SMA Negeri 4 Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
k ~ref
Baris 38:
Pada 1975 SMA Padang Luar Kota berganti nama menjadi SMA Lubuk Begalung dipimpin oleh Nazan Arif yang kemudian menjadi ketua yayasan. Sekolah ini dikukuhkan dengan akte notaris nomor 23 tertanggal 16 Maret 1976.<ref name=dirjen>http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/verval/dokumen/skoperasional/195014-343843-477863-129664970-1088932769.pdf</ref> SMA Lubuk Begalung beroperasi dengan bantuan guru dan administrator dari SMP Lubuk Begalung. Drs. Syamsudin menjabat kepala sekolah SMA yang juga merangkap sebagai Kepala Sekolah SMP Lubuk Begalung. Syamsudin dibantu oleh AA. Ranasti dan Kaidir, BA sebagai wakil kepala sekolah. Selanjutnya pada tahun 1978, SMA Lubuk Begalung menjadi filial [[SMA Negeri 2 Padang]].<ref name=plk/><ref name=sejarah>{{Cite web |url=https://sman4padang.sch.id/index.php/profile/sejarah |title=Salinan arsip |access-date=2021-02-05 |archive-date=2021-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210205114833/https://sman4padang.sch.id/index.php/profile/sejarah |dead-url=no }}</ref><ref name=stkip>http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/download/4357</ref>
 
Pada tahun 1979, gedung Sekolah Filial SMA Negeri 2 Padang dipindahkan ke lokasi saat ini. Guru-guru yang mengajar di sekolah ini adalah Drs. Helmi Mukhtar, Dra. Rohana Amir, Ermanida Yusuf, Nurma Roslan, Nuriah Nur, Misnar, Mardiati, dan Muslaini. <ref name=plk/><ref name=sejarah/><ref name=stkip/>
 
Dengan tercukupinya syarat menjadi sekolah tunggal, maka pada 15 Agustus 1979, Direktur Pendidikan Menengah Umum Ditjen Dikdasmen Depdikbud mengusulkan penunggalan SMA Lubuk Begalung Filial SMA Negeri II Padang. Hal ini didasarkan surat persetujuan [[Bupati Padang Pariaman|Bupati Kepala Daerah (KDH) Tingkat II Padang Pariaman]], [[Gubernur Sumatra Barat|Gubernur KDH Tingkat I Sumatra Barat]], Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum, dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Barat. Persyaratan seperti jumlah kelas, murid, persyaratan guru, animo masyarakat untuk kelangsungan sekolah, memiliki gedung sendiri, dan teknis edukatif sudah dipenuhi.<ref name=dirjen/>