Malaikat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan pranala Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k ~ref |
||
Baris 29:
[[Berkas:Persian_angel_1555.jpg|ka|jmpl| Penggambaran malaikat dalam miniatur [[Syi'ah|Syiah]] (Persia, 1555) ]]
Kepercayaan pada [[Malaikat (Islam)]] adalah dasar bagi Islam. Kata [[Al-Qur'an]] untuk malaikat ( {{Arabiyyah|ملك}} ''{{Transl|ar|ALA|malak}}'') berasal dari ''Malaka'', yang berarti "dia mengendalikan", karena kekuatan mereka untuk mengatur urusan yang berbeda ditugaskan kepada mereka,
Al-Quran adalah sumber utama untuk konsep Islam tentang malaikat.<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} p. 23</ref> Beberapa dari mereka, seperti [[Gabriel]] dan [[Mikhael]], disebutkan namanya dalam Al Qur'an, yang lain hanya disebut oleh fungsi mereka. Dalam literatur [[hadis]], malaikat sering ditugaskan hanya pada satu fenomena tertentu.<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} hal. 79</ref> Malaikat memainkan peran penting dalam [[Isra Mikraj]], di mana Muhammad bertemu beberapa malaikat selama perjalanannya di surga.<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} hal. 29</ref> Malaikat selanjutnya sering ditampilkan dalam eskatologi [[Ilmu kalam]], [[Ilmu kalam]], dan [[filsafat Islam]].<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} hal. 22</ref> Tugas yang diberikan kepada malaikat mencakup, misalnya, mengkomunikasikan [[wahyu]] dari Allah, memuliakan Allah, mencatat tindakan setiap orang, dan mengambil [[Jiwa]] pada saat kematian.
Dalam Islam, seperti dalam Yudaisme dan Kristen, malaikat sering diwakili dalam [[Antropomorfisme]] yang dikombinasikan dengan gambar [[supernatural]], seperti sayap, berukuran besar atau memakai benda-benda surgawi.<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} pp. 97-99</ref> Al-Quran menggambarkan mereka sebagai "rasul dengan sayap — dua, atau tiga, atau empat (berpasangan): Dia [Tuhan] menambah Ciptaan sesuai keinginannya..." Karakteristik umum untuk malaikat adalah kebutuhan mereka yang hilang akan keinginan tubuh, seperti makan dan minum.<ref>Cenap Çakmak ''Islam: A Worldwide Encyclopedia [4 volumes]'' ABC-CLIO, 18.05.2017 {{ISBN|9781610692175}} p. 140</ref> Kurangnya afinitas mereka terhadap keinginan material juga diekspresikan oleh ciptaan mereka dari cahaya: Malaikat belas kasihan diciptakan dari ''nur'' (cahaya dingin) yang bertentangan dengan malaikat hukuman yang diciptakan dari ''nar'' (cahaya panas).
Walaupun kepercayaan kepada malaikat-malaikat tetap salah satu dari [[Rukun Iman]] dalam [[Islam]], namun tidak dapat ditemukan dogmatis angelologi dalam tradisi Islam. Meskipun demikian, para ulama telah membahas peran malaikat tertentudalam [[Isra Mikraj]], dan ayat-ayat Alquran. Bahkan jika mereka tidak dengan fokus diteliti, mereka telah ditampilkan dalam berbagai cerita rakyat, perdebatan filsafat dan [[Ilmu kalam]]. Sementara dalam [[Zaman Kejayaan Islam]], meluasnya gagasan tersebut diterima sebagai kanonik, ada tendesi kontemporer para ahli untuk menolak banyak penelitian tentang malaikat-malaikat, seperti memanggil ''Malaikat Kematian'' dengan nama ''Azra'il''.<ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi akhbar al-mala'ik'' 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} part 1.1 and 1.2.</ref>
[[Ibnu Sina]], yang memanfaatkan [[Emanasi]] [[Neoplatonisme]] dari [[Al-Farabi]], mengembangkan hierarki ''angelologi Intellects'', yang diciptakan oleh "[[Monad (filsafat)]]". Oleh karena itu, ciptaan pertama oleh Tuhan adalah malaikat tertinggi yang diikuti oleh malaikat agung lainnya, yang diidentifikasi dengan Intellek rendah. Selanjutnya, terdapat malaikat rendah atau "bola bergerak", di mana pada gilirannya, memancarkan Intelek lainnya sampai mencapai batas intelek, yang memerintah atas jiwa-jiwa. Akal kesepuluh bertanggung jawab untuk mewujudkan bentuk materi dan menerangi pikiran.
Dalam [[Agama rakyat]], masing-masing malaikat dapat dimunculkan dalam [[Ruqyah]] (ruqyah), yang namanya diukir dalam jimat.<ref>Patrick Hughes, Thomas Patrick Hughes ''Dictionary of Islam'' Asian Educational Services 1995 {{ISBN|978-8-120-60672-2}} page 73</ref>
Beberapa [[Modernisme Islam]] telah menekankan interpretasi ulang metaforis dari konsep malaikat.
=== Kristen ===
Baris 70:
=== Iman Bahá'í ===
Dalam bukunya ''Certitude'' [[Bahá'u'lláh]], pendiri [[Baha'i|Iman Bahá'í]], menggambarkan malaikat sebagai orang yang "telah menghabiskan waktu dengan api cinta Tuhan, dengan semua sifat dan keterbatasan manusia", dan telah "berpakaian sendiri" dengan atribut malaikat dan telah "diberkahi dengan atribut spiritual". [['Abdu'l-Bahá]] menggambarkan malaikat sebagai "konfirmasi Tuhan dan kekuatan surgawi-Nya" dan sebagai "makhluk yang diberkati yang telah memutuskan semua hubungan dengan dunia bawah ini" dan "dilepaskan dari rantai diri", dan "penyingkap Tuhan berlimpah rahmat ". Tulisan-tulisan Bahá'í juga merujuk pada ''[[Concourse on High]]'', pembawa acara malaikat, dan visi [[Maid of Heaven]] dari Bahá'u'lláh.
=== Setanisme ===
Baris 76:
== Zoroastrianisme ==
Dalam [[Zoroastrianisme]] ada tokoh-tokoh seperti malaikat yang berbeda. Misalnya, setiap orang memiliki satu [[malaikat pelindung]], yang disebut Fravashi. Mereka melindungi manusia dan makhluk lain, dan juga memanifestasikan energi Tuhan. [[Amesha Spenta]]s sering dianggap sebagai malaikat, meskipun tidak ada referensi langsung,<ref name="autogenerated1">Lewis, James R., Oliver, Evelyn Dorothy, Sisung Kelle S. (Editor) (1996), ''Angels A to Z'', Entry: ''Zoroastrianism'', pp. 425–427, [[Visible Ink Press]], {{ISBN|0-7876-0652-9}}</ref> tetapi lebih merupakan emanasi [[Ahura Mazda]] ("Dewa Bijaksana", Tuhan); yang pada awalnya muncul secara abstrak dan kemudian dipersonalisasi, terkait dengan beragam aspek ciptaan ilahi.
== Neoplatonisme ==
Dalam komentar [[Proclus]] (abad ke-4, di bawah pemerintahan Kristen) tentang [[Timaios (dialog)|Timaeus]] dari [[Plato]], Proclus menggunakan terminologi "malaikat" (''aggelikos dan'' ''aggelos'') sehubungan dengan makhluk metafisik. Menurut [[Aristoteles]], sama seperti adanya [[Penggerak yang tak digerakkan|penggerak utama spiritual]],<ref>{{Cite book|last=[[Aristotle]]|url=http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus:text:1999.01.0051:book=12:section=1072a|title=Metaphysics|at=1072a ff.}}</ref> demikian juga harus ada penggerak sekunder spiritual.
== Sikhisme ==
Baris 86:
: ਜਮ ਜੰਦਾਰੁ ਨ ਲਗਈ ਇਉ ਭਉਜਲੁ ਤਰੈ ਤਰਾਸਿ
: Pemberitahu kematian tidak akan menyentuh kamu; dengan cara ini, kamu akan menyeberangi lautan dunia yang menakutkan, membawa orang lain menyeberang bersamamu.
:: - Sri Guru Granth Sahib, Siree Raag, First Mehl, p. 22.
: ਅਜਰਾਈਲੁ ਯਾਰੁ ਬੰਦੇ ਜਿਸੁ ਤੇਰਾ ਆਧਾਰੁ
: Azraa-eel, Utusan Maut, adalah sahabat manusia yang memiliki dukungan Anda, Tuhan.
:: - Sri Guru Granth Sahib, Tilang, Fifth Mehl, Third House, p. 724.
Dalam waktu yang sama, [[Guru Granth Sahib|Sri Guru Granth Sahib]] berbicara tentang Chitar figuratif (ਚਿਤ੍ਰ) dan Gupat (ਗੁਪਤੁ):
Baris 97:
: ਭਗਤ ਜਨਾ ਕਉ ਦ੍ਰਿਸਟਿ ਨ ਪੇਖਾ
: Chitar dan Gupat, para malaikat pencatat yang sadar dan tidak sadar, menulis kisah semua makhluk fana, / tetapi mereka bahkan tidak bisa melihat para penyembah Tuhan yang rendah hati.
:: - Sri Guru Granth Sahib, Aasaa, Mehl Kelima, Panch-Pada, hal. 393.
Namun, [[Sikhisme]] tidak pernah memiliki sistem malaikat secara literal, lebih memilih bimbingan tanpa seruan eksplisit pada tatanan atau makhluk gaib.
Baris 178:
Diyakini oleh para Teosofis bahwa arwah alam, [[unsur]] ([[Katai|gnome]], [[undine]], sylf, dan salamander), dan [[peri]] juga dapat diamati ketika mata ketiga diaktifkan.<ref>{{Cite web|url=http://geocities.com/athens/Olympus/3987/devas4.html|title=Eskild Tjalve's paintings of devas, nature spirits, elementals and fairies:|date=21 November 2002|publisher=Web.archive.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20021121131124/http://geocities.com/athens/Olympus/3987/devas4.html|archive-date=21 November 2002|access-date=30 July 2012}}</ref> Dipertahankan oleh para Teosofis bahwa makhluk-makhluk yang kurang berkembang secara evolusi ini belum pernah berinkarnasi sebelumnya sebagai manusia; mereka dianggap berada pada jalur evolusi spiritual yang terpisah yang disebut "evolusi deva"; pada akhirnya, ketika [[jiwa]] mereka maju saat mereka [[Reinkarnasi|bereinkarnasi]], diyakini mereka akan menjelma sebagai dewa.<ref name="Powell"> Powell, AE ''Tata Surya'' London: 1930 Rumah Penerbit Teosofis (Garis Besar Skema Teosofi Evolusi) Lihat grafik "Lifewave" (lihat indeks) </ref>
Ditegaskan oleh Teosofis bahwa semua makhluk yang disebutkan di atas memiliki tubuh eterik yang tersusun dari ''materi eterik'', sejenis materi yang lebih halus dan lebih murni yang tersusun dari partikel yang lebih kecil daripada [[Materi|materi bidang fisik]] biasa.
== Brahma Kumaris ==
|