Cornelis Poortman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 7:
== Kontroversi ==
Sebagaimana yang ditulis oleh Parlindungan, Poortman memimpin penggeledahan Kelenteng Sam Po Kong di [[Semarang]] dan mengangkut naskah berbahasa [[Tionghoa]] yang terdapat di sana, sebagian telah berusia 400 tahun pada saat itu, sebanyak 3 cikar (pedati yang ditarik lembu), pada tahun 1928 dalam rangka tugas yang diembannya dari pemerintah kolonial [[Belanda]] untuk menyelidiki apakah [[Raden Patah]] itu orang [[Tionghoa]] atau bukan.<ref>Asvi Warman Adam, ''Babad Tionghoa Muslim'', [http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=187382 Republika Online, id:187382, Senin, 14 Februari 2005].</ref> Walaupun tokoh ini belum benar-benar dapat dibuktikan keberadaannya, atau juga apakah merupakan orang yang lain akan tetapi berada posisi jabatan yang sama pada saat itu,<ref name="jones_1987">Russel Jones, ''Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries'', [http://links.jstor.org/sici?sici=0041-977X%281987%2950%3A2%3C423%3ACMIJIT%3E2.0.CO%3B2-X Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 50, No. 2. (1987), pp. 423-424].</ref> akan tetapi Mangaraja Onggang Parlindungan telah mengutip banyak pernyataannya dalam bukunya ''[[Tuanku Rao]]'',<ref>Asvi Warman Adam, ''Wali Songo Berasal dari Cina?'', [http://www.mesias.8k.com/asvi2.htm MESIASS, asvi2, 15.01.2003 11:58:51]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, dikutip dari Kompas, Selasa, 12 Februari 2002.</ref> yang kemudian juga
Ricklefs menyatakan bahwa usaha-usaha pencarian oleh para sarjana Belanda untuk mengidentifikasi Poortman tidak menghasilkan apa-apa. Seharusnya Poortman adalah seorang yang cukup tinggi jabatannya, dan mengingat juga terdapat klaim yang menyatakan bahwa ia adalah murid dari Snouck Hurgronje dan guru dari van Leur.<ref>H. J. De Graaf and Th. G. Th. Pigeaud, ''Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries Edited by M. C. Ricklefs'', (Monash Papers on Southeast Asie, No. 12.) xiii, 221 pp. map. Melbourne: Monash University, 1984, pp. iii.</ref>
|