Korps Barisan Madura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ~ref |
||
Baris 4:
== Kedudukan ==
Pada strata sosial militer pada saat itu, [[prajurit]] barisan dianggap sebagai abdi. Sedangkan jabatan [[perwira]] sampai letnan disebut mantri-mantri bariasan. Untuk mantri akan mendapat imbalan desa ''percaton'' dengan tambahan keuntungan-keuntungan dari berbagai pelayanan tetap. Abdi barisan akan mendapat [[sawah]] ''percaton'' dan upah untuk jerih payahnya walaupun tidak setiap periode menerima. Orang madura meskipun agresif, tapi tidak senang berdinas [[militer]] seperti yang diharapkan Belanda. Perekrutan tentara kolonial banyak yang menemui jalan buntu meskipun telah diiming-imingi berbagai janji manis dan harta benda. Perbedaan yang mencolok antara barisan dan prajurit lain adalah boleh tinggal di rumah bersama [[keluarga]] dan kegiatan [[Latihan fisik|latihan]] pun tidak akan mengganggu kegiatan sehari-hari untuk [[Petani|bertani]]. Setelah barisan dibentuk pada tahun 1831, barisan menjadi [[tradisi]] mengakar pada tiga kerajaan dan dapat dijadikan sarana untuk melanggengkan kekuasaan [[bangsawan]].
Dalam barisan terdapat tiga [[korps]] atau kesatuan, yaitu korps barisan [[Kabupaten Sumenep|sumenep]], korps barisan [[pamekasan]], dan korps barisan [[bangkalan]]. Ketiga barisan ini berada pada pengawasan langsung [[Gubernur]] [[Jawa Timur]]. Setiap korps terdiri dari infanteris yang dipimpin langsung oleh perwira madura sendiri.
== Referensi ==
|