Pertempuran Uhud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -tl
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 28:
Setelah genap setahun, persiapan mereka benar-benar sudah matang. Tidak kurang dari tiga ribu prajurit Quraisy bersatu dengan sekutu-sekutu mereka dan kabilah-kabilah kecil. Para pemimpin Quraisy berpikir untuk membawa serta para wanita. Karena hal ini dianggap bisa memompa semangat mereka. Adapun jumlah wanita yang diikutsertakan ada lima belas orang.<ref name=":0">{{Cite book|last=Al-Mubarakfuri|first=Syaikh Shafiyyurrahman|date=2021|title=Sirah Rasulullah (Sejarah Hidup Nabi Muhammad)|location=Jakarta|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-6579-57-7|url-status=live}}</ref>
 
Hewan pengangkut dalam pasukan [[Makkah]] ini sejumlah tiga ribu unta. Penuggang kudanya sebanyak dua ratus, yang disebar di sepanjang jalan yang dilaluinya. Pasukan yang dilengkapi dengan baju besi adalah tujuh ratus orang. Komando tertinggi dipegang oleh Abu Sufyan bin HaritsHarb, kornandan pasukan penunggang kuda dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid, dengan Ikrimah bin Abu Jahal sebagai asistennya. Bendera perang sendiri diserahkan kepada Bani Abdud Dar. Setelah persiapan dirasa cukup pasukan Mekkah bergerak menujllmenuju Madinah. Hati mereka bergolak karena dendam kesumat dan kebencian yang ditahan sekian lama, siap diledakkan.<ref name=":0" />
 
Al-Abbas bin Abdul Muththalib yang masih menetap di Mekkah terus memata-mataisetiap gerak-gerik orang [[Quraisy]] dan persiapan militer mereka. Setelah pasukan berangkat, Al-Abbas mengirim surat kilat kepada Nabi yang berisi kabar secara rinci tentang pasukan Quraisy. Utusan Al-Abbas segera pergi untuk menyampaikan surat tersebut dan mampu menempuh perjaıanan [[Makkah|Mekkah]] dan Madinah hanya dalam waktu tiga hari. Dia menyerahkan surat itilitu ketika [[Muhammad|Rasulullah SAW]], saat beliau sedang berada di [[Masjid Quba|Masjid Quba']]. Beliau menyuruh [[Ubay bin Ka'ab]] untuk membacakan surat itu dan memerintahkan agar dirahasiakan. Sejurus kemudian, beliau kembali ke Madinah, lalu memusyawarahkan permasalahannya dengan para pemuka [[Kaum Muhajirin|Muhajirin]] dan Anshar.<ref name=":0" />
 
[[Madinah]] dalam keadaan siaga satu. Tak seorang pun lepas dari senjatanya. Sekalipun sedang shalat, mereka tetap dalam keadaan siaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang bakal terjadi. Sejumlah orang [[Kaum Anshar|Anshar]], seperti [[Sa'ad bin Mu'adz]], [[Usaid bin Hudhair]], dan [[Sa'ad bin Ubadah]] senantiasa menjaga Rasulullah g. Mereka selalu berada di dekat Pintu rumah beliau. Setiap Pintu gerbang Madinah pasti dijaga oleh sejumlah orang karena dikhawatirkan musuh akan menyerang secara mendadak. Sejumlah orang muslim Iainnya bertugas memata-matai setiap gerakan musuh. Mereka berkeliling di setiap jalur yang bisa dilalui orang-orang musyrik untuk menyerang kaum Muslimin.<ref name=":0" />
 
Pasukan Mekkah meneruskan perjalanan dengan mengambil jalur utama ke arah barat menuju Madinah. Ketika mereka tiba di Abwa', Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan mengusulkan untuk menggali kuburan bagi Rasulullah g. Namun, para komandan pasukan Quraisy menolak usulan tersebut. Kali ini, mereka sangat hati-hati terhadap akibat yang harus dihadapi bila mereka berbuat seperti itu. Pasukan melanjutkan perjalanan hingga mendekati Madinah. Mereka melewati Wadi Al-Aqiq, lalu membelok ke arah kanan hingga tiba di dekat bukit Uhud, tepatnya di lokasi yang disebut Ainainy di sebelah utara Madinah. Pasukan Quraisy mengambil tempat di sana pada Jumat, 6 Syawwal 3 H.<ref name=":0" />
 
== Jumlah pasukan ==