Tari Moyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Salm Abdullah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
k ~ref
Baris 9:
Tari moyo merupakan tarian yang istimewa, oleh karena itu tarian ini dulunya ditampilkan dalam acara-acara tertentu, seperti penyambutan saat panglima kembali dari berperang, dalam acara-acara kerajaan untuk menghibur para raja dan ratu serta menyambut para tamu-tamu raja dan dimainkan oleh gadis-gadis asli nias. Selain itu, tarian ini juga ditampilkan pada pesta adat perkawinan. Pada pesta adat perkawinan masyarakat nias. Tari moyo (''tari elang'') yang ditampilkan pada pesta adat perkawinan selalu dimainkan secara beriringan dengan urutan yang pertama adalah Lompat Batu. Kemudian dilanjutkan dengan Tari Perang yang bersambungan dengan Tari Moyo dan diakhiri dengan Tari Fogaele. Setelah itu, para penari membawakan persembahan sirih kepada pengantin dan para tamu yang datang.<ref>{{Cite journal|last=|first=|date=2017|title=Nilai Pendidikan Sosial Dalam Tari Moyo (Tari Elang) Pada Masyarakat Nias Di Kota Medan|url=http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gesture/article/viewFile/7198/6149|journal=Universitas Negeri Medan|volume=|issue=|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>
 
Tarian ini mengalami transformasi dari tarian yang khusus ditujukan kepada bangsawan menjadi sebuah kesenian rakyat. Terbukti, tarian ini kini dipelajari oleh kaum perempuan secara terbuka, tidak lagi tergantung pada status sosial yang mereka miliki. Tarian ini diterapkan menjadi salah satu kegiatan ekstrakukurikuler di sekolah, sebagai penerapan dari konsep muatan lokal sekolah. Transformasi formalitas seni budaya kaum bangsawan menjadi kesenian rakyat merupakan bentuk difusi budaya yang muncul karena adanya perubahan nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada pada masyarakat. <ref name=":0" />
 
Perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat akibat hilangnya pemerintahan adat yang digantikan dengan pemerintahan desa oleh pemerintah, serta hilangnya kepercayaan leluhur karena tergantikan dengan agama yang diakui secara nasional mengakibatkan Tari Moyo yang tadinya hanya ditarikan untuk kalangan bangsawan kini sudah menjadi bagian dari kesenian rakyat. <ref name=":0" />
 
Tari Moyo disebut sebagai perpindahan skema yang sifatnya fundamental antara produksi seni dengan proses sosial. Perubahan yang terjadi sekarang ini adalah bahwa Tari Moyo tidak lagi ditujukan sebagai bagian dari ritual masyarakat, kepercayaan sudah beralih dari penyembahan terhadap leluhur menjadi agama Kristen dan Katolik. Tari Moyo memiliki nilai pendidikan sosial yang dapat dikembangkan sebagai sarana pembentukan karakter yang kuat, diantaranya: 1. Menumbuhkan rasa kebersamaan 2. Rasa ikut memiliki 3. Rasa tanggungjawab 4. Kekompakan 5. Rasa keterikatan dan rasa sayang Hasil penelitian Sari ini menegaskan bahwa tarian kini tidak lagi dilakukan untuk kesenangan, untuk kepuasan, mengisi waktu luang, mengekspresikan diri, dan hal-hal lain yang sifatnya personal, tetapi juga dapat diarahkan untuk pembangunan karakter serta nilai-nilai luhur bagi generasi muda yang menghadirkan lebih banyak manfaat dari sebelumnya.<ref name=":0" />