Basmerah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki artikel |
k ~ref |
||
Baris 1:
'''Basmerah''' adalah sebuah ritual yang dilaksanakan setahun sekali di Desa [[Pekraman Taman Pohmanis]], [[Kota Denpasar|Denpasar]], [[Bali]]. Basmerah sendiri berasal dari dua kata, yakni ''basme'' dan ''rah''. Dalam [[Bahasa Sanskerta]] ''basme'' berarti "segala sesuatu yang dihancurleburkan oleh api atau abu", sementara dalam [[Bahasa Jawa Kuna|Bahasa Jawa Kuno]] berarti "abu atau sejenis urap yang dioleskan pada dahi sebagai penanda [[sekte]]". Adapun kata rah berkaitan dengan darah. Jika kedua kata dikombinasikan, maka dapat diartikan bahwa basmerah berarti darah yang dioleskan pada dahi sebagai penanda.
Prosesi dari basmerah dilakukan dengan cara menyembelih leher ''kucit butuan'' (anak babi jantan) untuk kemudian darahnya dioleskan pada dahi masyarakat sebagai tanda keikutsertaan. Ritual ini biasa diadakan pada Kajeng Kliwon Sasih Kanem yang biasanya jatuh antara bulan November hingga Desember. Istilah lain dari ritual ini adalah ''mecaru'' dan ''nyambleh sasih kanem''. Sasih kanem dipilih sebagai waktu pelaksanaan karena pada saat itu adalah saat yang rentan akan datangnya berbagai penyakit yang bisa mengganggu manusia dan lingkungan.<ref name=":0" /> Basmerah telah ditetapkan sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|warisan budaya takbenda Indonesia]] asal Denpasar, Bali pada 2018.<ref>{{Cite web|url=https://travel.tempo.co/read/1114947/ini-4-warisan-budaya-tak-benda-indonesia-baru-yang-asli-denpasar|title=Ini 4 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Baru yang Asli Denpasar|last=Nariswari|first=Rita|date=2018-08-08|website=Tempo|language=en|access-date=2019-02-19}}</ref>
|