Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kuduskanlah (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 21736331 oleh Arya 88 (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Suntingan Kuduskanlah (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Arya 88
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 68:
 
== Kontroversi nama Allah didalam Alkitab Kristen terjemahan LAI ==
{{Cleanup rewrite}}
 
<!--
Bagian ini harus ditulis ulang, karena tidak sesuai dengan kaidah Wikipedia. Contoh:
#"Padahal menurut beberapa orang ini keliru" - siapa beberapa orang yang dimaksud?
#"Padahal menurut beberapa orang ini keliru" - kan cuma beberapa orang saja kan? Artinya beberapa yang lain setuju dong? Lalu Wikipedia harus berpihak pada siapa? Yang pro atau yang kontra? Jawabannya tidak keduanya. Hindari penyamaran opini. Lihat artikel Wikipedia:Pedoman gaya/Hindari penyamaran opini
#"Penyalahgunaan nama Allah didalam Alkitab Kristen terjemahan LAI" - melanggar sudut pandang netral. Lihat Wikipedia:Sudut pandang netral
 
-->
 
Berbeda dengan umat Islam yang memakai nama '''Allah''' sebagai nama pribadi atau proper name, maka kita akan menemukan didalam terjemahan LAI, nama ''Allah'' hanya dipakai sebagai gelar/sebutan. Mereka beranggapan bahwa Allah sinonim dari El atau Elohim; Padahal menurut beberapa orang ini keliru.{{siapa}} El atau Elohim lebih tepat diterjemahkan menjadi "ilah" atau "rabb" atau yang lebih gampang menjadi "Tuhan". Maka didalam terjemahan LAI banyak istilah-istilah aneh yang bertentangan dengan istilah-istilah Islam. Seperti istilah:
 
''Allahku, allahmu, allahnya, para allah, allah asing, allah-allah, allah lain dll''.
 
Ini salah besar, sebab secara kaidah bahasa tidak benar, sebab Allah tidak ada bentuk jamaknya. Tidak akan ada bahasa arab yang berbunyi seperti ini: ''Allahku, allahmu, allahnya, para allah, allah asing, allah-allah, allah lain dll.''. Tentu ini sangat berbahaya, bisa merubah makna yang sebenarnya dari nama Allah yang adalah proper name Tuhannya umat Islam, tetapi diubah oleh mereka menjadi sebutan/gelar yang bersifat umum kepada semua tuhan. Bahasa menjadi rancu dan rusak. Dibandingkan dengan terjemahan LAI, terjemahan [[Alkitab Shellabear]] mungkin lebih baik, sebab "ALLAH" dipakai sebagai proper name menggantikanmengganti [[YHWH (Tetragrammaton)]] saja, bukan dipakai sebagai sebutan umum kepada semua tuhan. Sebenarnya umat Islam tidak melarang menggunakan nama Allah didalam Alkitab mereka, tetapi yang perlu mereka perhatikan adalah perhatikan kaidah bahasa yang benar dan gunakanlah nama Allah ditempat yang tepat dan benar. Sebab penyalahgunaan nama ''Allah'' bisa memicu perpecahan dan permusuhan dan saling curiga antar sesama umat beragama. Sehingga menjadi penyulut permusuhan dan kebencian antar umat beragama.

Proses penerjemahan Alkitab yang dimulai sejak abad ke-17 oleh pihak [[Hindia Belanda]] diambil alih oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia]] (LAI) yang mulai berdiri secara resmi pada 9 Februari 1954.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sejarah Lembaga Alkitab Indonesia|url=http://indonesian.bible/ibs-history/|website=Lembaga Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Versi terjemahan LAI yang dipakai saat ini adalah [[Alkitab Terjemahan Baru|Terjemahan Baru]] yang sudah diselesaikan sejak 1974. Dalam perjalanan waktu, pemerintah pusat menerbitkan [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] (KBBI) yang menjadi pedoman definisi kata atau istilah yang mulai terbit pada tahun 1988. Di dalam KBBI, makna kata "Allah" dicatatkan menjadi sebuah nama bukan jabatan. Allah adalah nama Tuhan dalam Bahasa Arab atau merujuk kepada pujaan umat Muslim.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/Allah|title=Allah|last=|first=|date=|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia|others=Allah n nama Tuhan dalam bahasa Arab|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Hal inilah menjadi titik mula perdebatan penggunaan Allah untuk kalangan umat Kristen Indonesia. Karena nama Allah menjadi kabur dan rancu didalam maknanya. Padahal Allah itu proper name bukam gelar atau sebutan. Begitupun orang-orang Arab pra Islam menggunakan nama Allah sebagai proper name bukan sebagai titel.
 
Walaupun KBBI edisi I sudah mulai memuat makna kata Allah yang berbeda dengan kata Tuhan pada tahun 1988, Alkitab-Alkitab bahasa Indonesia tetap memakai kata Allah untuk menerjemahkan kata ''El/Eloah/Elohim'' (Ibrani) dan kata ''Theos'' (Yunani) sampai saat ini. TB LAI juga merekam kata-kata A<small>LLAH</small> (semua huruf besar) dan allah (semua huruf kecil) selain kata Allah. Sarjana sastra banyak menyoroti LAI karena terjemahannya tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dan bahasa arab.