Intan Paramaditha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.5 |
k ~ref |
||
Baris 37:
== Sastra atau Fiksi ==
Intan Paramaditha dikenal lewat ''Sihir Perempuan'', kumpulan cerpen yang masuk ldalam jajaran lima besar Khatulistiwa Literary Award ([[Kusala Sastra Khatulistiwa]]) pada tahun 2005 <ref>"Khatulistiwa Announces Short List," The Jakarta Post, 4 September 2005.</ref> dan novel ''Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu'', buku sastra prosa terbaik Tempo 2017.
Cerpen-cerpennya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Stephen J. Epstein dan terbit dengan judul ''Apple and Knife'' (2018).<ref> [https://www.thesaturdaypaper.com.au/2018/03/31/apple-and-knife/15199956005881 "Intan Paramaditha: Apple and Knife,"] The Saturday Paper, 3-9 Maret, 2018.</ref> Buku tersebut diterbitkan oleh [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/The_Lifted_Brow Brow Books] di Australia dan [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Harvill_Secker Harvill Secker] dari grup Penguin Random House di Inggris.<ref> [https://www.penguin.co.uk/books/111/1116880/apple-and-knife/9781784709792.html "Apple and Knife,"] www.penguin.co.uk.</ref> ''Sydney Morning Herald'' menyebut Intan sebagai bagian dari gelombang baru penulis perempuan yang mengolah isu seputar tubuh, kuasa, identitas, dan perlawanan perempuan.<ref> [https://www.smh.com.au/entertainment/books/the-new-wave-emerging-female-writers-push-the-boundaries-20180504-h0zmjn.html “The new wave: emerging female writers push the boundaries,”] 4 Mei, 2018.</ref> Novel ''Gentayangan'', yang juga diterjemahkan oleh Stephen J. Epstein, mendapatkan PEN/ Heim Translation Fund Grant dari PEN America dan PEN Translates Award dari English PEN pada tahun 2018.
Ia juga menulis naskah teater yaitu ''Goyang Penasaran'', pertunjukan kolaborasi [[Teater Garasi]] dan disutradarai oleh Naomi Srikandi. Pertunjukan tersebut diadaptasi dari cerpen Intan dengan judul yang sama dalam buku ''Kumpulan Budak Setan'', serta dipentaskan di Yogyakarta dan Teater Salihara Jakarta (2012). Berkisah tentang penyanyi dangdut kampung yang dipuja sekaligus dihujat, ''Goyang Penasaran'' menawarkan pandangan kritis atas isu seksualitas, agama, dan politik setelah jatuhnya rezim Orde Baru.<ref>“The Obsessive Twist Coming Your Way,” The Jakarta Post, 3 Maret, 2012.</ref>
|