Akidah Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 12:
Berdasarkan defenisi tersebut, Akidah dapat didefinisikan keimanan yang teguh dan pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban beribadah dan taat kepada Allah, beriman kepada [[malaikat|para malaikatNya]], [[rasul|rasul-rasulNya]], [[kitab|kitab-kitabNya]], [[hari Akhir]], takdir baik dan buruk, serta segala permasalahan yang telah jelas dan shahih tentang landasan Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi [[ijma']] (konsensus) dari [[salafush shalih]], serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.<ref>Lihat ''Buhuuts fii 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah'' (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql, cet. II/ Daarul 'Ashimah/ th. 1419 H, ''Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah'' (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan ''Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah fil 'Aqiidah'' oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql.</ref>
 
=== Istilah lainLain ===
Selain kata "Aqidah", para ulama dari zaman ke zaman juga menggunakan istilah atau sebutan lain, dengan lingkup pembahasan yang sama. Contohnya sebagai berikut:
* '''Iman''', yang bermakna ucapan (lisan) dan perbuatan tubuh (atau keyakinan dan perbuatan).<ref name="Imam Humaidi">''Pokok-pokok Aqidah Ahlussunnah'' terjemah ''Ushulus Sunnah'' karya Imam Al-Humaidi, cetakan pertama th 2015. Tim Yayasan BISA.</ref> Contoh penggunaan istilah ini adalah pada judul '''''Kitab Al-Iman''''' karya Ibnu Mandah Al-Hambali (wafat 395 H) dan '''''Kitab Al-Iman''''' karya [[Ibnu Rajab|Ibnu Rojab Al-Hambali]] (wafat 795 H).