Tari Soya-Soya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→top: unrelated |
k ~ref |
||
Baris 1:
'''Tari Soya-soya''' adalah salah satu [[Tari|tarian]] tradisi masyarakat [[Maluku Utara]] yang dipercaya telah ada sejak masa [[Kesultanan Ternate]] dipimpin oleh [[ Sultan Babullah ]]. Tarian ini termasuk dalam kategori tarian perang yang pada awal terciptanya ditarikan oleh 18 orang laki-laki atau lebih. Gerakan tari ini sangat lincah dan dinamis, beberapa gerakannya seperti kuda-kuda menyerang, menghindar dan menangkis. Pada tahun 2013, Tarian ini telah ditetapkan sebagai Warisan [[Budaya]] Takbenda Nasional dengan nomor registrasi 201300066, domain seni pertunjukan dari Provinsi Maluku Utara.
== Apresiasi Publik ==
Tari Soya-soya juga menjadi salah satu tarian yang ditampilkan pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71 di [[Istana Negara]]. Pada kesempatan itu, ditarikan tari "Sadadu On The Sea" yang mengkombinasikan empat tarian dari Maluku (Tari Soya-soya, Tari Cakalele, Tari Sara Dabi-Dabi, dan Tari Legu Salai). Para penarinya terdiri dari 100 pemuda-pemudi terpilih dari [[Kabupaten Halmahera Barat]].
[[Berkas:Darryl Sanggelorang Memperagakan Tarian Soya-soya.jpg|jmpl|331x331px|Darryl Sanggelorang menarikan tari Soya-soya.]]
Salah satu pemuda yang aktif dalam melestarikan tari Soya-Soya adalah Darryl Simeon Sanggelorang. Usianya masih 16 tahun, tetapi ia telah melatih teman-temannya menarikan tari-tari tradisional Maluku Utara. Pengalaman pentasnya juga sudah melanglang buana. Ia menjadi salah satu penari "Sasadu on The Sea" dalam Acara Festival Teluk [[Jailolo, Halmahera Barat|Jailolo]] dari 2016 hingga 2018; Peserta Pentas Budaya HUT ke-246 Kota Gianyar, Bali pada 2017; berpartisipasi pada "Sadadu On The Sea" pada perayaan HUT Republik Indonesia ke-71 di Istana Negara. Atas kiprahnya, ia mendapatkan penghargaan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi Kategori Anak dan Remaja pada 2018 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.<ref>{{Cite book|title=Profil Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2018|last=Rukmana, dkk|first=Aan|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI|year=2018|isbn=|location=DKI Jakarta|pages=175 - 178}}</ref>
|