Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kuduskanlah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kuduskanlah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 67:
[[Albert Cornelius Ruyl]], seorang pedagang Belanda yang juga ikut menyusun kamus [[bahasa Belanda]]–[[Bahasa Melayu|Melayu]] tersebut, menerjemahkan Alkitab ke [[Bahasa Melayu]] pada tahun 1962.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Matius Terjemahan Ruyl|url=https://sejarah.co/artikel/sejarah_penerjemahan_alkitab_bahasa_melayu_indonesia_ruyl.htm|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Di dalam terjemahannya ini sudah memuat nama Allah.<ref>{{Cite book|last=Herlianto|first=|date=2001|title=Siapakah yang bernama Allah itu?|location=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|pages=101|url-status=live}}</ref> Saat itu, bahasa yang dipakai adalah Bahasa Melayu, sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] (''lingua franca'') bukan hanya di Kepulauan [[Nusantara]], melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Budaya|archive-url=https://web.archive.org/web/20200523172516/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|archive-date=2020-05-23|dead-url=yes|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Kata "Tuhan" belumlah digunakan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah ''Ensiklopedi Populer Gereja'' oleh Adolf Heuken SJ pada tahun 1976. Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu ''tuan'' yang berarti atasan/penguasa/pemilik.<ref>Heuken, Adolf (1976), ''Ensiklopedi Populer Gereja''</ref> Jadi yang terjadi pada umat Kristen di Nusantara dulu seperti yang terjadi pada umat Kristen di Arab, mereka hanya mengenal kata Allah sebagai pengganti kata Yunani "''Theos''".
 
== Penyalahgunaan nama Allah didalam Alkitab Kristen terjemahan LAI ==
 
Berbeda dengan umat Islam yang memakai nama '''Allah''' sebagai nama pribadi atau proper name, maka kita akan menemukan didalam terjemahan LAI, nama ''Allah'' hanya dipakai sebagai gelar/sebutan. Mereka beranggapan bahwa Allah sinonim dari El atau Elohim; Padahal menurut beberapa orang ini keliru. El atau Elohim lebih tepat diterjemahkan menjadi "ilah" atau "rabb" atau yang lebih gampang menjadi "Tuhan". Maka didalam terjemahan LAI banyak istilah-istilah aneh yang bertentangan dengan istilah-istilah Islam. Seperti istilah:
Baris 73:
''Allahku, allahmu, allahnya, para allah, allah asing, allah-allah, allah lain dll''.
 
Ini salah besar, sebab secara kaidah bahasa tidak benar. Tidak akan ada bahasa arab yang berbunyi seperti ini: ''Allahku, allahmu, allahnya, para allah, allah asing, allah-allah, allah lain''. Tentu ini sangat berbahaya, bisa merubah makna yang sebenarnya dari nama Allah yang adalah proper name Tuhannya umat Islam, tetapi diubah oleh mereka menjadi sebutan/gelar yang bersifat umum kepada semua tuhan. Bahasa menjadi rancu dan rusak. Dibandingkan dengan terjemahan LAI, terjemahan [[Alkitab Shellabear]] lebih baik, sebab "ALLAH" dipakai sebagai proper name mengganti [[YHWH (Tetragrammaton)]] saja, bukan dipakai sebagai sebutan umum kepada semua tuhan. Sebenarnya umat Islam tidak melarang menggunakan nama Allah didalam Alkitab mereka, tetapi yang perlu mereka perhatikan adalah perhatikan kaidah bahasa dan gunakanlah nama Allah ditempat yang tepat dan benar. Sebab penyalahgunaan nama ''Allah'' bisa memicu perpecahan dan permusuhan dan saling curiga antar sesama umat beragama. Sehingga menjadi penyulut permusuhan. dan kebencian antar umat beragama.
 
Proses penerjemahan Alkitab yang dimulai sejak abad ke-17 oleh pihak [[Hindia Belanda]] diambil alih oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia]] (LAI) yang mulai berdiri secara resmi pada 9 Februari 1954.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sejarah Lembaga Alkitab Indonesia|url=http://indonesian.bible/ibs-history/|website=Lembaga Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Versi terjemahan LAI yang dipakai saat ini adalah [[Alkitab Terjemahan Baru|Terjemahan Baru]] yang sudah diselesaikan sejak 1974. Dalam perjalanan waktu, pemerintah pusat menerbitkan [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] (KBBI) yang menjadi pedoman definisi kata atau istilah yang mulai terbit pada tahun 1988. Di dalam KBBI, makna kata "Allah" dicatatkan menjadi sebuah nama bukan jabatan. Allah adalah nama Tuhan dalam Bahasa Arab atau merujuk kepada pujaan umat Muslim.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/Allah|title=Allah|last=|first=|date=|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia|others=Allah n nama Tuhan dalam bahasa Arab|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Hal inilah menjadi titik mula perdebatan penggunaan Allah untuk kalangan umat Kristen Indonesia. Karena nama Allah menjadi kabur dan rancu didalam maknanya. Padahal Allah itu proper name bukam gelar atau sebutan. Begitupun orang-orang Arab pra Islam menggunakan nama Allah sebagai proper name bukan sebagai titel.