Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Muhamad Indra Ibrahim (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Aris riyanto Tag: Pengembalian |
Kuduskanlah (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 6:
== Etimologi ==
Beberapa pendapat
- '''Allah''' adalah nama pribadi Tuhan yang disembah oleh
Umat Islam, ''"Bismillah"'' artinya dengan Nama Allah, sedangkan ilah adalah gelar atau sebutan.
- '''Allah bukan dari kata al-ilah''', sebab kalau Allah dari ilah seperti banyak yang dijelaskan oleh
pendeta-pendeta yang mengaku dosen [[Islamologi]]: Allah dari
ilah dengan menghilangkan Alif sehingga tinggal ''lah´'', maka
artinya sudah berubah, bukan tuhan/dewa lagi, tetapi ''li
syakhshin´'' atau baginya laki-laki´
- Ilah itu sudah satu paket kosa kata yang tidak bisa dipenggal-
penggal. Kenapa? Karena Ilah adalah kata benda, berbeda
dengan kata kerja.
- Ilah bisa dimasukkan Alif Lam karena ilah adalah gelar atau
sebutan. Contoh lain: ''Ustaadzun´'' yang artinya guru´, jadi
bisa dmasukkan Alif Lam sehingga menjadi ''Al-ustaadzu´''
yang berarti Guru laki-laki itu´, sedangkan '''Allah''' tidak bisa,
karena dia '''NAMA PRIBADI''' Tuhan orang Islam (bismillaah)
yang sudah diketahui dan Allah itu adalah kata benda yang
sudah menjadi satu paket. Contoh lain: Fatimah tidak bisa
ditulis menjadi Al-Fatima karena Fatimah itu NAMA PRIBADI
seseorang, mana bisa Allah menjadi Al-allah ?
- Ilah / Al-ilah ada mutsanahnya (ilahaani) artinya dua tuhan /
dua dewa dan jamaknya dalam hal ini adalah jamak taktsir
menjadi Aalihah artinya banyak tuhan atau banyak dewa.
Sedangkan '''Allah''' tidak ada mutsannah (tastniahnya)
Allahaani, kalau ada... artinya bukan Allah lagi tetapi Allahaani
dan ini mengganti nama tuhan orang Islam. Apalagi dalam
jamak, sama sekali tidak ada karena NAMA PRIBADI tidak
bisa diduakan, apalagi dijamakkan. Contoh: Fatimah kalau
dimutsannahkan Fatimataani, berarti namanya bukan Fatimah
Etimologi dari kata ''Allāh'' telah dibahas secara luas oleh para filolog Arab klasik.<ref name="D.B. Macdonald. 1093">D.B. Macdonald. ''Encyclopedia of Islam'', Edisi ke-2, Brill. "Ilah", Vol. 3, Hal. 1093.</ref> Ahli tata bahasa dari aliran Basra menganggapnya sebagai salah satu yang dibentuk secara spontan (''murtajal'') atau sebagai bentuk ''lāh'' (dari akar kata bahasa ''lyh'' dengan makna luhur atau tersembunyi).<ref name="D.B. Macdonald. 1093" /> Yang lain berpendapat bahwa itu dipinjam dari bahasa Syria atau Ibrani, tetapi sebagian besar menganggapnya berasal dari kontraksi kata Arab itu sendiri yang menggabungkan kata ''al-'' (sang) dan ''ilāh'' (sesembahan) menjadi ''al-lah'' yang berarti Sang Sesembahan atau Tuhan.<ref name="D.B. Macdonald. 1093" /><ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/allah|title=Allah|last=|first=|date=|website=Online Etymology Dictionary|others=Arabic name for the Supreme Being, 1702, Alha, from Arabic Allah, contraction of al-Ilah, literally "the God," from al "the" + Ilah "God," which is cognate with Aramaic elah, Hebrew eloah|access-date=5/24/2020}}</ref> Mayoritas sarjana modern dengan skeptis meyakini teori yang terakhir, karena Allah itu nama diri Tuhannya umat Islam bukan gelar/sebutan umum.<ref>Gerhard Böwering. ''Encyclopedia of the Quran'', Brill, 2002. Vol. 2, Hal. 318</ref>
|