis SI Merah/[[Partai Komunis Indonesia|PKI]].
* Tanggal [[20 Oktober]] [[1923]], kembali dijebloskan ke penjara dengan tuduhan terlibat dalam aksi-aksi pembakaran bangsal, penggulingan kereta api, pengeboman dan lain-lain.
* Bulan Juli [[1924]], kembali ditangkap dan dibuang ke [[Kabupaten Manokwari|Manokwari]] dengan tuduhan mendalangi pemogokan-pemogokan dan teror-teror/[[sabotase]] di Surakarta dan sekitarnya.
 
=== Pergerakan Islam ===
[[Takashi Shiraisi]] mengungkapkan ada perbedaan dinamika [[sosial]] [[Islam]] di [[Yogya]] dan [[Surakarta]] masa itu. Ini dikaitkan dengan persamaan dan perbedaan antara KH [[Ahmad Dahlan]], pendiri Muhammadiyah dan, Misbach, seorang [[muslim]] [[ortodoks]] yang saleh, progresif, dan hidup di Surakarta.
 
Baris 44:
Dalam pergerakan Islam Surakarta dan Yogya terdapat perbedaan mencolok. Di Yogya, gerakan Islam tidak hanya reformis, tetapi juga modernis. Tetapi di Surakarta, gerakan kaum muda Islam semua bersifat modernis tetapi tidak semua reformis. Kegiatan keislaman di Surakarta banyak dipengaruhi kiai yang [[progresif]] dalam metode penyampaian tetapi [[ortodoks]] secara isi dakwahnya, seperti [[Kiai Arfah]] dan KH [[Muhammad Adnan]]. Sampai suatu ketika ortodoksi yang cenderung menghindar [[ijtihad]] itu terpecah pada tahun [[1918]].
 
==== Perseteruan antar golongan Islam di Surakarta ====
Perpecahan kelompok Islam di Surakarta dipicu artikel [[Djojosoediro]] di surat kabar [[Djawi Hisworo]], yang mana pemimpin redaksinya adalah [[Martodharsono]]. Pada saat itu, [[Djojosoediro]], atas persetujuan dan dorongan dari Martodharsono, menulis:
 
Baris 53:
[[Martodharsono]] sendiri bukan orang sembarangan. Dia adalah murid [[Tirto Adhi Soerjo]], sang pemula, dan [[Raden Pandji Natarata]] alias [[Raden Sastrawidjaja]], ahli sastra dari Yogyakarta. Ketika artikelnya mulai mendapat respon dan kemarahan dari umat Islam, Martodharsono pun berusaha memberikan klarifikasi di surat kabar [[Djawi Hisworo]]. Namun, klarifikasi tersebut tidak bisa memadamkan api yang sudah terlanjur berkobar.
 
==== Sidik, Amanat, Tabligh, Fathonah (Sidik, Amanat, Tableg, Vatonah (SATV)) ====
Pembentukan TKNM oleh Tjokroaminoto inilah yang kemudian mencuatkan nama Misbach sebagai mubaligh vokal. Misbach lalu menyikapi dengan segera membentuk perkumpulan tablig reformis bernama [[Sidik Amanat Tableg Vatonah]] (SATV) untuk memperkuat “kebenaran dan memajukan Islam”. Ia menyebar seruan tertulis menyerang Martodharsono serta mendorong terlaksananya rapat umum dan membentuk subkomite TKNM. Segeralah beredar cerita, Misbach akan berhadapan dengan Martodharsono di podium. Komunitas yang dulunya kurang greget menyikapi keadaan itu tiba-tiba menjadi dinamis. Kaum muslimin Surakarta berbondong-bondong menghadiri rapat umum di lapangan [[Sriwedari]], pada 24 Februari 1918 yang konon dihadiri 20.000-an orang. Tjokroaminoto mengirim [[Haji Hasan bin Semit]] dan [[Sosrosoedewo]] (penerbit dan redaktur jurnal Islam [[Surabaya]], [[Sinar Islam]]), dua orang kepercayaannya di TKNM. Waktu itu terhimpun sejumlah dana untuk pengembangan organisasi ini. Muslimin Surakarta bergerak proaktif menjaga wibawa Islam terhadap setiap upaya penghinaan terhadapnya. Inilah awal perang membela Islam dari "[[kaum putihan]]" Surakarta.
 
Baris 112:
* {{id}} [http://www.berdikarionline.com/sisi-lain/historia/20110510/haji-merah-dalam-perjuangan-anti-kolonialisme.html "“Haji Merah” Dalam Perjuangan Anti-Kolonialisme"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120408193941/http://www.berdikarionline.com/sisi-lain/historia/20110510/haji-merah-dalam-perjuangan-anti-kolonialisme.html |date=2012-04-08 }}, ''[[Berdikari Online]]'', 10 Mei 2011.
 
{{lifetime|1876|1926|Misbach, Haji Mohamad}}{{Islam di Indonesia}}
[[Kategori:KomunisTokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
[[Kategori:Komunis]]