Liem Seeng Tee: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JayaGood (bicara | kontrib)
k →‎Riwayat Hidup dan PT. HM. Sampoerna: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
JayaGood (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 46:
== [[HM Sampoerna]] sepeninggal Liem Seeng Tee ==
 
HM Sampoerna mengalami kesulitan besar sepeninggal Liem Seeng Tee, ketika usaha itu dikelola oleh dua putri Liem Seeng Tee (Sien dan Hwee) dan menantunya, yakni suami kedua putrinya tersebut. Kesulitan besar itu muncul karena datangnya investor asing yang masuk ke Indonesia membangun industri rokok putih dengan teknologi linting mesin. Sementara itu dua putra Seeng Tee, [[SieLiem Swie HuaHwa]] dan [[Aga Sampoerna|Liem Swie Ling]], tidak tertarik meneruskan usaha HM Sampoerna. [[SieSwie HuaHwa]], si sulung, lebih suka membuka usaha tembakau, sedangkan adiknya, [[Liem Swie Ling]], membuka pabrik rokok di [[Denpasar]] dengan merek [[Panamas]], yang produksinya ternyata ikut menggerogoti pasar HM Sampoerna di [[Jawa Timur]].
 
Khawatir akan nasib HM Sampoerna, SieSwie HuaHwa akhirnya menyurati adiknya, dan memintanya untuk mengambil alih perusahaan itu, karena dia merasa usahanya sendiri tidak bisa dilepaskannya begitu saja. Gayung pun bersambut, [[Liem Swie Ling]] menyanggupi permintaan itu, bahkan akhirnya juga memindahkan Panamas ke [[Malang]], tak jauh dari HM Sampoerna. Liem Swie Ling, yang kemudian selalu memperkenalkan diri sebagai [[Aga Sampoerna]], kemudian dengan kekuatan penuh mencoba menghidupkan kembali HM Sampoerna sesuai dengan semangat besar ayahnya. Itulah yang merupakan awal kebangkitan baru HM Sampoerna
 
Di tangan [[Aga Sampoerna]] perusahaan itu semakin berkibar. Di awal tahun 70an, seiring dengan masuknya [[Putera Sampoerna]], putera Liem Swie Ling / Aga Sampoerna, ke jajaran manajemen, perusahaan terus berkembang pesat. Jumlah karyawan sudah mencapai 1200 orang, dengan produksi 1,3 juta batang rokok per hari. Tahun [[1979]] pabrik milik HM Sampoerna sempat kembali terbakar habis, tetapi dalam waktu 24 hari Dji Sam Soe sudah berhasil kembali mendatangi konsumennya. Aga Sampoerna meninggal dunia pada tanggal [[13 Oktober]] [[1995]], meninggalkan perusahaan yang terus semakin maju pesat.
 
Ide untuk menjadi perusahaan publik adalah ide [[Putera Sampoerna]] yang awalnya tidak secara bulat diterima oleh keluarganya. Tetapi dengan penuh kesabaran Putera sampoernaSampoerna berhasil meyakinkan mereka, bahwa go public akan mengantar perusahaan itu ke tataran global, dan nilai absolut saham milik keluarga pasti akan meningkat setelah itu, satu keyakinan yang ternyata benar di kemudian hari. Kini perusahaan yang bermula dari unit usaha rumahan itu sudah berada di tangan generasi keempat, di bawah kepemimpinan [[Michael Sampoerna|Michael Joseph Sampoerna]], dan telah menjadi salah satu perusahaan publik papan atas.
 
Maret [[2005]] merupakan masa penting dalam perjalanan bisnis Putera Sampoerna dan keluarganya, di mana Putera memutuskan untuk menjual menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke [[Philip Morris International]].